Beberapa kaleng kopi serta bungkus cemilan terlempar kedalam troli bersamaan dengan beberapa sayuran dan seafood. Sehun menjadi yang paling semangat memunguti satu persatu makanan ringan di rak dan Ellios berperan sebagai orang tua baik dengan segala daftar belanjaan yang di berikan nenek sebelum ke minimarket.
"Pa, kau bisa gemuk kalau memakan semua coklat itu," protes Ellios yang kini bersedekap dada.
"Papa sudah memakan coklat seumur hidup dan tidak pernah gemuk sampai sekarang."
"Mungkin diabetes."
Sehun mendelik pada Ellios yang kembali sibuk membaca daftar belanjaan miliknya.
"Hey orang tua, kata-katamu itu seperti doa."
"El tidak tua!"
"Paruh baya?"
Ellios menghentak kakinya dan berjalan mendahului Sehun.
"Papa menyebalkan!"
Sehun terkekeh lalu menyusul anak semata wayangnya menuju kasir.
Hari ini cukup cerah. Jalanan cukup padat lepas dari desa, di tambah hari minggu. Sehun akhirnya membeli mobil tahun lalu atas paksaan ibu. Dan ternyata cukup membantu juga. Biasanya, jika ingin ke minimarket atau tempat yang cukup jauh, dia akan meminjam mobil pick up tua milik kakek Feng yang seringkali mogok di tengah jalan. Sedangkan ke tempat kerja dan sekolah Ellios, ada Julio, rekab kerjanya yang secara tidak langsung sudah menjadi supir taksi pribadinya. Setidaknya mobil Julio tidak suka mogok.
Lusa adalah hari perayaan festival. Sehun sengaja membeli banyak cemilan untuk dimakan nanti di penginapan. Setiap hari, Ellios tidak pernah lupa menengok kalender di samping kulkas.
"Kau suka sekali festival balon udara itu hm?" tanya Sehun di sepanjang jalan mereka menuju parkiran dengan masing-masing kantung belanjaan.
Ellios mengangguk antusias. "El sudah tidak sabar."
"Kau ingin naik balon udara?"
Ellios menggeleng dan berubah murung. Sehun menjadi merasa bersalah.
"El tidak suka tinggi."
Acrophobia.
Anaknya ini takut ketinggian.
"Tidak apa. Menonton mereka dari bawah lebih menyenangkan."
Ellios ikut tersenyum dan mengangguk. Senyuman ayahnya adalah hal terbaik. Segala kesulitan dan ketakutannya akan hilang begitu saja hanya dengan melihat senyum Sehun.
"Papa."
"Hm?" gumam Sehun yang kini sibuk memasukkan kantung belanjaan ke dalam bagasi.
"El rindu daddy."
Untuk beberapa detik yang tidak disadari, tangan Sehun berhenti di udara. Ia menolah ke belakang dan menemukan Ellios telah menatapnya ragu.
"Kau ingin mengunjungi daddy?"
Anggukan Ellios membuat Sehun akhirnya sadar betapa egois dia selama tiga tahun ini. Yang ia fikirkan hanya hatinya, mentalnya dan hidupnya. Tanpa pernah tau bagaimana Ellios setiap malam ingin bertemu daddy nya. Bagaimana anak sekecil ini merindukan orang yang dulu menggendong dan memeluknya ketika menangis.
Mungkin ini saatnya ia berhenti memikirkan diri sendiri.
"Setelah festival, kita pergi menemui daddy."
Binar di wajah Ellios ketika mendongak dan menatapnya membuat Sehun ingin menangis.
"Sungguh?"
"Tentu saja, jagoan."
KAMU SEDANG MEMBACA
See You In Autumn 2022 || KAIHUN ✓
Novela Juvenil"Aku akan menceritakan semua kisah tentangmu pada bintang-bintang. Menjawab tanya mereka mengapa ini disebut cinta dan luka," gumam Sehun yang tengah duduk di atas rumput hijau, di samping orang yang telah membawa separuh kenangannya pergi, bersama...