Athar 18

79 4 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapak ku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka, ya.

Jangan lupa tinggalin jejak.


-Happy reading-

Athar dan Naila kini sedang dalam perjalanan pulang. Athar mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Sehingga membuat Naila ketakutan dan memeluk pinggang Athar dengan sangat kuat. Awalnya tadi Athar mengendarai motor dengan sangat aman di kecepatan rata-rata. Namun, seketika Athar menambah kecepatan

Cowok itu ngebut bukan karena iseng. Tapi, karena Athar melihat ada Rafa yanig sedang mengikutinya saat ini. Athar kembali melihat spion, jarak Rafa dengannya sudah sangat dekat. Athar menambah kecepatannya lagi menjadi seratus.

"KAKK!!" Naila semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Athar dengan kepala yang ia sandarkan di punggung cowok itu.

"KAK, JANGAN NGEBUT!" teriak Naila.

Athar mengabaikan teriakan Naila, cowok itu masih saja ngebut di jalan raya yang saat ini banyak sekali kendaraan berlalu lalang.

Hingga beberapa menit kemudian, Athar tiba-tiba mengerem motornya mendadak. Membuat dirinya dan Naila terhuyung ke depan. Athar mengerem karena ia menghindari mobil yang berlawanan arah dengannya.

Masih syok, Athar tidak turun dari motor, cowok itu hanya melepas helm nya dan memastikan bahwa gadisnya di belakang tidak kenapa-kenapa. Tak berselang lama, ada motor yang berhenti di depan motornya. Siapa lagi kalau bukan Rafa.

Rafa melepas helm nya dan mulai berjalan menghampiri Athar. "Kok kabur, sih, lo takut ketemu gue?" tanya Rafa saat sudah berdiri di samping motor Athar.

Tidak ada jawaban dari Athar, Rafa tersenyum miring. Ia menatap Athar sinis, kemudian beralih menatap Naila dengan ujung bibir yang ia tarik ke atas.

"Cewek lo, nih? cakep banget." ucap Rafa dengan mengedipkan satu matanya.

"Hai, cantik." jari Rafa mencolek dagu Naila. Athar yang melihat itu langsung menepis tangan Rafa. Athar tidak suka jika ada yang mengganggu Naila, apalagi yang ganggu saat ini adalah musuhnya.

"Jangan pernah lo sentuh, Naila sedikit pun." ucap Athar dengan sedikit marah. Cowok itu menatap Rafa tajam.

"Atau urusan lo sama gue bertambah." lanjut Athar.

Rafa tersenyum. " Menarik juga tantangannya. Kapan-kapan mau gue coba."

Rafa berjalan mendekat ke arah Athar, ia berdiri tepat di samping telinga dan berbisik sesuatu. "Nanti kalau lo kalah, cewek lo buat gue, ya."

Athar yang mendengar itu langsung emosi, seketika kedua tangannya mengepal dan langsung menonjok pipi Rafa.

"Brengsek!"

Rafa yang menerima pukulan itu terhuyung ke bawah. Ia langsung berdiri tegak seperti semula sembari memegang pipi nya yang terkena pukul.

"Tiga hari lagi, lo harus dateng ke tempat biasa. Kita ketemu di sana buat balapan."

Setelah mengucapkan itu, Rafa pergi dari hadapannya. Athar langsung memakai helm nya kembali tanpa mengucapkan satu kata pun.

Sedangkan, Naila, ia hanya diam ketakutan karena baru kali ini ia melihat Athar marah seperti itu.

***

"Kadev," panggil Bella teriak entah sudah ke berapa, namun tidak ada sahutan dari Devan.

Bella yang merasa kesal, langsung berdiri di pijakan kaki motor. Bella berteriak sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.

"PEGANGAN, BEL, NANTI JATUH!" teriak Devan. Cowok itu mulai memelankan kecepatan motornya karena takut Bella jatuh. Tanpa rasa takut, Bella malah berniat akan sedikit melompat.

"Satu, dua, ti-" belum juga hitungannya selesai, kaki Bella sudah lebih dulu terpeleset. Alhasil, gadis itu kehilangan keseimbangannya dan terjatuh dengan posisi tangan berpegangan pada pundak Devan.

Detik itu juga, Devan menghentikan motornya lalu membuka kaca helm nya.

"Makanya kalau di bilangin tuh nurut, sayang." Kedua tangannya langsung menarik tangan Bella untuk melingkar di pinggang nya lalu ia satukan untuk berpegangan pada perut, lebih tepatnya memeluk.

"Udah diem harus gini terus sampai rumah." ucap Athar lagi.

Cowok itu langsung melajukan motor nya dengan cepat.

***

Athar berhenti tepat di depan rumah Naila. Cowok itu langsung mengantarkan Naila pulang. Rencana nya yang ingin mengajak Naila jalan-jalan sebelum pulang kini gagal. Naila sudah turun dari motor dan melepas helmnya, ingin bertanya tentang tadi, tapi, ia masih ragu. Takut kalau Athar masih marah.

"Masuk, gih, gue pulang, ya." pamit Athar pada Naila. Naila hanya mengangguk sambil menatap Athar.

"Kak," panggil Athar yang baru saja akan memakai helm nya. Panggilan Naila mampu membuat Athar tidak jadi memakai helm.

"Kenapa?"

"Kak Athar bener mau balapan?" tanya Naila memberanikan diri. Gadis itu masih menunggu jawaban cowok di depannya.

"Iya,"

"Bukannya lima hari lagi Kakak lomba olimpiade, ya? nanti kalau Kakak kenapa-kenapa gimana?"

Athar tersenyum. "Gue nggak bakal kenapa-kenapa. Lo tenang aja."

"Kenap? lo khawatir sama gue?" tanya Athar sekaligus menggoda Naila. Ia kini malah menyangga dagu nya dengan telapak tangan dan terus menatap Naila.

"Nggak,"

"Ciee malu ngakuin ciee," goda Athar lagi.

"Nggak! udah pulang aja sana."

"Dih, ngusir."

Tidak berniat membalas, Naila langsung berjalan untuk masuk ke dalam rumah.









28-01-23

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang