Halo semuanya!!
Maaf banget kemarin ngga update cerita ini karena persiapan untuk perpisahan
So, aku update hari ini ya!!Selamat membaca :)
***
"Pagi! Ngapain kamu kesini?" Tanya Hans.
"Si- eh? Kak Vano?" Kaget Agatha.
"Mau pamitan ke Abel sama Agatha, Om. Soalnya saya ada jadwal terbang." Jelas Vano.
"Masuk dulu, Kak!" Ajak Agatha.
-
-Di ruang tamu...
"Maskapai mana?" Tanya Hans.
"American Airlines, Om." Jawabnya.
"Mau sarapan dulu, Kak? Tadi pagi gue masak." Ajak Agatha.
"Ngga usah, Ta. Gue udah sarapan kok." Tolak Vano.
"Oh gitu." Ucap Agatha.
"Ayo Pa!" Ajak Victoria.
"Nak Vano, maaf kita pergi dulu ya. Soalnya Papa ada acara di luar kota." Lanjutnya.
"Ngga papa Tante. Hati-hati di jalan." Jawab Vano yang dibalas senyuman oleh Victoria.
Setelahnya, Hans dan Victoria pun sudah tidak terlihat lagi di Kediaman Saputra.
"Abang berapa lama?" Tanya Abel.
"Satu Minggu. Kemungkinan besok Papa ada jam terbang juga. Mama masih di isolasi, jadi jaga diri baik-baik. Ta, gue titip Abel dulu ngga papa?" Jelas Vano.
"Lama banget! Tapi gapapa deh." Ucap Abel.
"Ngga papa, Kak. Santai aja!" Jawab Agatha.
"Ngampus ngga?" Tanya Vano.
"Free!" Jawab Abel.
"Kak, Lo mau berangkat kan? Bareng Abang aja." Lanjutnya.
"Eh ngga usah! Gue bisa bawa mobil sendiri." Tolak Agatha.
"Udah, santai aja. Bareng gue yuk! Sekalian mau mampir ke Mama." Ucap Vano.
"Yaudah, makasi Kak." Ucap Agatha.
"Kalau gitu, kita berangkat sekarang ya? Barang-barang yang mau dibawa, udah beres kan?" Tanya Vano.
"Udah semua." Jawab Agatha seadanya.
"Kita berangkat dulu ya! Jangan ngerepotin orang." Pamit Vano pada Abel.
"Iyaa!" Jawab Abel.
"Pergi dulu, Bel." Pamit Agatha.
"Bye! Hati-hati di jalan!" Ucap Abel.
-
-Di mobil...
"Tumben diem?" Tanya Vano.
"Gue emang gini." Jawabnya.
"Kelihatannya, Lo ada urusan lain ya? Mau mampir dulu?" Ajak Vano.
"Ngga usah, Kak. Lo juga mau berangkat." Tolak Agatha.
"Jam 9 jadwalnya. Masih ada satu jam lebih lah." Ucap Vano.
"Yaudah, mampir Kantor polisi di jalan X ya. Gue ada perlu sebentar." Ucap Agatha.
"Oh itu mah searah. Oke!" Jawab Vano.
Sesampainya mereka di kantor polisi, ternyata polwan dengan wajah dingin ciri khasnya sudah berdiri dengan berkas di tangannya. Siapa lagi jika bukan Zea. Setelah perbincangan mereka semalam, pagi tadi Zea sudah berhasil mengambil alih kasus dan ia akan berbagi informasi kepada Agatha.
"Udah lama?" Tanya Agatha.
"Baru aja. Lo- sama Vano?" Ucap Zea ketika melihat Vano tengah mengambil barang dari bagasi mobilnya.
"Iya." Jawab Agatha seadanya.
"Lo-" ucap Zea terpotong.
"Iya, gue tau batasannya kok. Btw, thanks buat berkasnya. Hari ini gue bakal otopsi mayatnya." Ucap Agatha memotong perkataan Zea.
"Sama-sama. Gue masuk duluan ya!" Ucap Zea yang dibalas anggukan oleh Agatha.
***
"Udah?" Tanya Vano yang dibalas anggukan oleh Agatha.
Setelahnya, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit tempat Agatha bekerja.
Sesampainya di rumah sakit, Agatha dan Vano banyak mendapat perhatian dari beberapa orang. Mungkin karena seragam pilot yang melekat di tubuh Vano itu yang menarik perhatian orang-orang.
"Gue ikut ke tempat Tante- oh maksudnya Mama ya." Ucap Agatha.
"Oke." Jawab Vano.
"Mas Vano ternyata temannya Mba Agatha ya?" Ucap salah satu suster.
"Iy-" ucap Agatha terpotong.
"Pacar saya. Kami permisi!" Ucap Vano memotong perkataan Agatha.
***
Gimana ceritanya?
Jangan lupa vote, komen, dan follow akun ini ya!!!Thank uu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)
Teen Fiction"Kamu itu kaya bulan, dan Abang mataharinya. Kamu selalu butuh Abang untuk menyinari gelapnya langit malam di bumi. Tapi bulan sendiri bukan milik Sang Matahari, melainkan milik Sang Bumi." - Matahari "Gue ngga minta Lo untuk selalu ada buat gue. Ta...