CHAPTER 7

187 31 0
                                    

Halo guys!!

Happy reading :)

-
-
-

"Jadi Kakak tadi ngelamar pekerjaan di RS? Lulusan mana, Kak?" Tanya Abel seraya menunggu pesanan.

"Iya, tadi ngelamar pekerjaan. Ohio University." Jawab Agatha.

"Kerennya lagi, Dek. Kak Agatha ini ambil forensik." Ucap Maya menambahkan.

"Wow! Forensik? Keren sih!" Girang Abel.

"Berarti nanti sore Kakak test penyesuaian ya?" Lanjutnya.

"Iya." Jawab Agatha.

"Buruan makan! Itu udah datang." Ucap Vano pada Abel.

"Ck iya-iya!" Kesal Abel.

Ketika sedang menikmati makanan, atensi Agatha fokus pada seseorang yang begitu familier. Karena penasaran, Agatha pun segera mengikuti orang tersebut.

"Saya izin ke toilet sebentar, Bu." Ucap Agatha yang disetujui oleh Maya.

Dirasa cukup jauh, Seseorang pun menyusul kepergian Agatha.

"Aku juga, Ma." Pamitnya.

***

"Mana dia?" Bingung seseorang.

"Cari gue?" Ucap Agatha tiba-tiba.

"Astaga!" Kagetnya.

"Siapa juga yang cari, Lo?" Lanjutnya.

"Kirain." Ucap Agatha.

"Gue kenal siapa dia." Ucap orang tersebut.

"Bukan urusan Lo, tuan Vano." Ucap Agatha kemudian meninggalkan tempat.

"Dia dua kepribadian?" Gumam Vano.

-
-

"Lama banget, Kak?" Tanya Abel.

"Maaf ya, tadi antre soalnya." Jawab Agatha.

"Ya sudah, dihabiskan dulu, Nak Agatha. Habis itu kita balik ke RS." Ucap Maya.

"Iya Bu." Jawab Agatha.

"Panggil Mama aja, sama kaya Abel dan Vano." Ucap Maya tersenyum hangat.

"Mama? Apa ngga papa, Bu?" Tanya Agatha.

"Ngga papa dong. Mulai sekarang panggil Mama ya." Jawab Maya.

"Baik Bu- maksud saya Mama." Ucap Agatha.

***

"Ada berapa identitas sih, dia?" Kesal seorang gadis di depan layar komputer.

"Ngga capek Lo?" Tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba datang.

"Apaan?" Bingung gadis itu.

"Wait!" Lanjutnya.

"Halo? Ada logo petir di lengannya? Wait! Gue cari dulu. Nanti kalau udah ada, gue kabari lagi." Ucapnya menjawab panggilan.

"Kenapa?" Tanya laki-laki itu.

"Lo sibuk?" Tanya gadis itu.

"Zea, Lo mau tambahin gue kerjaan apa lagi si?" Jawabnya pasrah.

"Nitip makanan ya. Gue ada tugas baru. Kembaliannya ambil aja nih. Makasi!" Ucap gadis yang diketahui bernama Zea.


3 bulan kemudian...

"Bang, gue izin keluar dulu ya." Pamit Abel.

"Jam segini? Sama siapa?" tanya Vano.

"Sama temen." Jawab Abel.

"Cowo apa cewe?" Tanyanya.

"Dua-duanya ada, Bang. Mereka kating gue, Minggu depan kan ada acara kampus. Kita mau nyusun rancangan." Jelas Abel.

"Jangan pulang sampai jam 10." Ucap Vano.

"Iya-iya! Bye Abang! Jangan kangen sama gue ya. Titip Papa Mama!" Teriak Abel seraya berlari keluar.

"Ngga jelas tuh anak." Gumam Vano.

***

"Gue jelasin ya! Dihitung dari beberapa kasus sebelumnya, jangkanya 2 tahun sekali. Kasus terakhir, 2 tahun lalu. Jadi kemungkinan tahun ini ngga menutup kemungkinan bakal terulang lagi. Tetap waspada, cari apapun yang sekiranya mencurigakan. Jangan lupa, cari jejak mereka." Jelas Kale.

"Izin Bang. Lo bilang tahun ini kemungkinan kejadian lagi. Kenapa Lo bisa seyakin itu? Padahal baru ada 2 kasus pembunuhan." Tanya Harsa.

"Baca sampai habis." Ucap Zea meletakkan berkas di hadapan Harsa.

Harsa pun langsung membaca dengan cermat dan ia terkejut mengetahui fakta baru yang selama ini tidak diketahuinya.

"Kara?" -batinnya.

"Kenapa? Lo kenal sama dia?" Tanya Zea.

"N-ngga! Gue cuma kaget! Kok kalian baru kasih tau gue sih?" Jawab Harsa.

"Bukan kita yang baru kasih tau, Lo. Tapi Lo yang ngga sadar kalau berkas ini, Lo sendiri yang siapin." Jelas Zea.

"Oke, rapat hari ini cukup sekian. Lanjutkan tugas yang gue minta." Ucap Kale.

-
-
-

|Anzea Kalandara|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Anzea Kalandara|

|Harsa Chandra Adicipta|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Harsa Chandra Adicipta|

***

Gimana ceritanya?
Jangan lupa vote, komen, dan follow ya!

Thank uu!!

[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang