Halo semuanya!!
Hari ini aku update seperti biasa yaSelamat membaca :)
-
-
-"Baru juga dari RS, dah balik aja Lo." Ucap Harsa dengan kopi ditangannya.
"Dari mana?" Tanya Zea.
"Unit sebelah, kenapa?" Jawab Harsa.
"Gue bawain makan nih! Laper kan Lo?" Ucap Zea menyerahkan makanan yang dibelinya.
"Duhh perhatian banget sih temen gue! Makasih yaa!" Ucap Harsa mengusap rambut Zea.
"Ck sama-sama." Jawabnya.
"Ting"
~chat on~
"Dia udah gerak. Kasus kecelakaan sama ledakan kemarin, kerjaan dia. Selidiki kasusnya, gue ambil alih korban."
-Agatha"Lo yakin? Trauma Lo?"
-Zea"Yakin! Ini yang kita cari, kan?"
-Agatha"Oke! Gue kabarin temen gue dulu."
-Zea"Thanks ya! Waspada!"
-Agatha.~chat off~
"Kenapa?" Tanya Harsa.
"Bantu gue hubungi Kevin. Gue mau ambil alih kasus kemarin." Jawab Zea.
"Tapi ini kasus sederhana, Ze." Ucap Harsa.
"Ngomong apa barusan? Lo polisi kan? Pantas, Lo ngomong kaya gitu?" Marah Zea.
"Oke-oke maaf. Lo tenang dulu! Gue hubungi Kevin sebentar. Sabar!" Ucap Harsa.
'Gue janji! Bakal tangkap bajingan itu secepatnya!' -batin Zea menatap berkas kasus Sang sahabat.
***
"Pa?" Panggil Vano.
"Kenapa, Bang?" Jawab Radit.
"Maskapai Papa, lagi butuh pilot ngga?" Tanya Vano.
"Ngga tau ya, nanti Papa tanyain. Tumben tanya gitu?" Tanya Radit balik.
"Kayanya Abang bakal pindah maskapai deh. Dipikir-pikir, emang jaraknya terlalu jauh. Jadi, kali aja maskapai Papa lagi butuh pilot. Abang juga mau tanya temen dari maskapai lain." Jelas Vano.
"Akhirnya, saran Papa didengar. Coba nanti Papa tanyain dulu ya." Ucap Radit yang dibalas anggukan oleh Vano.
"Besok Vano terbang, dan seminggu kemudian baru balik lagi." Ucap Vano.
"Hati-hati, harus selalu ingat! Ada nyawa yang harus kamu jaga, dan ada keluarga yang selalu menanti kepulangan mereka." Ucap Radit menasihati.
"Iya, Pa. Besok jam 7 Vano ke RS buat pamitan sama Mama. Vano tidur duluan ya!" Ucap Vano.
"Iya, tidur yang nyenyak." Ucap Radit menepuk pundak Vano.
-
-Keesokan harinya...
Pagi ini, menjadi pagi yang cukup asing dalam Keluarga Ganendra. Suasana yang biasa diisi dengan pertengkaran Vano dan Abel, serta suara menggelegar dari Maya yang harus menghentikan pertikaian kedua anaknya, tak lagi terdengar.
Seperti sekarang, Raditya dan Vano hanya duduk berdua di ruang makan tanpa ada sepatah kata pun dari keduanya.
"Abang udah selesai. Berangkat dulu, Pa!" Pamitnya kemudian berjalan menuju garasi mobil miliknya.
"Hati-hati ya!" Ucap Radit kemudian melanjutkan sesi sarapannya.
***
"Mama Papa berangkat duluan ya! Kalian baik-baik di rumah." Ucap Victoria kepada ketiga gadis di rumahnya itu.
"Iya, Ma." Ucap Agatha.
"Ting tong!"
"Biar papa buka, sekalian panggil Pak Budi." Ucap Hans.
"Ceklek!"
"Pagi, Om!"
***
Gimana ceritanya?
Jangan lupa vote, komen, dan follow ya!!Thank uu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)
Teen Fiction"Kamu itu kaya bulan, dan Abang mataharinya. Kamu selalu butuh Abang untuk menyinari gelapnya langit malam di bumi. Tapi bulan sendiri bukan milik Sang Matahari, melainkan milik Sang Bumi." - Matahari "Gue ngga minta Lo untuk selalu ada buat gue. Ta...