Jari jemarinya Marvin terburu-buru mengambil kotak bekal yang telah Wanda siapkan. Marvin tersentak kaget, melihat isi kotak itu.
"Apa-apaan ini?"
Begitu tutup kotak dibuka, Marvin menemukan sebuah roti isi berbentuk bulat. Roti itu mempunyai dua bentuk telinga kecil, menyerupai seekor anjing. Selain itu, Marvin menemukan sebuah kertas kecil, yang berada di balik tutup kotak bekalnya.
Tulisan yang tertulis di kertas itu dibaca Marvin, "Jangan lupa sarapan. Aku membuatnya spesial untukmu. Dik suamiku, yang lucu seperti Puppy."
Marvin meremas kertas yang ditulis Wanda. Dia tersenyum kecut, sembari bergumam, "Puppy? Dia berani menyamakanku dengan anak Puppy? Lihat saja, apa yang akan Marvin Adhitama lakukan, pada wanita tak tahu diri itu!"
Kertas yang berada di tangan Marvin, sengaja Marvin lempar ke bawah. Dia mendengkus, sembari memegangi keningnya. Marvin harus berpikir, bagaimana cara terbebas dari Wanda?Namun, sebelum itu Marvin harus mencari tahu identitas Wanda yang sebenarnya. "Manusia misterius, yang tak jelas asal-usulnya. Aku tak paham kenapa kakek memilihnya sebagai istriku? Apa pikiran kakek sudah diracuni oleh kata-kata Wanda?"
· · • • • 𓆩✩𓆪 • • • · ·
Selama bekerja di perusahaannya, Marvin tak berhenti memikirkan identitas asli istrinya. Bahkan, ketika pulang ke rumah, satu-satunya tujuan Marvin adalah mengamati gerak-gerik Wanda. Wanita itu tak boleh lepas dari pengawasan Marvin.Aroma sabun mandi memenuhi tubuh Marvin, yang baru saja keluar dari kamar mandi. Seusai mandi, pria itu melirik ke arah istrinya yang ada di sisi ranjang. Wanita itu tampak asik mengolesi kakinya dengan losion beraroma buah. Marvin menyilangkan tangan di depan dada, dia berdiri memperhatikan istrinya melakukan perawatan tubuh.
"Apa benar, Wanda itu seorang vampir? Seperti yang selalu muncul dalam pikiranku?" batin Marvin.
"Tapi itu tak mungkin. Menurut artikel yang kubaca, vampir itu alergi sinar matahari, lalu tak suka dengan bawang."
"Tapi Wanda? Dia sama sekali tak takut dengan keduanya. Menurut pelayan yang memperhatikannya selama siang hari, Wanda bahkan membantu menyapu halaman rumah di tengah terik sinar matahari. Selain itu, wanita itu juga membantu tugas dapur."
Semakin Marvin mencari tahu tentang Wanda, semakin otaknya merasa bingung. Marvin harusnya menemukan kejelekan wanita itu, untuk memudahkannya menaklukkan Wanda. Namun, yang Marvin temui hanyalah kesempurnaan. Wanda benar-benar melakukan tugasnya sebagai seorang istri. Dia bahkan menyiapkan makan malam, beserta air mandi untuk Marvin.
"Apa ada vampir yang memerhatikan pekerjaan rumah? Dan berdandan seperti manusia normal?" heran Marvin.
"Jangan-jangan, Wanda adalah vampir berkelainan, " tebak Marvin.
Ketika Marvin hanyut dengan pikiran anehnya. Wanda berhenti mengolesi losion pada tubuhnya. Wanita itu tersenyum tipis, dia menatap Marvin dengan tatapan penasaran. Wanda bertanya, "Kenapa kau berdiri di sana, Dik Suami?"
"Apa kau menungguku selesai berdandan?" tanya Wanda.
Marvin tersenyum kecut, dia kemudian berjalan ke arah Wanda tanpa melepas pandangan matanya. Pria itu berhenti tepat di depan Wanda, tubuhnya mencondong ke arah istrinya, sebelum berkata, "Sebenarnya apa tujuanmu menikahiku?"
Pertanyaan ini lagi. Wanda mengeluarkan napas panjang. Bola matanya bertemu dengan bola mata Marvin. Wanda memberitahu, "Kau amnesia? Sudah kubilang, jika aku hanya ingin menjadi istrimu saja. Aku memang benar-benar mencintaimu, Dik suami."
Marvin menegakkan punggungnya. Dia kemudian menatap cincin yang berada di jari manis Wanda. Melihat cincin itu, Marvin terdiam cukup lama. "Aku tak percaya dengan ucapanmu."
"Terserah, mau percaya atau tidak. Lagi pula aku tak perlu membuktikan perkataanku bukan? Coba saja, kau rasakan dengan hatimu ini. Suara detak jantungku hanya berdetak untukmu saja, " ungkap Wanda.
Marvin mengernyitkan alis, mendengar pengakuan Wanda. Jantung berdetak? Apakah jantung vampir bisa berdetak? Marvin menggelengkan kepala, sudah dipastikan jika Wanda tak mempunyai satu ciri vampir di tubuhnya. Marvin saja yang terlalu berpikiran jauh tentang istrinya.
Setelah itu, Marvin kemudian memerintah, "Aku tak mau seranjang denganmu. Jadi, pergi tidur di kamar sebelah saja."
"Kenapa tidak? Kita 'kan sudah menikah. Lagi pula, aku tak berniat melakukan ritual malam pertama lag---"
Ucapan Wanda langsung Marvin potong dengan tatapan tajam. Marvin menyela, "Jangan mengatakan hal-hal yang tak bermutu. Cepat pergi, atau kuusir dirimu!"
Wanda tak peduli dengan ancaman Marvin. Dia malah menjatuhkan tubuhnya di ranjang. "Kemarin kau tak mau aku berada jauh darimu. Sekarang, kau malah mengusirku. Aku tak mengerti dengan tingkahmu suamiku," kata Wanda.
"Aku tak mau berada jauh darimu? Hah! Jangan berbohong dan mengatakan hal aneh!" kata Marvin.
Wanda mengedikkan bahu, dia berucap, "Aku tidak berbohong. Apa kau tak ingat, tadi pagi kau memelukku erat-erat?"
Marvin mendengkus, dia kemudian menarik lengan Wanda agar bisa dia usir dari kamar. Namun, sebelum Marvin menyeret tubuh Wanda. Wanita itu sudah lebih dulu berteriak, "Kakek! Marvin berniat mengusirku!"
Hanya dalam hitungan detik, Kakek Adhitama menyahut dari balik pintu. "Marvin! Kau apakan menantu Kakek! Jangan berani mengangkat tanganmu pada wanita!"
Marvin terpaksa melepas tangan Wanda. Dia akhirnya membiarkan wanita itu tidur di ranjang miliknya. Sedangkan Marvin sendiri, mulai beranjak dari tempat itu. Ketika Marvin berniat pergi dari kamar, sebuah tanda tanya muncul di kepala Marvin. "Bagaimana bisa suara teriakan Wanda terdengar ke luar. Aku rasa, aku sudah memasang pengedap suara di sini."
Seketika, ingatan Marvin teringat saat dirinya berteriak meminta dilepaskan. Marvin juga mengingat saat Kakek Adhitama, bertanya tentang kondisinya. Marvin langsung berbalik ke belakang. Dia menatap Wanda yang sudah berbaring di ranjangnya. Ingatannya memang benar-benar telah terjadi. Itu semua bukan hanya mimpi. Hanya saja, Marvin melupakan sebagian ingatannya.
"Malam hari, mungkin dia akan berubah wujud, " gumam Marvin.
Akhirnya Marvin mengambil satu selimut yang ada di lemari. Dia memutuskan untuk tidur di samping Wanda. Tentunya untuk memperhatikan, jika Wanda mungkin berubah menjadi vampir di malam hari.
Niat awalnya memang ingin memata-matai Wanda, tapi ujung-ujungnya Marvin sudahebih dulu tenggelam ke alam mimpi. Dia baru bangun di tengah malam, ketika Wanda sudah tak ada di sisinya. Seketika, rasa curiga mengalir ke benaknya. Marvin segera beranjak dari ranjang.
Marvin mulai mencari Wanda ke seluruh rumah. Pria itu baru menemukan istrinya di luar rumah, dengan tangan yang membawa sesuatu. Karena jauh, Marvin tak bisa jelas melihat apa yang dibawa istrinya. Dia kemudian memutuskan membuntuti Wanda yang pergi ke belakang rumah.
Helaian rambut panjang wanita itu tertiup angin. Sedangkan tangan lentiknya, fokus memegangi beberapa tanaman yang ada di belakang rumah. Spontan, Marvin menyipitkan mata mencari tahu apa yang sedang Wanda lakukan. Namun, ketika Marvin hampir memergoki Wanda melakukan sesuatu. Tiba-tiba saja, Wanda berbalik ke belakang.
"Kau sedang apa di sana?"
· · • • • 𓆩✩𓆪 • • • · ·
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MYSTERIOUS WIFE [Republish][✓]
Vampirgeschichten"M untuk Marvin di atas! W untuk Wanda di bawah!" - Marvin "Jangan coba-coba berselingkuh dariku, atau kuhisap darahmu sampai habis." - Wanda · · • • • ࿙✩࿙ • • • · · Marvin benci diperintah, tapi suka memerintah. Dia selalu ingin berada di atas ora...