Halo semuanya!!
Selamat membaca :)-
-
-Di mall...
Setelah memarkirkan kendaraan miliknya, Vano dan Agatha pun secara berdampingan mulai memasuki area mall. Merasa ada yang aneh, Vano pun menghentikan langkahnya dan terlihat seperti sedang mencari sesuatu. Hal tersebut tidak luput dari perhatian Agatha.
"Kenapa?" Bingung Agatha.
"Sisir. Ah kelamaan!" Ucap Vano kemudian merapikan rambut Agatha yang berantakan akibat kejadian tadi.
"Beres!" Lanjutnya.
"Gu-" ucap Agatha terpotong.
"So sweet banget! Mba cantik punya Mas Pilot, nih." Ucap beberapa orang yang berlalu lalang.
Terlalu larut dalam keterkejutannya, Agatha pun baru menyadari bahwa sejak tadi mereka menjadi pusat perhatian di dalam mall tersebut.
"Ikut gue!" Ucap Agatha menarik tangan Vano.
Sedangkan Vano hanya menurut dan tersenyum menyapa beberapa orang yang sebelumnya memperhatikan mereka.
"Kenapa?" Tanya Vano ketika Agatha menghentikan langkahnya.
"Pilih baju gih! Nanti gue bayarin." Ucap Agatha.
"Gue bawa baju kok." Ucap Vano.
"Di mobil Lo, kan? Tadi kita kesini pake mobil gue, Kak." Ucap Agatha.
"Oh iya? Baru sadar gue." Ucap Vano dengan cengirannya.
"Ayo buruan! Gue pilihin deh." Ucap Agatha kesal.
"Iya-iya, pilihin gih! Jangan cemberut, nanti cantiknya hilang!" Ucap Vano dengan menatap intens wajah Agatha.
Agatha yang mendapat perlakuan itu pun hanya berpura-pura tidak memperhatikan Vano.
'Parah ni orang!' -batin Agatha.
-
-
-10 menit kemudian...
"Gimana?" Tanya Vano ketika memakai baju barunya.
"Ngga ada yang berubah. Ayo! Biar gue bayar terus kita lanjut belanja." Ucap Agatha dan Vano hanya menghela napas ketika mendapat jawaban sinis dari Agatha.
30 menit kemudian...
"Totalnya 539.000 rupiah, Kak." Ucap petugas kasir.
"Pakai ini, Mba." Ucap Vano memberikan kartu pribadinya.
"Ngga usah, Kak!" Bisik Agatha.
"Udah, ngga usah berisik! Tadi Lo udah beliin gue baju. Gantian lah!" Jawab Vano balik berbisik.
"Belanja bulanan ya, Mba? Mas?" Tanya Ibu-ibu yang mengantre dibelakang mereka.
"Hehe iya, Bu. Stok di rumah udah mau habis." Jawab Vano.
"Oh gitu? Semoga langgeng ya, kalian!" Ucap Ibu tersebut.
"Udah? Terimakasih ya, Mba." Ucap Agatha kemudian mengembalikan kartu Vano.
"Mari, Bu!" Pamit Vano dan Agatha yang dibalas anggukan oleh Ibu tadi.
***
Rumah Kara...
"Duluan aja! Biar barangnya gue bawain." Ucap Vano yang disetujui oleh Agatha.
"Taruh sini, Kak. Lo duduk aja, biar gue masak sebentar." Ucap Agatha ketika melihat keberadaan Vano.
"Lo duduk! Biar gue yang masak." Jawab Vano.
Di saat Vano sedang sibuk memasak, Agatha memanfaatkan waktu dengan menyiapkan obat-obatan untuk Kara dan menata bahan-bahan yang baru dibelinya ke dalam kulkas milik Kara.
15 menit...
"Gue bawa ke kamar Kara dulu, Kak." Ucap Agatha.
"Ra?" Panggil Agatha ketika memasuki kamar nuansa putih dipadukan dengan warna pink.
"Eugh?" Lirih Kara seraya membuka mata.
"Di mana?" Tanyanya.
"Rumah Lo, lah. Makan dulu ya, habis itu minum obatnya." Ucap Agatha.
Tanpa melakukan penolakan, Kara pun menuruti perintah Agatha.
***
|Vano & Agatha masak bareng nih|
***
Gimana ceritanya?
Jangan lupa vote, komen, dan follow ya!!Thank uu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)
Teen Fiction"Kamu itu kaya bulan, dan Abang mataharinya. Kamu selalu butuh Abang untuk menyinari gelapnya langit malam di bumi. Tapi bulan sendiri bukan milik Sang Matahari, melainkan milik Sang Bumi." - Matahari "Gue ngga minta Lo untuk selalu ada buat gue. Ta...