Sesakit apa pun masa lalu Wanda, semuanya sudah terlewati. Sekarang, hanya ada kehidupan baru yang ditawarkan Marvin, lewat janji suci pernikahan. Tepat di tengah rumah, Marvin menjulurkan telapak tangannya di depan Wanda. Pria itu tersenyum manis, sembari bertanya, "Siap menjadi istri sah Marvin Adhitama lagi, Kak Wanda?"
Telapak tangan Wanda menggapai telapak tangan Marvin. Sudut bibir vampir itu terangkat ke atas, bersamaan dengan mengeratnya pegangan Marvin pada tangannya. Wanda membalas pertanyaan Marvin, "Siap, Dik Marvin."
Walaupun umur Wanda jauh ratusan tahun di atas umur Marvin, tapi Marvin berjanji akan menjadi kepala keluarga terbaik untuk Wanda. Dia menerima Wanda sepenuhnya menjadi istrinya. Di hadapan Marvin, Wanda tak perlu lagi berpura-pura menjadi manusia sekaligus istri sempurna. Karena Marvin mencintai Wanda apa adanya.
Perlahan tapi pasti, Marvin mendaratkan bibirnya di punggung tangan Wanda. Dia menciumnya lembut, sampai hati Wanda tersentuh. Mungkin kisah impian Wanda, menikah dengan pangeran impiannya sudah berakhir. Kisah mereka, tak seindah kisah putri dan pangeran di negeri dongeng. Namun, Wanda dengan senang hati menerima takdirnya.
Wanda mengenakan gaun pernikahan berwarna putih, yang baru Marvin berikan untuknya. Begitu juga dengan Marvin yang mengenakan jas hitam miliknya. Kedua pasangan itu berjalan menuju altar pernikahan, tanpa adanya suara riuh piuh seperti dulu. Di ruang tengah rumah Adhitama itu, hanya terdapat beberapa kenalan Wanda dan Marvin, yang mengetahui identitas asli Wanda saja.
Di perjalanan menuju altar, Marvin berkata, "Aku akan mencarikan obat supaya rasa sakitmu berkurang. Juna bilang, dia akan membantuku juga."
Wanda tersenyum, sembari membalas, "Kau begitu berniat memanjangkan umur vampir tua ini."
"Tidak masalah. Asalkan istriku ada di sisiku, aku akan melakukan apa pun yang bisa kulakukan, hanya untukmu saja," jelas Marvin.
"Ucapanmu semakin lama semakin manis, Dik Marvin. Aku takut, kau menaruh racun di dalamnya, sampai aku tak bisa berhenti mencintaimu," kata Wanda.
Marvin mempererat genggaman tangannya pada Wanda. "Ya. Itu bagus. Aku tak akan membiarkan vampir sepertimu berpaling dariku lagi. Jangan berhenti mencintaiku."
"Omong kosong," ucap Wanda sembari tertawa kecil.
"Kau ingin aku melakukan apa lagi, untuk membuktikan keseriusanku padamu? Apa mengikat janji pernikahan denganku lagi, tak cukup membuatmu percaya padaku?" tanya Marvin.
Belum sempat Wanda menjawab, Marvin sudah lebih dulu menggendong tubuh sang istri menuju altar. Pria itu mempercepat langkahnya, tak sabar menikah ulang dengan Wanda. Wanda yang berada dalam gendongannya hanya bisa tertawa, sembari memeluk erat leher Marvin. Dia berbisik, "Besar sekali, tekad Tuan Adhitama ini. Aku tak sabar menantikan ikatan janji sucimu."
"Aku lebih tak sabar lagi. Setelah menikah, mari kita coba berbulan madu di hutan sebagai vampir," canda Marvin.
Wanda tersenyum tipis. Dia menyentuh bibir Marvin, mengusapnya sampai jemari tangannya menyentuh sebuah gigi taring Marvin yang mencuat. Penawaran yang diberikan Marvin membuat Wanda ikut menunjukkan gigi taringnya. Wanita itu mengecup bibir Marvin sekilas, sampai Marvin berhenti berjalan dan memperingati, "Jangan menggodaku di sini. Kita belum menyelesaikan janji pernikahan. Apa kau ingin, aku membuatmu tak bisa berjalan sebelum pernikahan dimulai?"
Wanda tertawa kecil, kemudian menyembunyikan wajahnya pada dada Marvin. Wanita itu melingkarkan tangannya erat-erat, sembari mencium aroma darah milik Marvin. Tanpa melepas pelukan pada leher pria itu, Wanda berbisik, "Tentu saja tidak. Sebelum menyentuhku, kau harus menikahiku dulu, Dik Marvin."
Marvin pura-pura berpikir. Sebelah sudut bibirnya terangkat ke atas, baru kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga Wanda. Dia mengernyitkan kening sebentar, kemudian berbisik, "Tapi aku tak tahu cara melakukan ritual malam pertama bersama seorang Vampir, Kak Wanda. Aku takut kau kecewa dengan adik kecil yang masih malu-malu ini."
Wanda ikut berbisik, "Haruskah aku mengajarimu? Dik Marvin?"
"Tentu saja," balas Marvin dengan senyuman lebar. Pria itu menunjukkan kedua gigi taringnya, sampai membuat Wanda tersipu sebentar.
"Dengan senang hati," lanjut Wanda.
Marvin membawa Wanda dengan penuh bangga. Meskipun tubuhnya kembali menjadi vampir, tapi Marvin mempunyai Wanda di sisinya. Pria itu mulai berhasil mengatasi rasa takutnya, bersamaan dengan hatinya yang menerima semua takdirnya.
Selama jari jemari keduanya masih bisa menggenggam erat jemari tangan masing-masing. Marvin bisa tahu, jika hidupnya akan baik-baik saja. Dia akan selalu mencoba menjadi kepala keluarga terbaik, untuk istri vampirnya.
Kedua vampir tak tahu malu itu akhirnya mengikat cinta mereka, dengan ikatan suci pernikahan. Mau orang lain memanggil kedua sebagai monster, atau pengisap darah, Marvin tak peduli. Hal yang paling penting adalah, memiliki Wanda di sisinya. Karena mereka ditakdirkan untuk bersama, sesuai dengan permintaan terakhir Kakek Adhitama.
TAMAT
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MYSTERIOUS WIFE [Republish][✓]
Vampirgeschichten"M untuk Marvin di atas! W untuk Wanda di bawah!" - Marvin "Jangan coba-coba berselingkuh dariku, atau kuhisap darahmu sampai habis." - Wanda · · • • • ࿙✩࿙ • • • · · Marvin benci diperintah, tapi suka memerintah. Dia selalu ingin berada di atas ora...