CHAPTER 39

115 17 3
                                    

Halo semuanya!!
Selamat membaca :)

-
-
-

Malam harinya

"Mau kemana?" Tanya Agatha ketika melihat Kenan mulai merapikan barang-barang bawaannya.

"Keluar, sekalian beli minuman. Kenapa?" Jawab Kenan kembali bertanya.

"Ikut boleh? Tapi kalau Koko keberatan, Tata ngga jadi ikut deh." Ucap Agatha.

"Boleh! Sebentar Koko ambilin kursi rodanya." Jawab Kenan kemudian segera beranjak untuk menyiapkan kursi roda Agatha.

+++

Beberapa waktu kemudian

"Bulannya terang banget ya, Ko." Ucap Agatha tiba-tiba.

"Iya. Padahal biasanya ngga seterang ini." Tambah Kenan.

"Tata itu bulan! Berhubung hari ini Tata lagi happy, makannya bulannya terang banget." Ucap Agatha percaya diri.

"Idihhh! Pede banget!" Iseng Kenan.

"Beneran tau, Ko. Kak Vano juga bilang, kalau Tata itu bulan dan dia buminya." Ucap Agatha kemudian tersenyum samar.

"Lo-" ucap Kenan terpotong.

"Tata kangen sama Kak Vano, banget malah. Tapi Tata ngga siap kalau dia tau kondisi Tata yang sekarang. Iya kalau dia bisa terima. Kalau ngga gimana? Lagi pula hidup didunia itu cukup singkat dan Tata ngerasa hidup Tata udah indah banget." Potong Agatha.

"Kok gitu? Koko aja masih ngerasa belum cukup sama kehidupan yang sekarang ini." Bingung Kenan.

"Koko bayangin deh! Perempuan kaya Tata bisa berhasil pecahin teka-teki rumit yang akhirnya bisa bikin Cahaya tenang, berhasil lawan trauma diri dan percaya sama diri sendiri, hidup dilingkungan penuh cinta dan kasih sayang, apalagi bisa ketemu sama Kak Vano. Kurang indah apalagi hidup Tata, Ko?" Jelas Agatha.

"Semua kesakitan yang dulu Tata rasain, akhirnya semuanya udah terobati. Itu kenapa Tata ngerasa hidup ini udah cukup buat Tata." Lanjutnya seraya menatap indahnya langit malam.

"Lo keren, Ta! Gue salut sama semangat, Lo." Kagum Kenan menatap tulus sepupunya itu.

"Ko? Tata tuh sayang banget loh sama Koko. Tapi Tata sering malu buat bilang ke Koko. Makasih ya, udah jagain Tata selama ini sampai-sampai Koko rela bolak-balik ke Indonesia buat temenin Tata dan kasih Tata hadiah. Jangan marah sama Tata ya, kalau Tata ngga bisa tepati janji Tata buat sembuh." Ucap Agatha menatap Kenan dalam.

"Kok bilang gitu? Koko ngga masalah selagi itu kamu. Koko rela kok kalau sampai harus tinggal di Indonesia demi kamu. Koko bakal gantikan peran Papa Mama yang sibuk sama kerjaannya. Tapi syaratnya kamu harus sembuh dulu. Nanti Alin sekalian Koko ajak tinggal di Indonesia." Ucap Kenan berusaha menutupi kesedihannya.

"Kita ngga ada yang tau takdir kali, Ko. Buktinya rambut Tata makin banyak rontoknya. Meskipun Dokter Xu dan Kak Raka ngga bilang, tapi Tata ngga bodoh untuk tau efek kemoterapi yang berhasil dan ngga. Tapi semoga Tata sembuh sih! Kan Kak Vano mau lamar Tata didepan keluarga." Ucap Agatha.

"Nah! Makannya harus sembuh! Vano nya aja mau lamar kamu. Semangat sembuh ya!" Ucap Kenan menasihati.

"Siap!" Jawab Agatha.

"Masuk yuk? Udaranya makin dingin. Nanti kamu kena flu." Ajak Kenan.

"Oke!" Jawab Agatha menyetujui.

***

[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang