BONUS CHAPTER

74 9 1
                                    

Hai guys!!
Hari ini aku mau up bonus chapter nih..
Are u excited?!

Happy reading!!

-
-
-

"Agatha sakit parah dan itu alasan dia ada di China. Bukan pindah tugas, tapi dia pengobatan di sana." Jelas Kale dengan raut wajah sedih.

"Lo habis ngapain, Bang?" tanya Harsa keheranan melihat Kale yang tampak sangat linglung.

"Minum dulu!" Ucap Zea memberikan air mineral yang dibawanya dari kantin.

"Kok kalian ngga kaget dan malah santai aja?" Tanya Kale setelah selesai meneguk air mineral pemberian Zea.

"Barusan si Agatha sama Vano ke sini. Mereka bawa makan siang buat kita dan undangan pernikahan mereka juga. Mulut Lo jahat banget heran. Lagian kalau ga suka sama hubungan mereka mah bilang aja, jangan doa yang jelek gitu deh." Cecar Kara dengan wajah kesal.

"Ra?" Tegur Harsa.

"Pasti ketularan sifat julid Lo, kan?!" Kesal Zea menatap Harsa tajam.

"Gue lagi!" Gumam Harsa pasrah.

"Sekarang mereka di mana? Ini beneran mereka masih hidup?" Tanya Kale memastikan.

"Mereka sehat jasmani dan rohani, Bang. Kenapa sebingung itu sih? Apa karena baru bangun tidur?" Ucap Zea.

"Gue tidur?" Kaget Kale.

"Emang amnesia beneran nih, orang." Celetuk Harsa.

"Tadi Tata sama Vano ke ruangan, Lo. Tapi katanya Lo lagi tidur nyenyak banget dan jujur ini tidur ternyenyak yang pernah gue liat dari Lo, Bang." Lanjutnya dengan senyuman misterius.

"Lo mimpi?" Tanya Kara memastikan.

Merasa ada yang aneh dengan situasi dan kondisinya saat ini, Kale segera menatap sekeliling dan atensinya jatuh tepat pada sebuah buku yang entah sejak kapan sudah berada di situ.

Melihat Kale yang terus menatap buku di meja. Zea segera memberikan penjelasan.

"Itu buku gue, Bang. Dua hari yang lalu emang gue lihat, Lo asik banget kayanya baca buku itu. Awalnya mau gue ambil, tapi ngga jadi. Ceritanya bagus? Baru beli itu." Ucap Zea seraya mengambil buku tersebut.

"Coba gue liat!" Ucap Kara meminjam buku tersebut.

"Jangan bilang Lo kebawa mimpi sama cerita di dalam buku ini, Bang?" Lanjutnya setelah membaca sinopsis dari buku yang dipegangnya.

"H-hah?" Kaget Kale kemudian langsung merebut buku tersebut dan segera membaca rentetan kalimat dalam sinopsisnya.

"ASTAGA! Bwahahaha aduhhh!!" Gelak tawa Harsa memenuhi ruangan Kale yang semula sunyi senyap.

"Semua cuma mimpi dan mereka berdua juga masih baik-baik aja. Gue tau Lo masih susah buat lupain perasaan itu ke Tata. Tapi yakin deh! Suatu saat nanti pasti bakal ada sosok perempuan yang bisa gantikan posisi Tata di dalam hati Bang Kale." Jelas Zea menatap dalam mata Kale.

"Bukunya gue ambil ya? Penasaran juga sama ceritanya nih." Lanjutnya dengan mengalikan pandangannya ke buku yang berada digenggaman Kale.

"Lo bener, Sa." Celetuk Kale.

"Ha? Itu Zea, Bang!" Kaget Harsa.

"Hargai selagi dia ada, dan jangan sampai gue nyesel karena menyia-nyiakan seseorang yang perasaannya jelas tulus ke gue. Karena banyak laki-laki yang ingin ada di posisi ini." Ucap Kale menatap Zea yang memasang wajah bingungnya.

"Mungkin gue lupa kalau posisi gue itu sebagai penengah antara Tata dan Vano, karena gue sebatas Matahari. Yap, matahari dan bulan ngga akan bisa bersatu karena keduanya akan saling menggantikan ketika waktunya tiba. Tapi gue lupa, kalau matahari itu ngga sendiri karena ada semesta yang menemani dan semesta gue itu Lo, Zea. Thanks for being my best partner and sorry if i ever broke your heart. So, will you be my wife? Gue tau ini tiba-tiba banget. Tapi bener kata Harsa kalau gue ngga boleh menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Jadi, gimana jawaban kamu?" Lanjut Kale menjelaskan isi hatinya.

"Oh my God?!" Pekik Kara tertahan.

"L-lo kesambet apaan, Bang?" Bingung Zea yang masih mencerna situasi.

"Ngga ada." Jawab Kale dengan gelengannya.

"Aduhh pada telmi semua. Intinya Lo mau ngga, jadi pacar Bang Kale?" Ucap Kara membantu menjelaskan ulang.

"T-tapi.." ucap Zea terpotong.

"Permisi? Ini masih jam makan siang, kan?" Ucap seorang laki-laki dengan setelan pakaian santai.

"Pak Aksa?" Gumam Kale.

"Anda- Pak Kale? Senang bisa bertemu dengan Anda di sini. Kebetulan Zea pernah sedikit bercerita tentang Anda." Ucap Aksa yang ternyata mendengar ucapan Kale.

"Kita- belum pernah ketemu?" Tanya Kale memastikan.

"Betul dan ini pertemuan pertama kita." Jawab Aksa.

"Bang? Dia ini Jaksa Aksa dan juga laki-laki yang sudah dijodohin sama gue." Ucap Zea menjelaskan situasinya.

"Dijodohin?!" Kaget Kale.

"So, Lo pasti tau jawaban gue. Maaf banget ya, Bang!" Ucap Zea tidak enak hati.

"Gapapa, gue terima kok. Terimakasih ya!" Jawab Kale dengan senyuman tulus.

"Semoga kalian bisa langgeng sampai maut memisahkan." Lanjutnya.

"Amin! Thanks, Bro!" Ucap Aksa tersenyum pada Kale.

"Semuanya baik-baik aja! Ngga ada yang perlu disesali! Udah ya? Kita bubar!!" Ucap Harsa menarik tangan Kara.

Namun sebelum meninggalkan ruangan, Harsa sempat membisikkan sesuatu kepada Kale dan segera meninggalkan diri dari ruangan itu.

"Lo telat, Bang. Tapi gue bangga sama keberanian, Lo. Btw gue ngga pernah bilang apapun ke Lo, deh. Sebulan ini aja gue dinas luar kota. Pergi dulu ya! Semangat!" Bisikan Harsa sebelum meninggalkan Kale.

"Jadi semua ini mimpi?!" Ucap Kale dengan ekspresi tidak percayanya.

***

Hihi gimana ceritanya?

See u on the next Book!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang