Sinar matahari pagi menembus gorden kamar, lalu menyapa pasangan pengantin yang baru saja menikah. Layaknya pasangan suami istri pada umumnya, kedua orang itu menjadikan tubuh pasangannya sebagai pengganti guling. Selain itu, satu selimut, cukup untuk membungkus tubuh keduanya. Mereka saling membagikan kehangatan satu sama lain. Sebelum sang Suami, tiba-tiba membuka kedua matanya.
Marvin terkejut, mendapati dirinya memeluk seorang wanita. Tanpa hati ataupun rasa bersalah, pria itu mendorong Wanda menjauh dari dekapannya.
Pergerakan Marvin membuat tidur Wanda terganggu. Wanita itu ikut membuka kelopak matanya, mencerna apa yang sedang terjadi.
"Kau? Kenapa kau bisa ada di ranjangku? Apa yang sebenarnya terjadi?!" gerutu Marvin.Suara gerutuan Marvin membuat Wanda mengangkat sedikit kepala, menyipitkan mata lalu memperhatikan sekelilingnya. Pandangan matanya buram, dia masih mencoba untuk mengenali sekitarnya. "Yang telah terjadi di antara kita, adalah hal yang seharusnya terjadi," jawab asal Wanda. Tanpa tahu malu, Wanda menguap di hadapan sang Suami. Jujur saja, Wanda masih mengantuk. Dia membutuhkan bantal untuk beristirahat kembali.
Kepala Wanda kembali jatuh ke atas bantal. Berbeda lagi dengan Marvin yang melihat ke sekelilingnya. Dia meraba-raba tubuhnya sendiri, yang masih dibalut piama tidur. Kemudian bola matanya beredar menuju lilin-lilin yang masih setia berjajar rapi. Ditambah dengan kelopak bunga mawar, yang sudah tubuhnya tindih.
Marvin memegangi kepalanya yang pusing. Dia tak mengingat apa pun. Hal yang terakhir dia ingat hanyalah, saat Wanda menyobek surat perjanjian pernikahan keduanya. Setelah itu, Marvin tak tahu kenapa dirinya bisa berbaring di ranjang yang sama dengan Wanda. Apa yang tadi malam sudah dia lakukan?
"Wanita si*lan! Bangun dari ranjangku! Jawab dulu pertanyaanku!" desak Marvin.
Wanda kembali membuka kelopak matanya. Sudut bibirnya tersenyum manis. Tanpa mengangkat kepalanya dari bantal, Wanda malah menyapa, "Selamat pagi, Dik suami. Apa dirimu tertidur nyenyak?"
"Apa yang terjadi semalam?" ulang Marvin.
"Yang terjadi semalam? Hmm ... coba aku pikirkan dulu. Apa yang kita lakukan tadi malam ya?" pikir Wanda sembari menaruh jari telunjuknya di kening. Setelah menemukan jawabannya, Wanda langsung ikut duduk di ranjang. Dia memberitahu, "Kita tidur bersama, karena sudah menikah?"
Marvin tak percaya dengan apa yang Wanda katakan. Di dalam ingatannya, Marvin merasa malam tadi sangat menyeramkan. Dia melihat Wanda berubah menjadi vampir yang bersiap memangsanya. Namun, kenapa ingatan ini sangat samar? Rasanya seperti mimpi, tapi nyata. Kenapa Marvin tak bisa mengingat dengan jelas semua kejadian yang sudah terjadi?
"Kau memelukku dan aku memelukmu juga, Dik suami, " peringat Wanda.
"Ini tak mungkin terjadi! Aku tak pernah membiarkan seorang wanita berada satu ranjang denganku!" kata Marvin, dengan suara meninggi.
Bukannya merasa takut dengan ucapan Marvin. Wanda malah tersentuh mendengar jawaban suaminya. Dia memegangi kedua tangannya, kemudian mengungkap, "Ternyata suamiku masih perjaka, sebelum menikah denganku. Kupikir kau pria hidung belang, tapi ternyata aku sangat beruntung bisa memiliki suami sepertimu."
Tunggu, perjaka?
Seketika bola mata Marvin memelotot. Dia mengepalkan kedua tangannya, kemudian menunjuk ke arah Wanda yang masih terharu. "Kau ... kau ... Kau pasti sudah menjebakku."
"Menjebak? Apa maksudmu?" tanya Wanda heran.
Marvin berdecak, sebelum menjulurkan kedua tangannya di depan Wanda. Setelah ada di depan, Marvin bertepuk tangan satu kali. Memberi kode, agar Wanda paham apa yang dia coba katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MYSTERIOUS WIFE [Republish][✓]
Vampiros"M untuk Marvin di atas! W untuk Wanda di bawah!" - Marvin "Jangan coba-coba berselingkuh dariku, atau kuhisap darahmu sampai habis." - Wanda · · • • • ࿙✩࿙ • • • · · Marvin benci diperintah, tapi suka memerintah. Dia selalu ingin berada di atas ora...