CHAPTER 40 | END

96 10 1
                                    

Halo semuanya...
Selamat membaca :)

-
-
-

Di taman...

"Habis ini katanya jadwal terapi ya?" Tanya Vano setelah merapikan bekas sarapan Agatha.

"Iya." Jawab Agatha lesu.

"Kenapa Sayang? Kok lesu gitu? Semangat dong!" Ucap Vano mencolek dagu Agatha.

"Capek, Kak." Keluh Agatha.

"Capek? Berat banget ya?" Ucap Vano menggenggam tangan Agatha.

"Iya, Kak. Kalau ditanya capek apa ngga, capek banget, Kak. Kadang tuh sering muncul rasa buat nyerah aja. Tapi banyak orang yang selalu ingetin Tata buat terus berjuang." Jelas Agatha.

"Kamu keren loh! Kamu hebat!" Ucap Vano tiba-tiba.

"Kok bisa?" Bingung Agatha.

"Kakak bilang gitu, karena kamu mampu ngelewatin semuanya sampai ditahap ini. Tanpa Papa, Mama, ataupun Kakak. Perjalanan kamu udah sejauh ini, masa mau nyerah gitu aja?" Jelas Vano.

"Sayang? Capek itu boleh, dan rasa ingin menyerah itu wajar. Tapi kamu lihat deh, banyak loh di sini yang penyakitnya jauh lebih parah dari kamu. Mereka tetap semangat tuh. Masa kamu kalah sama mereka? Kalau capek, kamu boleh cerita ke Kakak. Apa yang kamu rasain saat ini biar Kakak ikut rasain. Dengan begitu, kamu ngga akan berjuang sendirian. Kita berjuang sama-sama!" Lanjutnya.

"Tapi kalau semuanya sia-sia gimana?" Ucap Agatha dengan tatapan penuh kekhawatiran.

"Kita belum tau hasilnya loh? Masa udah pesimis aja? Pokoknya kamu harus semangat! I'm here with you." Ucap Vano.

"Thank you, Kak! Makasih sebanyak-banyaknya buat Kakak. Maaf kalau Tata masih sering pesimis dan ngerepotin Kakak di sini." Ucap Agatha.

"Ngga ada yang direpotin. Sama-sama, Sayang!" Ucap Vano.

"Oke! Sebentar lagi kamu persiapan terapi, kan? Kita balik ke kamar ya?" Lanjutnya setelah melihat arloji miliknya.

"Ay ay Captain!" Jawab Agatha.

***

"Sekarang?" Tanya Kara pada Zea yang baru saja merapikan meja kerjanya.

"Tahun depan." Celetuk Zea.

"Heh! Gue nunggu Lo, ya? Ga sadar apa?" Kesal Kara.

"Ck! Iya-iya! Lagian cepet banget sih ke sini nya." Ucap Zea.

"Suka-suka gue, lah!" Jawab Kara.

"Nah, beres! Ayo!" Ajak Zea dan keduanya segera keluar ruangan.

"Loh ada Kara?" Kaget Kale melihat Kara yang sedang bersama Zea.

"Hehe iya, Bang. Mau ajak Zea makan siang. Abang mau ikut?" Ucap Kara.

"Oh gitu. Terimakasih buat ajakannya. Tapi gue masih bikin laporan." Jawab Kale.

[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang