Akira's Note:
Update ulang, buat yang nagih lanjutan di wattpad. Buat yang mau baca semua chapter lengkap bisa pencet link yang ada di wall-ku. Tapi kalo mau nunggu update di sini seminggu dua kali juga, boleh banget.
Happy reading~
•••
Sinar rembulan masuk ke kamar pengantin baru. Biasanya di malam pertama, para pengantin baru akan memadu kasih. Namun, itu tidak berlaku bagi Marvin. Seorang Ceo perusahaan ternama, yang sedang memandang rendah ke arah istrinya.
Marvin duduk di sofa, dengan bersilang kaki. Dia juga menyilangkan tangan di depan dada, menunggu sang Istri selesai membaca surat perjanjian pernikahan keduanya. "Cepat baca dan tanda tangani surat itu, " perintah Marvin.
Jujur saja, Marvin sangat suka memerintah orang lain. Namun, dia benci diperintah. Oleh karena itu, Marvin terobsesi berada di atas orang lain. Kecuali, Kakeknya.
Perintah sang Kakek, tak pernah bisa Marvin hindari. Termasuk perintah untuk segera menikah. Dengan berat hati, Marvin akhirnya mencari calon istri yang lemah dan penurut. Dia ingin istrinya terus menunduk, menuruti apa yang dia perintahkan. Karena itu lah, dia memilih Wanda sebagai istrinya.
Meskipun Wanda berumur satu tahun lebih tua, Wanda selalu menunduk pada Marvin. Dia tak pernah membantah atau pun menghina perintah dari Marvin. Wanita bermata rubah itu hanya tersenyum tipis, mengangguk pada semua yang dikatakan Marvin. "Tanda tangani surat itu, " ulang Marvin.
Selesai membaca surat perjanjian pernikahan, Wanda tiba-tiba menaruh surat itu di meja. Wanita itu tersenyum, sembari membenarkan kacamatanya yang merosot jatuh ke hidung. Selain itu, Wanda mendongakkan wajah memandang langsung ke arah bola mata Marvin. Tanpa rasa takut, atau pun ragu, Wanda berkata, "Tidak mau."
Untuk pertama kalinya, Wanda tak menyetujui perkataan Marvin. Wanita itu ikut menyilangkan kaki, kemudian tersenyum ke arah suaminya.
Tangan Marvin mengepal kuat. Sorot matanya menajam ke arah Marvin. Dia kembali menjulurkan surat itu ke depan istrinya. "Cepat tanda tangani surat ini!"
Wanda mengangguk, dia mengambil kertas itu kemudian membacanya ulang. Satu decakan keluar dari bibir Wanda. Wanita itu tiba-tiba menyobek surat Marvin, di hadapan suaminya. Dia tersenyum tanpa dosa, melihat kertas-kertas yang dia sobek semakin mengecil. Setelah puas, Wanda langsung melempar surat itu ke sembarang arah. Dia mengulang jawabannya, "Tidak mau. "
Emosi Marvin mudah tersulut. Dia tak bisa menahan rasa marah yang menggerogoti hatinya. Marvin langsung beranjak dari sofa, dia kemudian menangkup wajah Wanda dengan satu tangan. Marvin memperingati, "Ingat posisimu ada di mana. Kau hanyalah bawahanku, jadi bersikap lah sesuai peranmu!"
Wanda malah mengedipkan satu matanya nakal. "Tapi aku bukan bawahanmu lagi. Aku ini istrimu, suamiku."
"Jangan mengelak, dan ikut perintahku! Wanita gila!" teriak Marvin.
Suara Marvin yang meninggi membuat indera pendengaran Wanda terasa sakit. Wanda masih bisa tersenyum, kemudian menghempaskan tangan Marvin yang menangkup wajahnya. Selain itu, Wanda juga mendorong tubuh Marvin hingga terjatuh ke atas kursi. Wanita itu memperingati, "Bukan aku yang gila. Tapi kau yang gila! Pernikahan bukanlah sesuatu hal remeh, yang bisa kau permainkan sesuka hatimu, suamiku!"
"Aku tak membutuhkan surat perjanjianmu untuk memerankan peran sebagai seorang istri," lanjut Wanda.
Marvin sedikit mengernyitkan alis, merasakan rasa sakit yang menjalar punggungnya. Dia ingin mengumpati Wanda, tapi istrinya itu tiba-tiba melepas dan melempar kacamatanya. Bola mata Marvin memelotot, melihat warna merah terang yang mulai melapisi pupil mata sang Istri. Dia baru menyadari, dibalik kacamata dan kepala Wanda yang selalu menunduk, tersembunyi mata merah menyala yang dipenuhi perasaan misterius. "Aneh, " komentar Marvin.
Wanda tersenyum, sembari melepas satu persatu kancing bajunya. Dia menjilat bibirnya sendiri, yang berhasil membuat tubuh Marvin merinding takut. Apalagi ketika gigi taring Wanda memanjang, sampai tercium nya aroma mawar yang menusuk indera penciuman Marvin.
Ketika Marvin ingin kabur meloloskan diri, Wanda sudah lebih dulu menahan tubuhnya. Wanita itu mencengkeram kerah baju Marvin, sebelum menekannya ke sofa. Marvin berteriak, "Lepaskan aku si*lan!"
Wanda masih tersenyum, dia menangkup wajah Marvin dengan satu tangan. Kemudian memberitahu, "Jangan pernah memerintahkanku melakukan apa yang kau mau. Selagi kau berada di bawahku. "
"Aku tak akan mau mendengar perintahmu, adik kecil, " ucap Wanda sebelum menepuk-nepuk kepala Marvin.
Marvin ingin berteriak kencang, dan mengamuk. Sayangnya, Marvin tak bisa menggila, setelah dia mendengar suara ketukan pada pintu kamar. Di antara suara pintu itu, terdengar suara kakek Marvin yang mendengar suara teriakan cucu kesayangannya. Dia bertanya, "Marvin, kenapa berteriak? Apa ada masalah?"
Wanda melirik ke arah pintu, dia membalas pertanyaan sang Kakek, "Marvin tak tahu cara melakukan ritual malam pertama, Kek. Untuk itulah, Wanda sedang mengajari Dik Marvin cara melakukannya."
"Dik Marvin masih malu-malu."
Dan harga diri Marvin terluka di malam pertama.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MYSTERIOUS WIFE [Republish][✓]
Vampire"M untuk Marvin di atas! W untuk Wanda di bawah!" - Marvin "Jangan coba-coba berselingkuh dariku, atau kuhisap darahmu sampai habis." - Wanda · · • • • ࿙✩࿙ • • • · · Marvin benci diperintah, tapi suka memerintah. Dia selalu ingin berada di atas ora...