Athar 02

222 10 0
                                    

Haii,

Selamat datang di lapakku.

Selamat datang di lapak Athar.

Semoga suka ya.

Jangan lupa tinggalin jejak ya.

-Happy reading-

Malam ini, anggota inti REVAZAR gang sedang berkumpul di rumah Athar. Mereka sudah berkumpul karena Athar yang mengajak. Semenjak Athar tinggal di rumah om nya, ia tidak pernah pulang ke rumahnya. Jika ia ingin mengunjungi rumahnya ia akan mengajak sahabatnya, entah itu untuk menginap ataupun hanya main saja.

Sekarang mereka sudah berkumpul di kamar Athar yang luas, yang hanya di hiasi dengan satu foto keluarga saja. Barang-barang Athar yang lain sudah ia bawa ke rumah om nya.

"Lo kenapa bos? lo yang ngajak ngumpul lo malah murung." tanya Dewa.

Sadewa Mahatma, laki-laki yang memiliki tubuh kurus itu sedang berbaring di tempat tidur Athar sambil memakan beberapa cemilan.

"Nggak papa, cuma lagi sebel aja." jawab Athar.

"Wa, pinjam hp lo dong." Ucap Kelvan yang kini sudah berdiri di samping Dewa.

"Nggak ah, nanti lo aneh-aneh lagi."

"Nggak,Wa, kali ini beneran bentar doang. Suwer tak kewer-kewer." sahut Kelvin dengan nada meyakinkan, tangannya sudah terangkat dengan dua jari yang membentuk huruf 'v'.

Kelvan dan Kelvin adalah kembar, sifat jahil dan usil tidak pernah ketinggalan, apalagi soal menjahili Dewa, mereka berdua lah yang akan memulai.

"Nggak!" Dewa masih kekeh menolak.

"Kemarin kalian berdua pinjam bilangnya buat apa? kirim vidio kan? tapi apa hasilnya? lo berdua malah instal game barbie, Anjing banget." jelas Dewa panjang lebar dengan nada kesal.

Semua yang mendengar tertawa dengan keras.

"Nggak papa kali, Wa, biar lo ada yang nemenin kalau di rumah sendirian." timpal Kelvin.

"Gue emang jomblo ya, tapi gue nggak banci."

"Ngaku aja, Wa, waktu kecil pasti lo main game itu juga kan?" tanya Devan yang sedang bermain PS dengan Kala.

Dewa yang merasa kesal langsung melempar guling disampingnya mengenai kepala Devan.

***

Jam 6.15

Athar yang tadinya duduk di atas motor kini berdiri, ia menatap pintu rumah Naila yang masih tertutup rapat. Ya, Athar sudah berada di depan rumah Naila pagi-pagi sekali. Laki-laki itu berniat menjemput Naila, mulai hari ini dan seterusnya.

Athar sudah menunggu hampir satu jam, tapi belum juga ada tanda-tanda yang keluar. Athar meraih ponselnya dari saku celana, ia mencari nama kontak gadisnya itu.

Baru saja akan menelfon, Naila sudah keluar dari rumah.

"Pagi tuan putri, ayo berangkat." sapa Athar, laki-laki itu langsung menarik tangan Naila menuju motornya.

"Ngapain?" tanya Naila bingung.

"Berangkat sekolah."

"Bareng lo?" tanya Naila lagi, Athar hanya mengangguk sebagai jawaban.

Naila melepas genggaman Athar. "Nggak, gue mau berangkat sendiri."

"Lo gak kasihan sama gue? gue udah nunggu satu jam, terus lo gak ada simpati nya gitu?"

"Bodo amat!"

Athar langsung mengacak-acak rambut Naila menggunakan tangannya. Rambut Naila yang tadinya rapi kini berubah jadi kusut.

AtharTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang