33. (S2) Rain Outside My Window

199 18 7
                                    

Hujan hari ini membuat sebagian orang mengeluh karena banyak dari mereka yang mengalami hambatan dalam bekerja. Apalagi biasanya hujan di Montreal bisa seharian penuh dan berlanjut ke hari-hari berikutnya. Salah satu yang paling mengeluh adalah para staff dari WF entertainment.

Sebenarnya, hujan di Montreal City bukan satu hal yang asing. Musim dingin bahkan lebih panjang. Tapi jika mendadak seperti ini, maka semua hal yang sudah terencana matang pun bisa gagal total. WF Entertainment baru saja menandatangi surat kerja sama dengan perusahaan pakaian Roots yang cukup besar di Kanada. Salah satu artis besutan mereka terpilih menjadi brand amabassador untuk merk pakaian musim dingin.

Seharusnya, pemotretan yang dilakukan outdoor dan segala hal lainnya sudah siap di jalankan sejak beberapa jam lalu. Tapi hujan masih belum bosan membasahi pijakan. Hampir semua staff berdiri di samping dinding kaca besar lantai tiga, saling berharap agar hujan lekas reda. Tidak masalah sebenarnya jika pemotretan bisa di langsungkan besok, tapi Han Soori, artis yang menjadi brand ambassador Roots memiliki jadwal padat yang tidak bisa di ganggu gugat.

Hela nafas terdengar bersahutan. Hari ini pemilik sekaligus Direktur utama perusahaan mereka akan datang. Seluruh laporan akan langsung diberikan pada Direktur yang terkenal sangat perfeksionis itu. Maka sekali lagi, mereka hanya berharap hujan reda dan pemotretan bisa di langsungkan.

Mobil BMW hitam mengkilap itu akhirnya tiba di pelataran kantor. Para staff yang tadinya berdiri di depan kaca, gaduh untuk beberapa saat.

"Hey hey, what's wrong?" Seseorang yang baru saja memasuki ruangan terlihat menahan tawa melihat keributan kecil yang di buat oleh staffnya.

"Presdir Wu sudah tiba," sahut seorang staff. Pria yang masih berdiri bersandar pada pintu itu terkekeh.

"Calm down, biar aku yang bicara padanya."

Pintu tertutup seiring helaan nafas lega dari seluruh staff. Meski mereka masih belum bisa selega itu. Menyerahkan semua hal pada fotografer andalan WF itu adalah dua pilihan. Hidup terus berlanjut atau mati hari ini juga.

.

Sepatu pantofel hitam itu menghentak di sepanjang ruangan yang terlewati. Semua karyawan menunjukkan rasa hormat mereka dengan membungkukkan badan. Kebanyakan pekerja di WF adalah orang asia, jadi kebiasaan seperti itu memang tidak asing.

Selain sang Direktur, seorang pria dengan setelan yang lebih santai berjalan disampingnya. Beriringan memberikan intimidasi dengan paras rupawan mereka yang tidak bisa hanya dijadikan bahan perbandingan. Pria yang lebih murah senyum dan terlihat santai dengan sweter hitam berlapis mantel selutut berwarna senada itu memiliki wajah asia yang kental.

Postur tubuh tinggi dan rampingnya sangat menarik bagi para wanita lajang diluaran sana. Wajahnya yang tampan mampu bersaing dengan pria Eropa.

Ketika para karyawan membungkuk, kembali terlihat perbedaan yang sangat kentara. Satu pria yang tetap berjalan dangan tubuh tegap dan pandangan lurus, serta pria lain yang menyambut mereka dengan senyuman ramah. Ketika mereka berdua melewati ruang kerja yang tidak cukup sibuk, seluruh karyawan berdiri untuk menyambutnya. Kehadiran pria bermarga Wu itu memang selalu ditinggikan, selain karena jabatannya, suatu kehormatan juga jika Direktur utama bisa berkunjung ke kantor agensy di tengah kota Montreal yang memang lebih kecil dari anak perusahaan lain yang tersebar hampir di seluruh benua. Presdir Wu lebih banyak bekerja di kantor pusat Vancouver.

Bisikan yang berisik akhirnya tersuara ketika pintu ruangan berplang "Direktur" tertutup rapat. Para karyawan wanita sibuk mengagumi betapa gagahnya presdir mereka. Sedangkan para pria kembali sibuk membahas pekerjaan yang tidak ada habisnya.

See You In Autumn 2022 || KAIHUN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang