Sejak Marvin membuka pintu kamar mandi, kepala Wanda semakin pusing. Gigi taring miliknya sedikit demi sedikit mulai memanjang. Bersamaan dengan indera penciumannya yang menajam. Wanda merutuki dirinya sendiri, yang lupa menutup pintu kamar mandi.
"Kau? Kenapa kau harus pergi ke kamar mandi ini? Memangnya tak ada kamar mandi lain?" tanya Marvin.
Seharusnya Wanda yang menanyakan hal itu pada Marvin. Namun, Marvin sudah lebih dulu mengajukannya. Oleh karena itu, Wanda berusaha untuk meminta Marvin pergi dari kamar mandi. Dia tidak tahan, mencium aroma darah yang menggoda hidungnya.
"Pergi! Cari kamar mandi yang lain!" perintah Wanda dengan kepala menunduk. Wanita itu menaruh tangannya di depan dada, berusaha untuk bernapas normal. Namun, bukan Marvin namanya, jika mengalah begitu saja.
"Aku malas berjalan. Lebih baik kau saja yang pergi, " balas Marvin tak peduli.
Semakin detik berdetak, semakin kencang jantung Wanda berdenyut. Wanda menutup kelopak matanya, dengan kening mengernyit. Tubuhnya melemah, tapi dia masih berusaha untuk bertahan. "Kumohon, " lirih Wanda.
Awalnya Marvin tak terlalu peduli pada kondisi sang istri. Namun, ketika dia memerhatikan gerak-gerik Wanda, Marvin mengernyitkan kening. Pria itu baru sadar, jika ada yang berbeda dari sang istri. Biasanya Wanda akan berdebat, sampai Marvin mengalah. Sayang, kali ini wanita itu memilih diam, dan memohon. Wanda bahkan tak berani menatap langsung ke bola mata suaminya.
"Apa yang terjadi denganmu?" tanya Marvin.
Wanda tak menjawab, oleh karena itu Marvin menyentuh kedua bahu sang istri. Dia membuat Wanda menatap ke arahnya. Sampai Marvin bisa melihat kondisi sang istri dari dekat. Pria itu mengernyitkan kening, melihat kening Wanda yang basah oleh keringat. Bibir wanita itu bahkan memucat, kehilangan warna merah dari lipstiknya.
"Wanda?! Kau benar-benar alergi air selang?" tanya Marvin.
Wanda menggelengkan kepala. Sebenarnya hal ini bukan disebabkan oleh air selang. Dia hanya kekurangan darah untuk bertahan hidup. Namun, Wanda tak bisa mengatakan hal ini pada suaminya. Dia menjawab, "Aku hanya sedikit kurang enak badan. Jadi, jangan dekati aku. "
Seharusnya Marvin senang, melihat Wanda lemah tak bisa berbuat apa-apa. Namun, entah kenapa ada rasa bersalah yang tersimpan di hatinya. Mungkin karena Marvin merasa, air yang sudah dia siramlah, yang sudah membuat Wanda seperti ini.
"Aku akan memanggilkan pelayan untuk membantumu berganti baju. Selain itu, aku juga akan memanggilkan dokter untukmu, " kata Marvin.
Tanpa mendengar balasan dari Wanda. Pria itu sudah lebih dulu menggendong tubuh sang istri. Dia membawa Wanda menuju kamar miliknya. Meskipun Wanda berulang kali menolak bantuannya. "Diam, jangan membantah ucapanku, " peringat Marvin.
Sepanjang perjalanan menuju kamar, Wanda berharap jika jiwa aslinya tidak mengambil alih tubuhnya saat ini. Dia berusaha menahan diri, untuk tidak mendaratkan gigi taringnya pada kulit sang suami. Selain itu, Wanda juga berusaha keras, menjauhkan hidungnya dari tubuh sang suami.
Marvin mendaratkan tubuh Wanda pada ranjang yang empuk. Setelah itu, dia pergi tanpa mengatakan hal apa-apa. Marvin bahkan mengunci pintu kamar, supaya Wanda tidak melarikan diri, sebelum diperiksa dokter.
![](https://img.wattpad.com/cover/313042502-288-k961496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MYSTERIOUS WIFE [Republish][✓]
Vampire"M untuk Marvin di atas! W untuk Wanda di bawah!" - Marvin "Jangan coba-coba berselingkuh dariku, atau kuhisap darahmu sampai habis." - Wanda · · • • • ࿙✩࿙ • • • · · Marvin benci diperintah, tapi suka memerintah. Dia selalu ingin berada di atas ora...