CHAPTER 35

51 14 1
                                    

Halo semuanya!!
Maaf banget, Sabtu kemarin aku belum update 🙏
So, aku update hari ini ya!!

Selamat membaca :)

-
-
-

"Nervous?" Tanya Kale yang hanya dijawab anggukan oleh Agatha.

Zea yang melihat hal tersebut, segera menggenggam tangan dingin Agatha.

"Apa benar? Tata yang rawat gue?" Batin Vano melihat Agatha yang tampak khawatir.

~•~•~•~

Flashback on

Dua hari setelah kedatangan Juan, Agatha seperti kehilangan sesuatu. Rasanya seperti ada yang kurang dari harinya. Yah, bagaimana tidak kurang, jika Vano yng hampir setiap hari mengganggu ketenangan Agatha, tiba-tiba saja hilang.

"Kak Tata!" Panggil seseorang.

"Abel?" Jawab Agatha.

"Long time no see!" Ucap Abel girang.

"Jemput Mama?" Tanya Agatha yang dibalas gelengan oleh Abel.

"Cek kesehatan?" Tebak Agatha yang lagi-lagi dibalas gelengan oleh Abel.

"Papa Mama sehat, kan?" Tanya Agatha lagi.

"Ck! Kalau ngga tanya tentang Papa, Mama, ya Abel. Ada satu orang lagi kali, Kak." Jawab Abel dengan ekspresi kesal.

"Ha? O-oh Kak Vano?" Ucap Agatha kikuk.

"Abang dirawat di sini. Kena tipes sama dehidrasi berat." Ucap Abel.

"Kok bisa?!" Kaget Agatha.

"Ya bisa lah! Gimana ngga kena tipes kalau makan aja telat, olahraga dikebut. Heran tau, Kak. Mana tiba-tiba kaya cewe pms lagi. Mood swing banget!!" Jelas Abel dengan rasa dongkol.

"Tapi kayanya ini titik paling capek dari Bang Vano deh. Dia banyak tidurnya. Sekalinya bangun itu cuma diem dan ngelamun. Kejadian ini ngingetin sama kondisi Abang waktu Kak Cahaya meninggal." Lanjutnya dengan tatapan sedih.

"Jangan sedih dong! Kan ada Kakak juga di sini. Kita ke ruangan Abang kamu yuk?" Ucap Agatha dengan senyuman teduhnya.

"Bener? Kakak mau ke sana?" Tanya Abel memastikan.

"Iyalah! Ayo!" Jawab Agatha kemudian mereka menuju ke ruang inap Vano.

+++

"Abang?" Panggil Abel memasuki ruangan.

"Sshtt! Ngga usah dibangunin." Ucap Agatha.

"Oke." Jawab Abel.

"Pucet banget." Celetuk Agatha.

"Yakan? Apa Abel bilang. Ngga biasanya nih Abang sakit kaya gini." Ucap Abel.

"Kak, Abel bentar lagi ada kelas. Mama masih ngurus operasi. Papa ada jadwal dinas." Ucap Abel.

"Emm Abel boleh nitip Abang?" Lanjutnya bertanya.

"Emm boleh! Jam jaga gue udah habis kok. Abel berangkat aja." Jawab Agatha setelah melihat arloji di tangan kirinya.

"Kalau gitu Abel berangkat ya? Bye Kak! Makasih banyak ya!" Pamit Abel.

"Sama-sama! Hati-hati, Bel!" Jawab Agatha.

Setelah kepergian Abel, Agatha hanya duduk diam disamping brangkar Vano. Melihat Vano yang pucat dan lemah, entah mengapa membuat hati Agatha sedih. Entah sedih karena rasa manusiawinya atau karena hal lain?

[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang