38. (S2) The Moon Is Calling

122 22 10
                                    

"Anda tidak bisa masuk, tuan," suara pegawai wanita cantik dengan tubuh tinggi semampai itu terdengar berusaha keras agar bisa tetap sopan.

"Aku kerabat dekatnya," balas Sehun.

"Anda harus membuat janji dulu."

"Aku sudah mencoba menghubungi atasanmu tapi tidak diangkat." Sehun hampir menghentakkan kakinya.

"Kalau begitu anda bisa datang lagi besok, tuan. Disini bukan tempat untuk sembarangan orang."

Kalau bukan wanita, sudah daritadi Sehun teriaki dia di depan muka. Matanya terpejam saat merasa pening karena susah sekali untuk masuk menemui suaminya sendiri.

Yang tau siapa pasangan hidup seorang Kris Wu hanyalah keluarga inti dan beberapa kerabat dekat keluarga Wu saja, selebihnya tidak ada yang tau apalagi karyawan dari perusahaan di Korea. Mereka sama sekali belum pernah melihat pasangan sang direktur. Jadi wajar jika Sehun tidak diijinkan masuk menemui sang direktur apalagi dia datang dengan setelan kasual, kemeja coklat muda, celana jins hitam dan sneaker berwarna putih.

Sehun menghela nafas, karyawan wanita ini sudah menahannya di meja resepsionis selama hampir setengah jam. Dia bisa saja berteriak kalau direktur mereka yang sangat dihormati itu adalah suaminya, tapi Sehun tidak mau membuat keributan lagi.

"Papa."

Panggilan itu membuat Sehun menoleh pada Tae Oh yang duduk di sofa. Alasannya ke kantor Kris siang ini adalah karena dia mendapat panggilan telepon dari rumah sakit tempatnya bekerja nanti dan tidak mungkin untuk membawa Tae Oh. Ibu mertuanya sedang sibuk dan dia memang tidak pernah memakai jasa babysitter selama ini. Urusan Tae Oh selalu dia serahkan pada Kris dan asisten pribadinya, Lucas yang sudah sangat akrab dengan anak lelaki itu sejak di Montreal.

"Sebentar, ya, sayang." Sehun melirik pada karyawan wanita yang terus saja menatapnya dengan tidak suka sebelum mengambil handphone dan mulai menghubungi Kris lagi. Dia sudah menelpon lima kali, tapi sepertinya pria itu sedang ada rapat penting.

"Halo?"

Sehun mendesah lega meski suara Lucas yang mengangkat panggilannya.

"Aku di lobi bersama Tae Oh dan hampir terlambat pergi ke rumah sakit."

"Langsung naik saja."

Sehun berdecak, kembali menatap sengit karyawan yang juga mendelik padanya. "Kalau bisa sudah ku lakukan sejak tadi. Pokoknya segera datang kesini dan temani Tae Oh karena-demi Tuhan-aku sudah terlambat."

"Sebentar lagi aku ke bawah, sayang." Kali ini terdengar suara berat Kris.

"Okay."

Panggilan di tutup, Sehun berjongkok di depan Tae Oh yang mulai rewel karena bosan.

"Papa, El ngantuk." Anak itu bangkit dari posisi rebahannya di sofa dan mulai menarik-narik lengan baju Sehun untuk membawanya keluar dari kantor. "Ayo pulang, El mau tidur."

"Sebentar lagi daddy jemput. El main disini dulu bersama uncle Lucas, okay?"

"No! I want to go home! Papa, ayo pulang!"

Tae Oh merengek hingga menarik perhatian orang-orang disana termasuk karyawan wanita tadi. Sehun bisa dengar decakan lidahnya sebelum menghampiri pasangan anak dan ayah itu.

"Maaf, tuan. Tolong jangan berisik dan membuat keributan."

"Aku tidak akan membuat keributan jika dari tadi kau membiarkan aku menemui atasanmu."

Jawaban Sehun memancing emosi karyawan dengan name tag Boram itu. Dia memanggil seorang petugas keamanan dan memerintahkannya untuk membawa Sehun serta Tae Oh keluar dari kantor.

See You In Autumn 2022 || KAIHUN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang