CHAPTER 36

54 16 1
                                    

Halo semuanya!!
Selamat membaca :)

-
-
-

"Belum pulang?" Tanya Kale.

"Masih nunggu jemputan, Bang." Jawab Agatha.

"Ta, jangan canggung lagi sama gue ya? Gue ngerasa aneh kalau kaya gitu." Ucap Kale.

"Iya, Tata usahakan." Jawab Agatha.

"Gue duluan ya!" Pamit Kale yang dibalas anggukan oleh Agatha.

+++

Beberapa waktu kemudian

"Nih!" Ucap seseorang memberikan buket bunga.

"Buat?" Tanya Agatha.

"Happy birthday, Agatha!" Ucap orang tersebut tersenyum tulus.

"Kak Vano? Lo kok tau hari ulang tahun gue?" Kaget Agatha.

Ternyata orang yang memberikan buket bunga pada Agatha adalah Vano.

"Pernah tanya ke Mama Lo, sih." Jelas Vano.

"Masuk ke mall lagi, yuk! Gue beliin es krim." Lanjutnya.

"Ta-" ucap Agatha terpotong.

"Gue tau, Lo ngga lagi nunggu jemputan. Itu akal-akalan aja, kan?" Potong Vano.

"Yaudah, ayo!" Jawab Agatha

-
-

"Ta, gue denger pembicaraan Lo sama Bang Kale di rumah sakit." Ucap Vano ketika pesanan Agatha tiba.

"Ya? Lalu?" Jawab Agatha.

"Lo- beneran ngga ada perasaan ke Bang Kale. Secara nih, kalian udah kenal dari kecil." Tanya Vano.

"Justru itu, Kak. Karena kenal dari kecil, dia udah gue anggap kaya Abang sendiri. Bukan bermaksud jahat. Tapi, ucapan bunda yang kasih tau kalau Bang Kale taruh perasaan ke gue, bikin mau ngga mau harus diperjelas. Makannya gue mutusin buat bilang hal itu sama Bang Kale." Jawab Agatha seraya menikmati es krim.

"Perasaan dia ngga sebatas rasa suka kaya yang Lo pikirin loh, Ta. Dia nunggu Lo pulang dan ngga jalin hubungan sama orang lain. Sebesar itu perasaan dia ke, Lo." Jelas Vano.

"Agatha, gue tau posisi Bang Kale kaya gimana. Dia serba salah. Di satu sisi, dia ngga mau kecewain Lo dan jadi canggung kaya sekarang ini. Tapi disisi lain, dia harus berani ungkapin biar lega." Lanjutnya.

"Kakak gimana? Kakak aja bisa pendam perasaan Kakak sendiri, kok. Kenapa Kakak selalu mau orang lain bahagia, tanpa pikirin perasaan kakak sendiri?" Sela Agatha.

"Karena gue ngga mau egois, Ta. Cinta itu bukan hanya sekadar memiliki. Tapi cinta itu juga dari suatu bentuk keikhlasan dan ketulusan. Gue emang cinta, tapi bukan berarti gue bisa egois untuk dapatin cinta itu." Jelas Vano.

"Egois itu ngga selamanya salah, Kak. Lo boleh egois demi kebahagiaan, Lo. Selagi cara Lo baik, itu bukan egois." Tambah Agatha.

"Kalau gue suka Lo, gimana?" Tanya Vano tiba-tiba.

"Gue juga." Jawab Agatha singkat kemudian menatap mata Vano.

***

Keesokan harinya

"Pak Raka sudah datang?" Tanya Agatha pada salah seorang staf departemen.

"Sudah, Bu. Ada di ruangannya." Jawabnya.

"Terimakasih!" Ucap Agatha kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruangan Raka.

+++

[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang