CHAPTER 6

196 27 0
                                    

Happy reading!!!

-
-
-

"Loh? Vano, Abel? Yang sakit siapa?" Tanya Asisten dokter - Melati yang tidak lain adalah kakak sepupu mereka.

"Tangan Bang Vano sobek, Kak. Kata Papa disuruh bawa ke RS." Jelas Abel.

"Coba saya lihat dulu ya." Ucap Dokter Bella.

"Ini harus dijahit. Melati, langsung tindakan ya." Lanjutnya.

"Baik, Dok." Jawab Melati, sedangkan Vano hanya diam tak bersuara.

Beberapa waktu kemudian...

"Nah, sudah! 3 hari lagi kesini ya, buat lepas benang." Ucap Dokter Bella.

"Baik, Dok!" Jawab Abel.

"Kami permisi dulu ya? Mari Dok!" Lanjutnya.

"Ngga balik Van?" Tanya Melati ketika melihat Vano masih diam di tempatnya.

"Putusin cowo brengsek itu! Sampe kalian nikah, gue ngga bakal tinggal diem." Ucap Vano kemudian meninggalkan ruangan.

"Ngapain lagi sih dia?" Gumam Melati.

-
-

Di luar...

"Kakak ngapain si, lama banget?" Tanya Abel.

"Ada urusan bentar." Jawab Vano.

"Abang! Adek!" Panggil seseorang.

"Mama!" Jawab Abel berlari disusul oleh Vano yang berjalan santai di belakangnya.

"Ngapain disini?" Tanya Maya.

"Tangan Abang sobek, jadi harus dijahit. Oh iya! Pagi tadi Papa berangkat, Ma." Jawab Abel.

"Iya, tadi Papa udah telpon Mama. Abang kok bisa sobek tangannya?" Tanya Maya.

"Copet Ma, waktu di Amerika." Jawab Vano.

"Oh iya, sampe kelupaan. Kenalin, ini anak-anak Ibu, Ta." Ucap Maya.

"Kakak yang tadi berkasnya jatuh kan? Gue Abel. Nama kakak siapa?" Ucap Abel.

"Oh yang tadi ya. Halo Abel, Aku Agatha." Jawab Agatha.

"Pakai Lo-Gue juga gapapa sih, Kak. Gue aja sama Bang pakai gitu. Btw gue panggil Kak Tata boleh?" Tanya Abel.

"Boleh-boleh, panggil senyamannya aja." Jawab Agatha.

"Bang?" Panggil Maya.

"Apa?" Tanyanya bingung.

"Kenalan juga gih." Jawab Maya.

"Gue Vano. Ngga usah kenalan lagi, gue tau nama Lo Agatha." Ucap Vano.

"Ah iya. Em Lo pilot?" Tanya Agatha.

"Kok Kakak tau?" Heran Abel.

"Kayanya luka yang ada di tangan Kakak kamu, karena bantuin ambil dompet Kakak deh." Jawab Agatha.

"Emang." Jawab Vano tanpa beban.

"O-oh terimakasih banyak ya. Saya ngga tau gimana nasib saya di sana, kalau dompet saya hilang." Ucap Agatha.

"Sama-sama." Jawab Vano.

Melihat interaksi antara keduanya, Maya pun hanya tersenyum misterius.

"Ke kantin yuk, Kak?" Ajak Abel.

"Heh! Lo ngampus jam 10 ya. Ini udah setengah 10." Ucap Vano.

"Batal, Bang! Nih, Pak Vian bilang gitu." Ucap Abel menunjukkan ponsel miliknya.

"Yaudah, berhubung Mama udah ngga ada jadwal lagi. Kita sekalian makan di luar aja gimana?" Ajak Maya.

"Ma?" Ucap Vano kurang setuju.

"Ngga papa kan, Agatha?" Tanya Maya.

"E-eh gimana ya, Bu." Jawab Agatha ragu.

"Ikut aja Kak! Kalau Abang ngga mau, kita bareng mobil Mama aja." Ucap Abel.

"Gue bawa mobil, Bel." Ucap Agatha.

"Gapapa, mobil kamu tinggal aja. Nanti sore kamu ada tes juga, kan?" Ucap Maya.

"Udah! Ayo Kak!" Ucap Abel menarik tangan Agatha.

"Ngga biasanya tuh anak." Heran Vano.

"Ayo, Bang!" Ucap Maya menarik tangan Vano.


Setelah acara tarik-menarik tadi, akhirnya dengan terpaksa Vano dan Agatha harus menuruti ajakan dari Maya dan Abel. Tak sampai disitu, saat ini bahkan Maya dan Abel tengah bersekongkol untuk misi rahasia.


"Kakak depan sama Abang. Biar Abel bisa tiduran sambil peluk Mama." Ucap Abel.

"Manja banget sih, Dek!" Kesal Vano.

"Udah! Kalian di depan aja. Biar Abel sama Mama dibelakang." Ucap Maya.

"Tapi Bu-" ucap Agatha terpotong.

"Masuk!" Perintah Vano pada Agatha.

"I-iya." Jawab Agatha canggung.

Setelahnya, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ke tempat makan.

-
-
-

|Kamelia Melati Kristiana|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Kamelia Melati Kristiana|

***

Gimana ceritanya?
Jangan lupa vote, komen, dan follow ya!

Thank uu!!

[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang