Haii,
Selamat datang di lapak ku.
Selamat datang di lapak Athar.
Semoga suka, ya.
Jangan lupa tinggalin jejak.
-Happy reading-
"ATHAR!"
Teriak seorang pria dari arah mobil. Athar yang tadinya sudah siap menjalankan motor, kini ia terpaksa berhenti menatap mobil putih yang parkir tidak jauh dari tempatnya.
Pintu mobil tersebut mulai terbuka, terlihat pria paruh baya keluar dari mobil dengan pakaian biasa, dia Aris-Papa Athar. Kemudian, di ikuti dengan keluarnya wanita paruh baya dari pintu sebelah, dia Yuni-Mama Athar.
Papa Athar berjalan mendekati keramaian yang ada dengan langkah tegas dan tatapan yang lurus ke depan. Pria tersebut menerobos keramaian yang ada.
Athar dengan segera melepas helmnya dan menatap Papa nya dengan raut bahagia. "Ini beneran, Papa? Papa pulang?"
Tidak bisa dipungkiri, melihat raut wajah Athar dia memang sangat bahagia. Dia bahkan sampai turun dari motornya dan berdiri di hadapan Papa nya.
"Uda malam, ayo kita pulang!" ajak Papa Athar tanpa basa-basi.
"Tapi, Pa, aku lag-"
"Papa tunggu di rumah!" potong nya, dengan suara sedikit keras.
Papa Athar langsung melangkahkan kaki nya untuk pergi dari sana, tanpa menoleh sedikitpun meski Athar memanggilnya berulang kali.
Athar masih menatap punggung Papa nya yang baru saja masuk mobil, dan dalam hitungan detik mobil itu sudah melaju kencang.
"Kasian ada yang di marahin," ejek Reza, memulai keributan.
"Ciee yang di cariin bokapnya," lanjut salah satu anggota EVRHOS.
"Ciee ada yang di ajak pulang nih," timpal yang lainnya.
"Ciee anak Papa," kali ini Rafa yang bersuara.
Amarah Athar sedikit muncul. Tak ingin berlama-lama mendengar ocehan mereka, Athar langsung memakai helm nya tanpa niatan menggubris mereka.
Senyuman kemenangan terlihat di bibir Rafa. "Bener kan gue bilang. Bakalan ada yang malu di sini.
***
Athar sudah sampai di rumahnya dan langsung masuk. Di ruang tamu ia melihat Papa dan Mama nya duduk di sofa. Aris menatap nya dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan lagi. Mendapati tatapan seperti itu membuat Athar ragu, namun, karena rasa rindu nya yang terlalu dalam membuatnya memberanikan diri mendekati keduanya.
Baru saja melangkahkan satu kakinya, suara Aris mampu menghentikan langkah nya.
"Habis ngapain kamu tadi?" mendapat pertanyaan seperti itu membuat Athar mengurungkan niatnya dan memilih diam di tempat.
Baru saja ingin menjawab, namun, Aris sudah lebih dulu menjawabnya. "Habis balapan? iya?!"
"Jadi selama ini kamu balapan?!"
"Kamu ngapain sih ikutan kayak gitu?"
"Uang yang Papa kasih kurang buat kamu? sampai-sampai kamu ikut gituan!"
Emosi Aris sudah tidak terkontrol. Yuni mencoba menenangkan suaminya, namun Aris malah membentak istrinya.
Aris berjalan ke arah Athar dengan tatapan mengintimidasi. Emosi pria itu sudah di ubun-ubun, di tambah ia melihat segerombolan geng motor parkir di halaman rumahnya lalu masuk begitu saja, rasa nya ingin meledak.
Aris menatap kelima cowok yang baru saja masuk dan berdiri tidak jauh di belakang Athar.
"Apa jangan-jangan kamu ikut geng motor jalanan kayak mereka? iya?!"
"JAWAB PAPA, ATHAR!"
Athar masih menunduk, Aris mengeraskan suaranya tepat di samping kupingnya.
"Jangan bilang selama ini kamu nggak pernah belajar? mau jadi apa kamu nanti!" Aris duduk kembali di sofa sembari mengusap kasar kepalanya.
Daniel baru saja sampai pada saat itu. Ia terkejut mendapati Kakak nya-Aris yang sudah tersulut emosi. Ia mencoba mendekati Aris dan memegang pundaknya.
"Tenang dulu, ya, Kak." ucap Daniel mencoba menenangkan Aris. Namun, Aris malah kembali berdiri dan kali ini menatap nya.
"Daniel, kamu tahu soal ini? soal Athar yang ikut-ikutan geng motor? tahu?"
Daniel hanya mengangguk sebagai jawaban. "Soal itu memang aku yang kasih ijin."
"Kamu kasih ijin? kamu mikir nggak sih, Niel, dengan kamu kasih ijin dia itu artinya sama aja kamu bebasin dia, Niel."
"Aku titipin Athar ke kamu supaya kamu bisa jagain dia."
"Tapi, Kak, ak-"
"Stop, Pa! stop Papa perlakuin aku kayak anak kecil. Stop, Papa nyalahin Om Daniel." Athar memberanikan menatap Aris. suara yang tadinya ia simpan kini keluar.
"Kamu berani ngelawan, Papa? kamu lebih belain Om kamu ini?"
"Iya." jawab nya dengan singkat.
"Papa ini orang tua kandung kamu. Harusnya kamu belain, Papa!"
"Papa emang orang tua kandung aku. Tapi, selama ini Om Daniel yang selalu ada dan ngerawat aku. Om Daniel juga nggak pernah nuntut aku ini itu kayak, Papa!"
"Papa cuma pengen kamu jadi anak yang pintar, Athar, berguna di masa depan!"
"Tapi bagi aku itu nuntut, Pa. Setiap hari, Papa selalu aja video call aku buat ngerjain tugas ataupun soal dari, Papa."
"Papa pikir otak aku bisa ngerjain itu semua selama dua puluh empat jam?"
"Heh, kalian berlima. Pasti kalian kan yang ngotorin otak anak saya sampai-sampai dia bisa membantah saya?!"
"Papa nggak usah nyalahin mereka."
"Percuma tahu nggak, Papa pulang kalau cuma buat keributan. Mending nggak usah pulang aja sekalian."
Setelah berkata seperti itu, Athar langsung saja berlari menaiki tangga. Saat berada di tengah, Athar berhenti karena mendengar ucapan Aris.
"KELUAR DARI GENG MOTOR!"
***
"Tolonglah, Kak, jangan terlalu keras sama, Athar. Dia itu masih remaja, dia masih mau menikmati masa muda nya."
"Justru itu, Niel, aku mau mengenalkan dan mengajarkan dia tentang perusahaan keluarga kita."
"Lagipula siapa lagi yang akan meneruskan perusahaan keluarga ini kalau bukan dia? kamu? emang kamu mampu?"
"Tapi, kan, Kak-"
"Hah, sudahlah. Kita bahas ini lain waktu saja. Aku capek mau istirahat." Aris langsung berdiri dari sofa dan berjalan menuju kamar.
Saat berjalan, ia berpapasan dengan Athar yang berjalan menuju ruang tamu. Mereka saling menatap dengan perasaan yang masih sangat kesal.
"Om, aku pulang ke rumah, Om aja, ya. Aku nggak betah di sini, hawanya panas." ujar Athar kepada Daniel.
***
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN:
@wattpadsoll23_
@sollhsnFOLLOW AKUN MEREKA JUGA:
@revazarfanbase_
@atharnau_
@devdrgntara_
@kala_linggap
@sadewamhm6
@gue.kelvin
@kelvananggr
@nailabny26-08-23
KAMU SEDANG MEMBACA
Athar
Teen Fiction(Follow dulu sebelum baca) Athar Naufal Aldinata, Orangnya pintar, sering menjuarai lomba akademik dan non akademik, sering juga jadi juara di kelas. Selain di kenal berprestasi, ia juga di kenal sebagai ketua dari geng motor REVAZAR. Geng motor ini...