Athar 42

98 4 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.

-Happy reading-

Naila baru saja keluar dari toilet rumah sakit dan sedang berjalan menuju ke parkiran. Ia berjalan sambil memasukkan ponsel ke dalam tas, sehingga tanpa sengaja ia menabrak seseorang dan membuat barang bawaan orang tersebut jatuh.

Naila langsung meminta maaf dan membantu mengambil kertas tersebut. Saat ingin memberikan ia terkejut.

"Kak Devan? Belum pulang? yang lain mana?" tanya gadis itu sambil melihat sekitar.

"Belum, yang lain udah pulang duluan tadi." jawab Devan.

"Terus Kak Devan ngapain di sini?" tanya Naila lagi.

"Gue abis jenguk saudara yang sakit."

"Beneran?" tanya Naila memastikan, pasalnya ia tidak yakin dengan ucapan Devan.

Devan hanya mengangguk.

"Terus itu apa?" Naila memicingkan matanya melihat kertas putih yang Devan pegang.

"Oh, ini hasil pemeriksaan saudara gue, suruh gue yang simpen." jawab nya tanpa ragu.

Naila mengangguk. "Ya udah, kalau gitu gue ke depan dulu, ya, Kak. Kasian Kak Athar udah nunggu dari tadi." pamit Naila kepada Devan.

"Bye, Kak Devan," gadis itu langsung berjalan dengan cepat meninggalkan Devan.

***

"Lo ngapain berhenti di sini?" tanya Kelvin pada kembarannya yang tiba-tiba berhenti mendadak. Saat ini mereka sedang berhenti di depan markas EVRHOS.

"Tumben nih markas sepi, motornya juga nggak ada." jawab Kelvan.

"Mungkin nggak sih mereka yang celakain orang tuanya, Athar? atau mereka di suruh?"

"Soalnya kemarin gue nemu-"

"Udah, ayo pulang," potong Kelvin. "Gue capek mau rebahan."

Tanpa berlama-lama disana, mereka menyalakan motor masing-masing dan meninggalkan tempat tersebut. Tanpa mereka sadari, ada yang memperhatikan mereka sedari tadi.

***

Motor Athar berhenti tepat di depan rumah Naila. Ia mengantar Naila dengan aman dan selamat. Naila melepas pelukan tangannya pada pinggang Athar dan turun dari motor.

"Makasih, ya, Kak usaha nganterin aku." ucap Naila dengan tersenyum tipisnya. Senyum tipis, namun terkesan sangat manis. Itu yang membuat Athar jatuh cinta.

Naila meraih lengan Athar dan mengusapnya pelan. "Yang sabar, ya. Berdoa biar orang tua kamu cepet sadar."

Setelah mengatakan itu, Naila berbalik badan dan berjalan menjauh.

"Nai..," panggil Athar ke gadisnya dengan suara lirih. Naila yang mendengar panggilan itu langsung menoleh ke belakang.

"Soal yang tadi siang aku minta maaf."

"Ssstt, nggak usah di bahas lagi." ucap Naila. "Aku nggak mau kamu bahas itu lagi."

Athar tersenyum datar, lalu berjalan menghampiri Naila dan meraih tangan Naila.

"Maaf karna aku udah maksa kamu buat pacaran sama kamu, maaf karena selama ini aku udah jadiin kamu bahan taruhan sama, Dania, dan makasih karna kamu udah mau jdi pacar aku,"

"Kenapa ngomong gitu?"

"Maksud kamu ngomong kayak gitu apa?"

"Kamu mau putus dari aku?"

"Jawab, Kak,"

Naila terus menatap Athar, dengan air mata yang jatuh saat itu juga.

"Oke, aku emang kecewa sama kamu, tapi, aku nggak mau kalau kita putus." tangis Naila semakin terisak.

Athar menangkup pipi Naila"Jujur aja, Nai... kamu jelek loh kalau lagi nangis," ujar Athar sembari di iringi tawa.

Athar langsung memeluk Naila karena merasa bersalah. Ia hanya iseng saja tadi, tidak berniat untuk membuat gadisnya sampai menangis
Naila langsung melepas pelukan Athar dan mengusap air matanya.

"Gak lucu."

"Udah nangis beneran kayak gini malah, bercanda," lirih gadis itu

"Gemes banget sih sama cewek ini.." Athar mencubit kedua pipi Naila.

Naila pun tidak tinggal diam, ia juga membalas perbuatan Athar.

"Auuhh..." ringis Athar. Saking geramnya, Naila sampai mencubit lengan Athar.

"Aku pulang dulu, ya." pamit Athar, sambil mengacak-acak rambut Naila.

"Yang tadi nggak beneran, kan?" tanya Naila lagi, memastikan.

"Nggak, sayang,"

"Sini peluk dulu," ucapnya sambil merentangkan kedua tangan. Naila dengan segera mendekat dan memeluk Athar.

Keduanya berpelukan dengan sangat erat, seakan tidak ada hari esok lagi untuk berpelukan.

Athar memejamkan matanya, tangannya mengelus ujung kepala hingga pundak gadisnya dengan sangat lembut. Tidak lupa, ia mengecup hingga menghirup rambut Naila yang sangat ia sukai wanginya.

"Udah, ya? Aku mau pulang dulu,"

"Jangan, Kak, aku takut," rengek Naila tanpa melepas pelukannya.

"Takut kenapa?"

"Takut kalau kamu kenapa-napa, takut kalau kamu nanti ninggalin aku, takut kalau nanti kamu-" mendengar pernyataan Naila yang semakin ngaco, Athar menempelkan jarinya di bibir Naila.

"Aku baik-baik aja kok,"

"Janji?" Naila mengangkat jari kelingking nya. Athar kemudian membalas dengan cara menautkan jari kelingkingnya dengan Naila.

"Janji aku bakal baik-baik aja, janji aku nggak bakal ninggalin kamu, janji aku akan terus bersama kamu selamanya."

***

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN:

@wattpadsoll23_
@sollhsn

FOLLOW AKUN MEREKA JUGA:

@revazarfanbase_
@atharnau_
@devdrgntara_
@kala_linggap
@sadewamhm6
@gue.kelvin
@kelvananggr
@nailabny

11-06-24

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang