Halo semuanya!
Selamat membaca :)-
-
-"Pulang?" Tanya Vano dan hanya dibalas anggukan oleh Agatha.
Diperjalanan, radio mengisi keheningan yang diciptakan kedua manusia itu.
"Ta?" Panggil Vano.
"Tata? Udah sampe." Lanjutnya.
"Ba- loh? Kenapa hei?!" Kaget Vano.
***
"Bang?" Panggil Harsa menyadarkan Kale dalam lamunannya.
"Hah? Kenapa?" Tanya Kale.
"Tumben ngelamun? Dari kita balik sampe makanan gue udah habis, Lo masih ngelamun aja." Tanya Harsa.
"Zea mana?" Tanya Kale balik.
"Di ruang interogasi. Kenapa? Kalian aneh banget hari ini." Jawab Harsa.
"Hufftt kalau gue cerita sesuatu, Lo bisa tutup mulut ngga?" Ucap Kale.
"Hmm bi-" jawab Harsa terpotong.
"Ipda Kale! Bu Zea tidak sadarkan diri!" Ucap salah petugas kepolisian.
"Zea?!" Kaget Kale kemudian segera berlari ke ruang interogasi.
Tanpa menunggu lagi, Kale pun segera membawa Zea ke rumah sakit terdekat.
"Ngomong apa aja kalian?" Tanya Harsa pada tersangka.
"Sedikit main-main boleh lah." Jawab orang tersebut dengan senyuman psikopat nya.
"Brengsek!" Marah Harsa seraya menarik kerah baju orang tersebut.
-
-Di rumah sakit
"Dokter!! Tolong!" Teriak Kale seraya membopong tubuh Zea.
"Bawa ke sini, Pak!" Ucap petugas medis.
"Dok, tolong!!" Teriak seseorang seraya melakukan hal yang sama seperti Kale tadi.
"Agatha? Agatha kenapa, Van?" Kaget Kale.
"Lo ngapain di sini?" Bingungnya.
"Zea juga pingsan." Ucap Vano.
Seraya menunggu kedua gadis tersebut ditangani oleh pihak medis, Vano dan Kale pun kalut dalam pikiran masing-masing.
"Habis gue suruh pulang, kalian kemana?" Tanya Kale.
"Antar Kara, trus beli keperluan buat Kara. Ngga ada tanda-tanda aneh tuh. Rekan Lo sendiri?" Jawab Vano.
"Gue ngga sama dia waktu balik. Tapi dia sempet interogasi preman tadi. Sampe tiba-tiba gue dapat kabar kalau Zea ngga sadarkan diri, langsung lah gue bawa ke sini." Jelas Kale.
"Gue rasa ada yang disembunyiin sama mereka." Ucap Vano.
"Mereka siapa?" Bingung Kale.
"Tata dan Zea." Jawabnya.
***
Beberapa waktu kemudian
"Dengan keluarga pasien?" Ucap seorang perawat.
"Kedua pasien tadi mengalami hal serupa. Mohon datang ke ruangan Dokter Raka untuk informasi lebih detail." Lanjutnya.
"Baik Suster, terimakasih." Ucap Vano.
"Ayo!" Ajak Kale, dan mereka pun mulai menuju ke ruangan yang sudah diinformasikan.
-
-"Permisi!" Ucap Vano dan Kale memasuki ruangan.
"Silahkan! Sebelumnya, kalian Keluarga pasien?" Tanya Dokter Raka yang dibalas anggukan oleh keduanya.
"Gimana keadaan mereka, Dok?" Tanya Vano.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, kami mendapati hal serupa dari keduanya. Sambil menunggu hasil tes darah, bisa jelaskan apa yang mereka alami sebelumnya?" Ucap Dokter Raka.
Kedua laki-laki berbeda usia itu pun segera menjelaskan detail kejadian yang menimpa kedua gadis itu secara bergantian.
"Tok tok!"
"Permisi Dokter, hasil lab sudah keluar." Ucap seorang suster.
"Baik, terimakasih." Jawabnya.
"Dalam tubuh pasien terdapat obat yang disebut Flunitrazepam. Flunitrazepam memiliki efek fisiologis yang mirip dengan valium (diazepam), tapi 10 kali lipat lebih kuat. Biasanya, obat bekerja setelah 10 menit dengan efek yang ditimbulkan adalah pusing, udara terasa panas atau dingin, dan kehilangan kesadaran." Jelasnya.
"Berapa lama kira-kira mereka kehilangan kesadaran?" Tanya Kale.
"Sejujurnya, saya cukup takjub dengan kedua gadis itu. Obat bekerja setelah 10 menit, sedangkan kedua gadis itu tidak tumbang sedikitpun. Ketika tumbang pun, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda seperti yang saya sebutkan. Biasanya, pasien akan tidak sadarkan diri selama 2 - 8 jam. Namun, berhubung dosis yang diberikan dua kali lipat, maka kami belum dapat memastikan kapan pasien akan sadar." Jawabnya.
"Setelah sadar, apakah ada efek sampingnya, Dok?" Tanya Vano.
"Tentu. Biasanya mereka akan lupa apa yang sebelumnya terjadi. Namun, karena dosis yang diberikan berlebih, kami khawatir akan terjadi penurunan tekanan darah. Semoga, pasien dapat segera sadar. Maka, perbanyaklah doa untuk keduanya." Jawab Dokter Raka.
"Baik, terimakasih Dokter. Mohon kerjasamanya dan tolong lakukan yang terbaik untuk keduanya." Ucap Vano.
"Sama-sama. Semoga kedua pasien dapat segera sadarkan diri." Jawab Dokter Raka.
"Kalau begitu, kami permisi. Mari!" Pamit Kale.
"Silahkan!" Jawab Raka.
***
|Dokter Raka|
***
Gimana ceritanya?
Kalau kalian mau tau lebih jelas siapa itu Raka, bisa baca langsung di cerita yang sebelumnya ya!
Judulnya 'Pergi'Jangan lupa vote, komen, dan follow ya!!
Thank uuu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)
Teen Fiction"Kamu itu kaya bulan, dan Abang mataharinya. Kamu selalu butuh Abang untuk menyinari gelapnya langit malam di bumi. Tapi bulan sendiri bukan milik Sang Matahari, melainkan milik Sang Bumi." - Matahari "Gue ngga minta Lo untuk selalu ada buat gue. Ta...