4. Sandwich Strawberry & Ttonkatsu

216 31 8
                                    

"Psstt!" Sehun menoleh ke arah kanannya, ke bangku Jongin yang sekarang tengah serius mencatat sesuatu di buku tulis. "Jong!" Panggilnya lagi.

Jongin menoleh dengan malas, "apa?" tanyanya, kemudian kembali melanjutkan menulis di buku.

"Aku bosan," jawab Sehun, sesekali melirik ke depan pada guru Cha yang tengah menjelaskan materi. "Bolos?"

Jongin memutar bola matanya, menutup buku yang ternyata sejak tadi hanya berisi coretan tidak jelas. Satu alisnya terangkat dan menatap serius ke arah Sehun.

"Ayo!"

"Aku duluan," kata Sehun yang diangguki oleh Jongin. Pemuda itu berdiri dari kursinya, menarik perhatian guru Cha dan beberapa murid lain. "Pak, saya ijin ke toilet," katanya dengan wajah meyakinkan. Guru Cha menurunkan kacamatanya, menatap curiga pada siswa yang memang terkenal nakal itu.

"Pak, sudah di ujung." Sehun merapatkan kakinya dan bergerak dengan gelisah.

"Ya sudah, silahkan."

Sehun bergegas keluar dari kelas, sekilas melirik ke arah teman-teman sekelasnya yang hanya bisa menggelengkan kepala. Mereka sudah sangat paham dengan isi kepala pemuda itu. Bahkan di dalam hati bergumam jika sebentar lagi partnernya juga akan berdiri dari kursi.

"Pak!"

"Duduk!"

Suara tawa tertahan terdengar didalam kelas. Jongin mendengus pelan, memutar otak agar bisa segera menyusul Sehun. Seharusnya, dia yang lebih dulu ijin ke toilet tadi.

###

Sehun berkali-kali memanjangkan lehernya guna mencari Jongin yang masih juga belum nampak. Pria itu sudah menunggu di samping tembok bagian belakang sekolah. Tempat biasa dia dan Jongin bolos. Disana ada sebuah kursi kayu panjang tepat di bawah pohon besar yang dibuat oleh anak tukang bolos lainnnya dengan sukarela agar bisa rebahan atau duduk santai.

"Yo!"

Tepukan di bahu membuat Sehun terlonjak kaget. Dia mengusap dada saat tau bahwa itu Jongin.

"Yak! Ku kira Chanyeol Hyung," dengusnya, "kenapa lama sekali?"

Jongin mengangkat kantong plastik ditangannya, menunjukkan belanjaan yang dia bawa.

"Dari minimarket depan. Kalau beli di kantin bisa-bisa ketahuan. Lagipula tadi aku harus pura-pura sakit perut dulu supaya diijinkan keluar kelas."

"Kau memanjat tembok?" Sehun menerima bungkusan itu sambil duduk di kursi, mengambil sandwich strawberry kesukaannya.

"Apa kau kira aku berlutut pada satpam sekolah agar dibukakan gerbang?" Jongin berdecih.

"Siapa tau." Sehun mengedikkan bahu acuh.

Angin berhembus menerbangkan dedaunan coklat yang jatuh. Kedua anak Adam itu duduk bersisian sambil menikmati makanan dan minuman yang dibeli Jongin tadi. Setelah menghabiskan sandwich-nya, Sehun merebahkan diri, menjadikan paha Jongin sebagai bantal. Matanya tertutup dan Jongin membiarkannya tanpa protes.

"Sehun, kau makan dengan baik?" Jongin bersuara.

"Aku baru saja makan sandwich strawberry," jawab Sehun seadanya.

"Tubuhmu tetap kurus."

"Bawaan dari lahir, dan sepotong sandwich tidak bisa langsung membuat gemuk."

"Kau lahir dimana?"

"Rumah sakit terdekat dari rumahku."

"Ibumu pasti sangat cantik."

Kalimat terakhir itu membuat Sehun membuka mata, namun menyipit kembali karena biasan sinar matahari dari celah dedaunan. Dia menatap Jongin dari bawah wajah pria itu, menikmati pemandangan rambut Jongin yang bergerak mengikuti angin musim gugur.

See You In Autumn 2022 || KAIHUN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang