"Artis membatalkan kontrak begitu saja? Dia pikir kerja sama ini seperti menginstal aplikasi? Mudah dibatalkan hanya dengan sekali tekan!"
"Ini tidak bisa terjadi! Perusahaan membutuhkan artis terkenal dan cocok untuk memasarkan produk kita!"
Matahari mulai bersinar terang. Tepat di lantai atas sebuah perusahaan ternama, seorang pria bertubuh tinggi sedang menelepon seseorang. Keningnya berkerut, suaranya meninggi, sementara tangannya mengepal pada ponsel yang dipegang. Sebab, semakin lama dia menelepon, semakin kepalanya terasa pusing.
"Ganti rugi yang diberikan, tak sebanding dengan keuntungan yang akan menghilang! Jadi, kau harus membujuknya supaya tetap bekerja bersama kita!"
Marvin, seorang direktur---perusahaan SunShine; produk perawatan kulit---mengakhiri panggilan telepon dengan satu perintah. Dia berdecak marah. Padahal ini masih pagi, tapi dirinya sudah merasa gerah. Rasa panas ini bukan disebabkan oleh sinar mentari pagi, melainkan dari otaknya yang terasa panas karena terus diasah. Marvin harus berpikir, dan mengawasi perusahaan. Dia tak mau dicap sebagai pemimpin lemah dan lengah.
"Kesempatan untuk mendapat lebih banyak keuntungan, tak bisa dilewatkan hanya karena satu kendala, " pikir Marvin.
Fokus utama Marvin adalah melihat peluang ke depan, bukan melihat ancaman. Dia senang menerima tantangan baru, lalu berpikir untuk mendapatkan banyak keuntungan. Karena keuntungan lebih penting daripada kerugian yang akan didapatkannya. Jadi, Marvin selalu berusaha untuk memikirkan matang-matang, hal yang akan dia arahkan untuk kemajuan perusahaannya. Sebisa mungkin, Marvin tak boleh salah melangkah dan menjerumuskan perusahaannya ke dalam kerugian.
Suka keuntungan dan anti kerugian. Selain mencintai keberhasilan, Marvin juga sangat senang memerintah. Dia ingin semua bawahannya, menurut pada perkataan yang keluar dari mulutnya.
"Kerja yang benar! Jangan bergosip! Aku membayarmu untuk bekerja, bukan membicarakan orang lain! " perintah Marvin, ketika melewati ruang pekerjanya. Semua orang yang ada di ruang itu langsung terdiam, dan meneruskan pekerjaan. Mereka hanya bisa menunduk sembari melihat pada monitor komputer.
Perlu diakui, jika bekerja dengan Marvin cukup melelahkan. Mereka harus siap dimarahi, diperintah atau memaklumi semua sifat Marvin. Selain itu, Marvin juga sangat perfeksionis. Para pekerja diharapkan bekerja maksimal tanpa mengeluh. Ini semua demi gaji besar, yang sanggup menafkahi satu keluarga besar. Jika gaji di perusahaan Marvin kecil, pastinya semua pekerja akan angkat kaki dari perusahaan.
Marvin melangkah ke ruangan miliknya sendiri. Bola matanya melirik ke sekeliling. Di ruangan yang cukup besar itu, Marvin menganggukkan kepala puas dengan kebersihan tempatnya bekerja. Dia melangkah percaya diri menuju kursi, dengan helaian rambut yang bergerak mengikuti irama langkah kakinya. Marvin sedikit mengusap kening, sebelum duduk di kursi.
"Beberapa pekerja sudah melakukan pekerjaan mereka dengan baik, " kata Marvin sebelum mendorong kepalanya ke sandaran kursi. Perlahan, Marvin menarik napas panjang, sebelum mengeluarkannya. Dia menutup kelopak mata, bersiap menuju ke alam mimpi. Marvin lelah dengan pekerjaan yang akhir-akhir ini terus mengganggu waktu tidurnya.
Namun, baru beberapa menit Marvin menutup mata. Suara langkah kaki terdengar di kupingnya. Tanpa membuka kelopak mata, Marvin sudah menebak siapa orang yang berani masuk ke dalam ruangannya tanpa permisi. Dia menarik sudut bibirnya ke atas, kemudian berkata, "Kakek sedang melakukan pemeriksaan lagi?"
"Ayolah. Sudah aku katakan, Kakek tak perlu khawatir, Marvin pasti bekerja keras untuk memajukan perusahaan Kakek, " lanjutnya.
Pria tua dengan setelan jas rapi, dan sebuah tongkat di tangan tersenyum. Dia duduk di sofa yang tak jauh dari meja kerja Marvin, sebelum bercerita, "Kakek ke sini, ingin memeriksa apa Cucu Kakek sudah beristirahat yang cukup, dan mencari calon menantu untuk Kakek. "

KAMU SEDANG MEMBACA
MY MYSTERIOUS WIFE [Republish][✓]
Vampire"M untuk Marvin di atas! W untuk Wanda di bawah!" - Marvin "Jangan coba-coba berselingkuh dariku, atau kuhisap darahmu sampai habis." - Wanda · · • • • ࿙✩࿙ • • • · · Marvin benci diperintah, tapi suka memerintah. Dia selalu ingin berada di atas ora...