Sehun melangkah pelan di sepanjang koridor menuju kantin dan fokus pada handphone silver di tangannya, tidak menyadari bahwa sedari tadi seseorang mengikutinya dari belakang, bahkan dari jarak yang sangat dekat.
Puk!
Sebuah lengan dengan arloji mahal tersampir di bahu si putih pucat, mengejutkannya sesaat. Sebuah senyum terlewat sumringah di dapatinya saat memastikan siapa kiranya seseorang yang dengan lancang merangkul bahunya.
"Apa?" Tanya Sehun sambil menyingkirkan lengan itu dari bahunya.
Tawa yang terlewat bahagia itu sedikit mengganggu pendengarannya. Tak elak membuat Sehun menghela nafas jengkel. Disimpannya handphone yang tadi menjadi fokus utamanya, lalu memanjangkan langkah sampai Jongin tertinggal di belakangnya.
"Mood mu buruk sekali," netra setajam elang itu menatap Sehun.
"Biasa saja," Sehun acuh.
"Lalu mana senyuman pagi untukku?" Jongin menarik kedua pipi Sehun hingga membuat si empunya memukul lengan itu dengan keras. Jongin terkejut mendapati respon Sehun ditambah wajah masamnya yang hanya berlalu pergi setelah Jongin melepaskan kedua pipi itu.
"Ada apa?"
Jongin yang awalnya ingin memberi kabar bahagia tentang hubungannya dengan Seolhyun memilih untuk menunda hal itu dulu. Sehun terlihat benar-benar tidak di posisi yang aman untuk bicara dengan baik. Ekspresi wajahnya keras, enggan menatap Jongin yang masih mengimbangi langkah.
"Tidak ada."
Pria berhoodie hitam itu berdiri di depan Sehun, membuat langkah keduanya berhenti. Tatapan tajam yang Sehun layangkan tidak berhasil membungkam senyumnya. Pikirnya, mungkin Sehun hanya sedang stress dengan semua tugas sekolah.
"Ayo ke kantin."
Jemari yang di hiasi cincin perak berkilau itu menangkap jemari Sehun dengan cepat, lalu menariknya lembut. Namun sentakan kuat yang di terimanya.
"Aku tidak lapar. Aku ingin menemui Jinyoung hyung." Sehun segera berbalik dan meninggalkan pria itu. Bohong memang, padahal koridor itu hanya menuju ke kantin yang tepat dua meter di depannya. Sedangkan jika berbalik arah, hanya ruang musik dan aula yang di tuju. Kelas Jinyoung atau ruang OSIS berada di gedung sebelah.
Jongin hanya kembali tersenyum, berbalik arah mengikuti Sehun. "Ayo menemui Jinyoung Hyung." jemarinya kembali menggenggam jemari lentik itu.
"Jongin!" kembali Sehun menyentak tangan itu. Si hoodie hitam hanya terkekeh, menatap Sehun dengan jenaka tepat di mata yang dibalas sepersekian detik oleh Sehun. "Berhenti menggangguku."
"Aku tidak mengganggumu."
"Kau mengikuti ku, kau menggangguku!"
"Aku hanya-"
Sebelum menyelesaikan ucapannya, Sehun telah terlebih dahulu meninggalkam pria itu. Berjalan cepat dengan umpatan pelan yang membuat Jongin mengangkat satu alisnya bingung. Ia kira Sehun hanya bersikap menyebalkan seperti biasa. Tapi kemarahan pria itu terasa aneh untuknya.
"Apa yang terjadi?" gumamnya pada udara yang tentu saja tidak mendapatkan jawaban.
###
Kejadian saat Sehun melihat Jongin menyatakan perasaannya pada Seolhyun sudah lewat dua hari yang lalu. Setelah festival, sekolah memang diliburkan selama dua hari. Maka hari ini adalah hari pertama Sehun bertemu Jongin setelah pria itu resmi menjadi milik orang lain.
Sehun tau, dia tidak seharunya marah pada Jongin seperti ini. Tapi ketika melihat wajah pria itu, ia akan tanpa sadar berdecak dan membuang nafas kasar. Bahkan sepanjang pelajaran, tidak ada obrolan seperti yang biasa mereka lakukan. Sehun hanya terus mengalihkan perhatiannya pada buku, dan Jongin yang sesekali menatapnya, membuka dan kemudian menutup kembali mulutnya tanpa ada kata yang keluar. Penasaran, tapi enggan bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You In Autumn 2022 || KAIHUN ✓
Novela Juvenil"Aku akan menceritakan semua kisah tentangmu pada bintang-bintang. Menjawab tanya mereka mengapa ini disebut cinta dan luka," gumam Sehun yang tengah duduk di atas rumput hijau, di samping orang yang telah membawa separuh kenangannya pergi, bersama...