Langit menggelap, memberi pekerjaan pada sang rembulan untuk bersinar terang. Cahaya rembulan ini, jatuh menerpa kulit seorang vampir yang hampir menuju ajalnya. Vampir itu berdiri tepat di halaman rumah besar yang sudah lama tak berpenghuni. Di sekeliling rumah itu terdapat banyak tanaman rambat tak terawat.
Tak ada senyuman manis, ataupun tatapan penuh percaya diri. Sekarang, hanya ada vampir putus asa, dengan pandangan kosong ke depan. Di tempat ini, Wanda tak perlu pura-pura menjadi manusia. Sekarang, dia bisa berubah wujud sesuka hatinya. Siapa juga yang akan melarang Wanda untuk berubah wujud?
"Bulannya cantik sekali. Dia sepertinya tahu, jika aku membutuhkan cahaya untuk melenyapkan nyawaku sendiri," gumam Wanda, sembari menengadahkan wajahnya melihat langit.
Mungkin bulan di atas langit, tidak menunjukkan bentuk paling sempurnanya. Bulan itu mulai kehilangan beberapa cahaya, sebelum kembali menjadi bulan baru. Namun, itu bukan masalah besar. Selagi Wanda bisa menggenggam erat sebuah belati, dan juga mengikhlaskan hidupnya. Wanda yakin, cahaya bulan yang tersisa mampu membimbingnya menuju alam setelah kematian.
"Ada banyak kata yang ingin aku ungkapkan pada Marvin. Namun, pada akhirnya yang aku bisa ucapkan hanyalah selamat tinggal."
Wanda meremas gaun pernikahan yang saat ini dia pakai. Gaun putih itu melilit tubuhnya dengan sempurna. Tak lupa juga, Wanda memakai Veil putih transparan untuk dipasangkan pada atas kepalanya. Wanita itu menutup kelopak matanya secara perlahan-lahan. Ada banyak keinginan Wanda yang sudah terkabul. Salah satunya adalah menikah dengan pangeran penyelamatnya.
Di kehidupnya yang terakhir, Wanda ingin mengenakan gaun pernikahannya bersama Marvin. Tak masalah jika Marvin sudah menandatangani surat perceraian. Karena sampai kapan pun juga, Wanda masih tetap menganggapnya sebagai suami.
"Selamat tinggal, Dik Suami," gumam Wanda sembari mengarahkan ujung belati menuju dadanya.
Angin berembus, air mata mengalir, bersamaan dengan gugurnya daun-daun kering. Di tengah kesunyian malam, bulan bersinar terang menyinari bilah belati. Semua penampilan rumah kosong itu, tampak mendukung Wanda melakukan aksinya. Mereka berduka, tapi masih setia membiarkan Wanda melakukan apa pun yang dia inginkan.
Kecuali satu orang. Kecuali pria yang baru datang, dengan napas terengah-engah. Tanpa memedulikan apa pun pria itu berlari ke arah Wanda. Dia berteriak-teriak, sebelum merampas belati yang akan melukai jantung Wanda. "Berhenti! Jangan lakukan ini!" teriak Marvin.
Suara Marvin menyentuh indera pendengaran Wanda. Di balik kain putih, mata merah Wanda memelotot sempurna. Dia mengernyitkan kening, tak mengerti. Bagaimana bisa Marvin menyusulnya ke tempat ini? Padahal Wanda tak pernah memberitahukannya tentang tempat ini.
"Marvin? Bagaimana bisa kau ada di tempat ini? Apa ingatanmu masih belum kau hapus?" tanya Wanda.
Dengan napas terengah-engah, dan pandangan tertuju pada Wanda. Marvin menyentuh kedua bahu Wanda, dia berkata, "Tak penting, dari mana aku mengetahui kau ada di sini. Yang terpenting adalah, jauhkan belati si*lan ini dari jantungmu!'
Wanda tak mengerti, dengan apa yang Marvin katakan. Kenapa Marvin bisa mengetahui jika Wanda ingin menusuk jantungnya sendiri? Oleh karena itu, Wanda menggapai wajah sang suami. Dia bisa merasakan keringat membasahi kening, lalu mengalir menuju dagu. "Aku tak bisa, Marvin. Umurku sudah ada pada batasnya."
Marvin tak peduli pada apa yang Wanda katakan. Dia melingkarkan tangannya pada pinggang Wanda, kemudian menarik wanita itu agar mendekat ke arahnya. Marvin bertanya,"Kau mencintaiku, bukan?"
Bola mata keduanya bertemu. Wanda bisa melihat sebuah tekad Marvin, untuk memilikinya kembali. Namun, sebelum Wanda tenggelam lebih jauh dari permintaan Marvin, wanita itu sudah lebih dulu memalingkan wajah ke arah lain. Dia ingin melepaskan diri, tapi Marvin kembali menarik tubuhnya agar berdekatan dengan pria itu. "Marvin, aku ... aku harus pergi. Tolong, jangan ganggu aku," pinta Wanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MYSTERIOUS WIFE [Republish][✓]
Vampiri"M untuk Marvin di atas! W untuk Wanda di bawah!" - Marvin "Jangan coba-coba berselingkuh dariku, atau kuhisap darahmu sampai habis." - Wanda · · • • • ࿙✩࿙ • • • · · Marvin benci diperintah, tapi suka memerintah. Dia selalu ingin berada di atas ora...