𓆩✩38. Maju Selangkah✩𓆪

211 41 4
                                    

Ketika Michelle melirik ke samping, dia langsung memelototkan mata. Wanda muncul seperti hantu. Dia tidak menunjukkan ciri-ciri akan berjalan ke arah Michelle, tapi tubuhnya sudah muncul di hadapan Michelle.

Michelle langsung merapikan bajunya, dia turun dari ranjang sembari maju beberapa langkah ke arah Wanda. Michelle mendorong tubuh Wanda ke belakang, lalu menunjuk ke arah wanita itu. "Berani sekali kau masuk ke kamar ini tanpa izin! Apa tak ada seorang pun pelayan yang memberitahu, bahwa hotel ini sudah disewa?!" tanya Michelle.

Wanda malah tertawa kecil, sembari memainkan sebuah belati di tangannya. Jemari tangan Wanda menyentuh ujung belati yang baru dilapisi cairan merah. Setelah itu, Wanda memberitahu, "Ah, maksudmu pelayan yang berada di depan hotel? Dia sebenarnya sudah memintaku untuk berhenti melangkah, tapi sayangnya aku sudah lebih dulu menusuk perutnya."

Michelle tak percaya dengan apa yang dikatakan Wanda. Namun, melihat belati penuh darah di tangan Wanda, dia langsung percaya. Michelle memundurkan langkahnya sampai lututnya menyentuh ranjang. Dia bertanya, "Apa yang kau inginkan?! Kenapa kau masuk ke hotel ini tanpa izin? Siapa kau sebenarnya?!"

Dengan belatinya, Wanda menunjuk ke arah Marvin. Wanita itu tersenyum manis, kemudian memberitahu, "Aku istri dari pria itu. Pria yang berusaha kau jebak, Nona Michelle. Ah, bukan. Namamu bukan Nona Michelle, tapi Nona Mona, bukan?"

Michelle merasakan tubuhnya bergetar hebat, ketika Wanda memanggil nama aslinya. Dia meneguk ludahnya sendiri, kemudian berkata, "Kau ... kau ... kau istrinya Marvin?"

"Ya, Nona. Dan tugasku kemari untuk menyelamatkan suamiku dari wanita racun sepertimu. Mari kita lihat, tubuhmu ingin kuukir dengan bekas luka seperti apa? Gambar bunga? bintang? Atau ... angsa? Aku dengan senang hati akan mengabulkan permintaanmu," jelas Wanda sembari melangkahkan kakinya ke depan.

"Tidak! Tidak! Menjauhlah dariku! Si*lan! Aku akan menelepon petugas keamanan!" gertak Michelle.

Wanda tertawa. Wanita itu membalas, "Silakan saja. Bagus juga jika kau menelepon petugas keamanan, untuk menangkap dirimu sendiri. Harus aku ungkap, kejahatan apa yang tadi kau lakukan pada suamiku?"

"Kau mengosongkan restoran dan hotel. Kau juga menaruh obat tidur dalam minumannya. Terakhir, kau membawanya ke sebuah kamar, dengan niat menjebaknya. Kejahatanmu harus dihukum bukan?" tanya Wanda.

"Aku jadi tak sabar mendengar berita, jika seorang wanita nakal ditangkap karena berniat menjebak pria beristri," peringat Wanda.

Kaki Michelle bergetar hebat, melihat belati yang terjulur ke depannya. Dia berteriak, sembari menggeleng-gelengkan kepala. Namun, suara teriakannya terendam oleh suara tawa Wanda. Wanda hampir menusuknya, sebelum Michelle menangis dengan kencang.

Pada akhirnya, belati itu jatuh ke lantai. Di balik kacamata miliknya, lensa pada mata Wanda memerah. "Kau sepertinya sangat takut, aku tusuk dengan belati. Baiklah, aku akan memberimu hukuman lain, karena berani mendekati suamiku."

Kuku Wanda memanjang, bersamaan dengan gigi taringnya yang mencuat dari mulut. Wanda menengadahkan wajahnya, sampai Michelle bisa melihat wujud asli Wanda. "Mon ... monster! Monster!"

Niat Wanda adalah menakut-nakuti Michelle, sampai Michelle kapok untuk mengganggu kehidupan sang suami. Namun, tiba-tiba wujud vampir Marvin bangkit. Terlebih lagi, pria itu tak memakan masakan dan obat yang diberikan Wanda. Jelas saja, gigi taringnya mencuat, bersamaan dengan kuku-kuku jari yang memanjang. Hanya dalam satu gerakan saja, Marvin berhasil menangkap tubuh Michelle. Pria itu menggigit bahu Michelle dengan kedua taringnya dari belakang.

Michelle berjerit, sementara Wanda langsung bergerak ke ranjang. Sebisa mungkin, Wanda berusaha untuk menjauhkan Marvin dari Michelle. Sebelum pria itu membunuh Michelle. "Marvin, tahan, tahan hasratmu. Kau tak boleh membunuh manusia lagi. Kau tak boleh melakukannya!" teriak Wanda.

MY MYSTERIOUS WIFE [Republish][✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang