CHAPTER 10

180 28 0
                                    

Happy Reading!

-
-
-

"Tata pulang!" Ucapnya memasuki kediaman Saputra.

"Ma? Pa?" Panggilnya.

"Tingg!"

"Halo sayang! Mama lupa bilang, kalau Papa sama Mama harus ke Singapura 1 Minggu karena ada urusan bisnis. Kamu baik-baik di rumah ya. Bye Sayang!" Pesan Victoria.

"Oh ada bisnis. Arghhh pegel! Berendam boleh sih." Ucapnya kemudian berjalan menuju kamar miliknya.

"Darah? Darah siapa gila!" Kaget Agatha.

"Kak? Tolong!" Ucap seseorang lirih.

"Siapa di sana?" Tanya Agatha.

"Kak!" Ucapnya lagi.

Tanpa menunggu lagi, Agatha pun segera berlari ke dalam kamar mandi miliknya. Betapa terkejutnya, bahwa seseorang yang sangat dikenalnya terkapar tak berdaya dengan darah membasahi pakaiannya.

"Astaga! Abel!" Kagetnya.

"Abel ngga papa, sayang?" Tanya Agatha.

"Abel ngga papa. Tapi Kakak itu-" jawab Abel seraya menunjuk ke arah gadis di dalam bathtub.

"Kara?" Pekik Agatha.

-
-

Beberapa waktu kemudian...

"Abel udah mendingan? Lukanya masih sakit?" Tanya Agatha.

"Ngga papa, Kak. Abel aman. Kak Kara gimana keadaannya?" Tanya Abel balik.

"Kak Kara udah baik-baik aja. Abel, Kakak boleh minta tolong ceritain yang sebenernya?" Ucap Agatha yang dibalas anggukan oleh Abel.

Flashback...

"Hai Kak!" Ucap Abel memasuki mobil Avanza hitam.

"Lo udah ada rancangan buat Minggu depan, Bel?" Tanya Marsha -kating Abel.

"Belum kompleks sih kak. Baru yang acara internal, belum yang eksternal. Kalau kakak?" Jawab Abel.

"Gue belum ada sih. Makannya gue ajakin, biar kita bisa collab. Kebetulan doi gue mau nganter nih." Ucap Marsha.

"Namanya siapa, Kak?" Tanya Abel.

"Namanya-" ucap Marsha terpotong.

"Kak, gue boleh turun?" Tanya Abel setelah tanpa sengaja melihat ke arah kursi belakang.

"Kenapa?" Tanya laki-laki itu dengan nada rendah.

"Kayanya gue kelupaan sesuatu deh." Lanjut Abel.

"Kelupaan apa? Abang Lo ya?" Tanya Marsha.

"Kak? Maksudnya apa ya?" Bingung Abel.

"Kenapa? Lo kira gue beneran mau ajak diskusi? Makasih buat rancangan yang udah Lo kirim ke gue. Dengan begitu, gue dapat bahan untuk projek Minggu depan." Jelas Marsha.

"Kenapa? Lo bingung ya? Jangan naif banget deh jadi cewe." Lanjutnya.

"Jo? Ini orang yang Lo cari kan? Habisin aja, mumpung anaknya polos dan ngga banyak tingkah. Gue cabut dulu!" Ucap Marsha.

Tiba-tiba mobil berhenti dan laki-laki itu menatap tajam ke arah Marsha dan Abel.

"Kenapa? Takut?" Tanyanya.

"Jo-" ucap Marsha terpotong.

"Jangan sebut nama gue!" Ucap laki-laki itu.

"Lo butuh Abel kan? Gue udah bawain buat Lo. Butuh apa lagi sih?" Ucap Marsha.

"Lo!" Ucap Laki-laki itu.

"Maksudnya?" Kaget Marsha.

"Ngga akan gue sia-sia in cewe kaya, Lo Sha. Asal Lo tau, tujuan utama gue adalah bisa menikmati tubuh kalian berdua, dan setelahnya kalian bisa pergi sejauh mungkin." Jelas laki-laki itu.

"Lo gila!" Ucap Marsha panik.

"Buggg!"

Abel pun segera keluar dari mobil setelah berhasil memukul Kepala laki-laki itu dengan laptop miliknya. Persetan dengan laptopnya itu, karena tujuan utamanya adalah melepaskan diri dari laki-laki bejat itu. Namun, perkiraannya salah. Ternyata laki-laki itu tidak datang sendiri. Melainkan dengan kelompoknya yang dengan sengaja berada di daerah itu.

"Mau kabur kemana cantik?" Ucap salah satu dari mereka.

-
-
-

|Marsha Auzora|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Marsha Auzora|

***

Gimana ceritanya?
Jangan lupa vote, komen, dan follow ya!
Thank u guys!!

[3] ANTARA BUMI, BULAN, DAN MATAHARI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang