Kejadian dulu terulang kembali. Di mana Marvin bangun, dengan ingatan yang memudar. Pria itu tak bisa membedakan kenyataan dan hayalannya. Di depan wajahnya sendiri, dia melihat Wanda berubah menjadi vampir. Namun, setelah dia terbangun di pagi hari. Semuanya menghilang. Wanda kembali menjadi wanita biasa, dengan kacamata yang bertengger di pangkal hidungnya.
"Apa yang terjadi semalam?! Aku berniat menjemput kakek, setelah itu semua ingatanku kembali memburam!" gerutu Marvin.
Marvin berdecak berulang kali. Dia mengacak-acak rambutnya, berusaha mengingat apa yang telah terjadi. Namun, lagi-lagi yang dia temukan hanya titik hitam yang membesar. Semuanya kabur, tak tersisa dalam ingatannya.
Marvin mengeluarkan napas panjang. Dia melirik ke sekitar. Sejak kapan Marvin tidur di ranjang ini? Dia bahkan tak mengingat, apa yang sudah terjadi pada dirinya sendiri. Semuanya membuat Marvin bingung. Apalagi ketika merasakan rasa pegal pada tubuhnya sendiri. Seolah-olah, Marvin telah melalui hari yang melelahkan tadi malam.
Apa yang sudah terjadi? Hanya itu pertanyaan yang terngiang-ngiang di kepala Marvin. Sebisa mungkin, Marvin berdiri dari ranjangnya. Dia berniat mencari tahu, apakah sang Kakek sudah pulang atau belum. Sekaligus mencari keberadaan Wanda, untuk menanyakan semua hal aneh yang sudah terjadi.
"Wanda," panggil Marvin.
Baru saja Marvin membuka pintu kamar, dia sudah melihat beberapa pelayan bergerak membersihkan rumah miliknya. Padahal pelayan-pelayan itu kemarin sudah diusir Wanda. Marvin berpikir, "Tampaknya Wanda memanggil mereka semua, karena Kakek sudah pulang. "
"Aku harus bertemu dengan Kakek," niat Marvin.
Langkah kaki pria itu bergerak menelusuri satu persatu anak tangga. Untuk beberapa saat, Marvin terdiam dengan mata tertuju pada lantai bawah. Tepat di sana, terdapat lima orang pelayan yang sedang membersihkan lantai. "Pagi-pagi sudah mengepel lantai. Aneh sekali."
Ketika kaki Marvin menginjak lantai bawah. Dia bertanya pada salah seorang pelayan, "Apa Wanda yang menyuruh kalian untuk membersihkan rumah pagi-pagi sekali?"
Pelayan itu langsung menundukkan kepala. Dia memundurkan langkahnya, tak berani terlalu dekat dengan Marvin. Setelah itu, pelayan itu memberitahu, "Ya, Tuan. Nyonya Wanda mengatakan Kakek Adhitama akan pulang sekarang. Jadi, kami semua segera membersihkan rumah ini. Dikarenakan Nyonya Wanda sedang tidak sehat."
"Itu artinya tadi malam Kakek belum sampai rumah juga," gumam Marvin.
Marvin mengernyitkan kening. Dia segera mencari keberadaan ponsel miliknya. Namun, yang Marvin temukan malah sosok Wanda yang berdiri tepat di depan jendela. Wanita itu terdiam, dengan pandangan yang tertuju pada luar. Entah apa yang Wanda sedang lihat. Namun, Marvin bisa melihat genangan air yang melapisi matanya.
"Kemarin malam, ingatanku kabur. Aku harus menanyakan semua yang sudah terjadi pada wanita itu," kata Marvin.
Sembari melangkahkan kaki, Marvin berkata kepada Wanda, "Apa yang terjadi tadi malam? Aku berniat menjemput Kakek pulang, tapi setelah itu aku tidak ingat apa-apa."
Wanda melirik ke arah Marvin. Dia tersentak, ketika Marvin sudah berada tepat di depan matanya. Sebisa mungkin, Wanda menyembunyikan kesedihannya. Dia menghapus cairan bening di mata, baru memberitahu Marvin, "Kemarin malam kau kelelahan. Lalu aku dengan susah payah harus membawamu ke kamar. Untuk itu lah kau tidak jadi menjemput Kakek."
Penjelasan Wanda membuat Marvin terdiam, sembari menyipitkan matanya ke arah Wanda. Dia tidak percaya pada apa yang Wanda katakan. "Aku sakit? Memang benar, tubuhku terasa sangat lelah. Tapi aku tidak mengerti, kenapa aku sampai tidak ingat apa yang terjadi tadi malam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MYSTERIOUS WIFE [Republish][✓]
Vampiros"M untuk Marvin di atas! W untuk Wanda di bawah!" - Marvin "Jangan coba-coba berselingkuh dariku, atau kuhisap darahmu sampai habis." - Wanda · · • • • ࿙✩࿙ • • • · · Marvin benci diperintah, tapi suka memerintah. Dia selalu ingin berada di atas ora...