Dua chapter beres ya!
Selamat membaca :)-
-
-"Untung aja Mama selalu pakai APD. Tapi semoga hasilnya negatif deh. Lagian dokternya siapa sih, kok ngga bilang kalau pasien punya penyakit Hepatitis?" Kesal Vano.
"Itu lah dokter. Selalu dituntut untuk teliti dan berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya. Contohnya ya ini, kesalahan yang bisa jadi bencana. Untungnya Mama cuma jadi dokter pengganti waktu operasi. Kalau Mama dokter aslinya, pasti udah dikasih surat peringatan." Jelas Radit.
"Oh iya, dari pagi Papa ngga denger suara Abel?" Lanjutnya.
"Nginep di rumah katingnya, Pa." Ucap Vano.
"Oh gitu. Yaudah, pulang yuk!" Ajak Radit yang dibalas anggukan oleh Vano.
***
"Bel? Kak Vano udah dikabarin?" Tanya Agatha.
"Ngga usah Kak. Gue mau nginep di sini beberapa hari, boleh ngga?" Jawab Abel.
"Ngga papa. Santai aja ya!" Ucap Agatha.
"Ta?" Panggil Kara.
"Iya?" Jawabnya.
"Gue balik aja ya? Ngga mau ngerepotin Lo lama-lama." Ucap Kara.
"Apaan sih? Siapa juga yang direpotin? Lagian Lo baru boleh pergi kalau lukanya udah mendingan. Nurut dikit kek sama gue!" Kesal Agatha.
"Iya Kak, mending istirahat dulu di sini. Gue ngga akan bilang siapapun kok tentang Lo." Lanjut Abel.
"Hmm oke. Thanks ya!" Ucap Kara.
"Sama-sama." Jawab Agatha dan Abel bersamaan.
-
-"Ting tong!"
"Ada tamu tuh." Ucap Kara.
"Gue tinggal dulu ya." Pamit Agatha.
"Ceklek!"
"Loh? Ngapain?" Tanya Agatha.
"Ngga disuruh masuk?" Ucap orang tersebut.
"Ngapain?" Ucap Agatha.
Namun orang tersebut tetap menerobos masuk dan menempatkan diri di ruang tamu Keluarga Saputra.
"So, ngapain Lo di sini?" Tanya Agatha dengan melipat tangannya di depan dada.
"Gimana kabar Lo, cantik?" Tanya orang tersebut.
"Sinting!" Ucap Agatha ketus.
"Jangan jutek gitu dong." Ucapnya seraya menyentuh pipi Agatha.
"Woi ngapain Lo!" Teriak seseorang memasuki rumah Agatha.
"Bang Kale!" Teriak Agatha.
"Brengsek!"
"Lo cuma mantan dia!"
"Ngga usah tunjukkin muka Lo, di depan Tata lagi!"
"Susah ngomong sama orang gila!"
"Dilarang malah makin menjadi!"
"Otak Lo dimana, ANJING?!" Maki Kale seraya memukul wajah orang tersebut secara membabi buta.
"Bang! Udah!" Teriak Agatha.
"KELUAR!" Bentak Kale pada orang tersebut.
"Tunggu tanggal mainnya, Cantik." Ucap orang tersebut lalu pergi meninggalkan Kediaman Saputra.
"Lo ngga papa?" Tanya Kale khawatir.
"Gue ngga papa. Tangan Lo, Bang!" Ucap Agatha kemudian bergegas mengambil kotak P3K.
Namun ketika kembali, atensi Agatha tertuju pada laki-laki di sebelah Kale.
***
Gimana ceritanya?
Jangan lupa vote, komen, dan follow ya!!
Thank uu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)
Teen Fiction"Kamu itu kaya bulan, dan Abang mataharinya. Kamu selalu butuh Abang untuk menyinari gelapnya langit malam di bumi. Tapi bulan sendiri bukan milik Sang Matahari, melainkan milik Sang Bumi." - Matahari "Gue ngga minta Lo untuk selalu ada buat gue. Ta...