Happy reading guys!!
-
-
-"Jaga malam, Ta?" Tanya Melati seraya memberikan kopi pada Agatha.
"Thanks Kak. Iya, gue jaga malam. Kita satu shift, cuma beda tugas." Jawab Agatha.
"Lama ya, ngga main bareng. Dulu kita berlima selalu kemanapun bareng-bareng." Ucap Melati.
"Semenjak kepergian Cahaya, kita ngga pernah kumpul lagi. Bahkan ngga tau sekarang mereka pada dimana." Lanjutnya.
"Itulah. Andai gue tepat waktu samperin dia. Mungkin Cahaya masih bisa bareng-bareng sama kita." Ucap Agatha tersenyum pahit.
"Udah sampai mana?" Tanya Melati.
"Apanya?" Bingung Agatha.
"Penyelidikannya." Ucap Melati.
***
"Bang! Gue dapat info." Panggil Zea pada Kale.
"Korban 1, ada bekas tatto bentuk petir di tangannya. Korban 2, ada bekasnya juga tapi di leher. Kemungkinan itu sengaja mereka taruh sebagai tanda. Barusan juga gue browsing kalau di dunia kuno, petir menjadi simbol kekuatan karena digunakan oleh para dewa untuk menghukum mereka yang melakukan kesalahan. Jadi, kemungkinan ini adalah perantara pembalasan dendam." Jelasnya.
"Petir juga bisa dijadikan sebagai kekuatan besar, karena petir mampu menghancurkan berbagai macam benda yang disambarnya. Jadi menggunakan simbol petir bisa menegaskan kekuatan besar sebuah identitas. Gue cari dulu, beberapa geng atau kelompok yang mungkin pakai logo petir sebagai ikonnya." Lanjut Harsa.
"Nice! Dapat! Lightsaber, intra-cloud, Lightboys group, dan oh ada satu lagi Lightblack? Wow, aneh-aneh semuanya." Ucap Harsa.
"So? Let's play the game!" Ucap Zea tersenyum.
"Nice guys!" Ucap Kale bangga.
Setelah mengumpulkan informasi yang sekiranya penting. Zea pun diam-diam mengirimkan beberapa file kepada seseorang.
"Semoga ini membantu." Tulisnya pada orang tersebut.
"Kalian pulang dulu gih." Ucap Kale.
"Ogah! Mau tidur disini aja gue, Bang." Jawab Harsa.
"Zea?" Tanya Kale.
"Masih ada yang harus gue kerjain. Duluan aja, Bang." Jawab Zea.
"Oke, berhubung gue ngga ada kerjaan. Gue masakin kalian ya. Balik nya besok aja gue mah. Sekalian jemput bocil." Ucap Kale.
"Dari tadi kek, Bang. Kan gue laper." Celetuk Harsa.
"Berisik! Cari info lagi Sono." Ucap Zea melempar beberapa kertas ke hadapan Harsa.
"Nasib gue gini banget." Gumam Harsa.
-
-Keesokan harinya...
"Balik dulu ya!" Ucap Kale kemudian mengendarai mobil miliknya menuju RS tempat Agatha kerja.
"Halo Ta? Jam Lo udah kelar kan? Gue jemput ya. Mumpung searah, gue juga baru pulang. Oke, 5 menit lagi sampe." Ucap Kale dalam telpon.
Beberapa waktu kemudian...
"Masuk!" Ajaknya.
"Ngga capek apa, baru selesai jaga langsung jemput gue?" Tanya Agatha.
"Ngga sih, biasa aja." Jawab Kale.
"Cewe Lo ngga marah kan?" Tanyanya lagi.
"Hah? Gue ngga ada cewe." Jawab Kale.
"Kirain gue tinggal 3 tahun, Lo udah dapat cewe. Ngga mungkin kalau ngga laku dong?" Cecar Agatha.
"Ngga lagi mikirin cinta-cintaan gue. Gue aja jarang pegang hp. Gimana mau kabarin doi?" Jelas Kale.
"Tapi Lo ada suka sama seseorang?" Tanya Agatha.
"Ada. Tapi rahasia! Lo ngga usah kepo!" Jawab Kale.
"Ck! Tanya doang ngga boleh." Kesal Agatha.
"Udah, mulutnya ngga usah maju-maju! Gue kuncir mampus." Ucap Kale.
"Hishhh! Rese Lo!" Ucap Agatha kesal.
"Bang! Ada mobil habis meledak!" Kaget Agatha.
-
-
-Gimana ceritanya?
Jangan lupa vote, komen, dan follow ya!!
Thank uu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)
Teen Fiction"Kamu itu kaya bulan, dan Abang mataharinya. Kamu selalu butuh Abang untuk menyinari gelapnya langit malam di bumi. Tapi bulan sendiri bukan milik Sang Matahari, melainkan milik Sang Bumi." - Matahari "Gue ngga minta Lo untuk selalu ada buat gue. Ta...