Halo semuanya!!!
Selamat membaca:)-
-
-Melihat interaksi antara Hans dan Vano, Kale hanya bisa menatap dengan tatapan datarnya. Mengetahui hal tersebut, Angga selaku Ayah dari Kale pun menepuk pundak sang anak dan memberikan senyuman terbaiknya.
"Jaga ekspresi kamu, ya?" Ucapnya yang dibalas anggukan oleh Kale.
Beberapa waktu kemudian
"Dengan keluarga Agatha dan Zea?" Ucap Raka yang baru saja keluar dari ruangan.
"Keluarganya ada di IGD. Gimana keadaan mereka, Raka?" Tanya Angga.
"Pak Angga? Syukurlah mereka sudah melewati masa kritisnya. Sebelumnya, kedua gadis tersebut sempat kehilangan detak jantung dan untuk penyebab akan kami lakukan tes di infus yang diberikan. Berdasarkan kasus medis lainnya, obat bius yang sebelumnya diberikan kepada mereka hanya menyebabkan penurunan tekanan darah, tidak sampai menghentikan detak jantung. Jadi, kami akan bawa infus sebelumnya untuk dilakukan pemeriksaan." Jelas Raka.
"Lakukan yang terbaik untuk mereka! Anda adalah dokter kepercayaan saya setelah meninggalnya Reanna." Ucap Angga.
"Terimakasih Pak, anda masih mengingat Mama saya. Kalau begitu, saya pamit terlebih dahulu. Mari!" Ucap Raka meninggalkan Angga, Kale, dan Vano.
"Ayah kenal sama Ibunya?" Tanya Kale.
"Sama sepertinya, Ibunya adalah dokter terbaik di rumah sakit ini." Jawab Angga.
"Oh iya, kita jangan masuk dulu ya. Tunggu keluarga mereka dulu." Lanjutnya.
"Iya Yah/Baik, Om!" Jawab Kale dan Vano.
-
-"Dreeett! Dreeett!"
"Gue jawab telponnya dulu. Lo hubungi keluarga Tata sama Zea dulu gih." Ucap Kale pada Vano.
"Oke." Jawab Vano kemudian mulai menghubungi keluarga Agatha dan Zea.
|•|•|•|
"Halo? Gimana Sa?" Tanya Kale.
"B-bang!" Ucap Harsa terbata-bata.
"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Kale.
"M-mayat.. hikss.." ucap Harsa.
"Mayat yang tadi? Gimana?" Tanya Kale.
"Permisi Pak, ini Kevin. Mayat di depan kantor yang kami temukan adalah mayat dari gadis blesteran Indonesia - Jepang bernama Karae Aeri Uchinaga." Jelas Kevin mengambil alih ponsel Harsa.
"Kara? Lakukan autopsi dan rahasiakan kasus ini dari media mana pun!" Ucap Kale.
"Baik Pak, akan saya laksanakan. Saya minta izin juga untuk Harsa supaya tidak diikutsertakan dalam proses autopsi karena sepertinya ia mengenal gadis itu." Ucap Kevin.
"Jangan! Biarkan Harsa ikut karena perempuan itu orang yang dicintainya selama ini." Ucap Kale.
"Baik Pak, terimakasih." Ucap Kevin dan panggilan berakhir.
|•|•|•|
"Udah?" Tanya Kale pada Vano.
"Keluarga Tata dan Zea ada di dalam. Oh bokap Lo juga." Jawab Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)
Teen Fiction"Kamu itu kaya bulan, dan Abang mataharinya. Kamu selalu butuh Abang untuk menyinari gelapnya langit malam di bumi. Tapi bulan sendiri bukan milik Sang Matahari, melainkan milik Sang Bumi." - Matahari "Gue ngga minta Lo untuk selalu ada buat gue. Ta...