Makan malam di rumah keluarga Wu memang selalu terasa hangat. Obrolan ringan tentang betapa senangnya mereka karena Sehun kembali ke Korea membuat Sehun lupa bahwa ada ketidak baikan dalam keputusannya. Mommy Wu selalu terlihat antusias jika menyangkut Sehun dengan Tae Oh. Sejak awal mengenal beliau, Sehun tau kalau akan mudah menyesuaikan diri dengan wanita setengah abad itu.
Sehun banyak bersyukur untuk keluarga yang terbuka ini. Menerimanya sebagai menantu yang notabene adalah laki-laki. Mereka tidak menuntut apapun. Yah, ingin memiliki cucu bukan sebuah tuntutan. Jadi sebelum orang tuanya bicara, Kris sudah lebih dulu mengajak Sehun bertemu Tae Oh. Bayi mungil berusia tiga bulan di sebuah panti asuhan di Vancouver.
"Kenapa tidak tinggal disini saja? Mommy kesepian."
Sehun terkekeh geli melihat wajah murung mertuanya yang sudah beberapa kali dalam sehari ini ia lihat. Permasalahan ini sudah sangat sering di bahas.
"Mom, kami akan lebih sering berkunjung. Lagipula sekarang Xiuhuan bisa mengunjungi mommy setiap hari, atau sebaliknya." Kris menyelesaikan makannya dan meneguk habis segelas air putih. Dia sama, tersenyum geli melihat wajah sang ibu.
"Mom ingin Tae Oh. Biarkan dia tinggal disini."
"Xiuhuan bisa menangis semalaman, Mom."
Yang di sebut mendelik main-main. Kris terkekeh. Memang benar jika Sehun pun tidak bisa lepas dari jagoan mereka. Senakal apapun si cilik bermarga Wu itu, ikatan mereka sebagai ayah dan anak begitu kuat. Kadang Tae Oh tidak bisa tidur jika tidak ada Sehun, membuat Kris sering kewalahan jika Sehun memiliki jadwal malam di rumah sakit.
Masalah rumah sakit, Kris jadi teringat obrolannya dengan salah satu rekan di rumah sakit Kyunghee. Sebelum pindah ke Seoul, ia memang telah mencarikan pekerjaan baru untuk Sehun. Sebenarnya, Kris lebih suka melihat Sehun berada di rumah dan mengurus Tae Oh. Tapi menjadi dokter adalah impian terbaik Sehun selama ini. Ia tidak ingin mengecewakan yang tercintanya.
"Sayang."
Sehun bergumam di sela suara air keran yang mengalir. Ia hanya melirik sekilas pada Kris yang bersandar pada pintu kamar mandi dan melanjutkan menggosok giginya.
"Kau ingin bersantai dulu, atau liburan dulu, atau bersama Ellios dulu?"
Sehun memutar bola matanya, tau dengan pasti kemana arah pembicaraan Kris. Namun topik utama enggan Kris sebutkan dalam opsi yang ia tawarkan tadi. Sehun berkumur dan menyelesaikan menggosok gigi. Setelah mengeringkan wajahnya Sehun melangkah ke arah pintu, mengecup bibir Kris sekilas sebelum melewatinya.
"Aku ingin jalan-jalan," sahut Sehun, membuat Kris berputar cepat menatap punggung suaminya.
"Kemana? Jeju?" Letupan sumringah di nada bicara Kris membuat Sehun tertawa dalam hati.
"Eum, rumah sakit baru tempat ku bekerja nanti."
Kris menghela nafas, bahunya turun dan melangkah enggan mendekati Sehun yang telah berbaring di tempat tidur. Sudah lama sejak terakhir mereka memiliki waktu berdua. Kapan itu? Saat ulang tahun pernikahan? Ah, tidak. Mereka tidak benar-benar berdua karena ada Tae Oh. Mengajak Sehun liburan memang tidak mudah. Pria itu menyukai waktu tenang berada di rumah daripada harus repot bepergian ke suatu tempat.
"Sekali saja sebelum kau kembali bekerja." suara Kris yang teredam bantal seperti rengekan. Sehun mengulum senyum untuk sikap manja suaminya.
"Aku masih tidak enak badan." Tubuhnya ia bawa bergelung pada selimut. Kris yang mendengar sontak mendekat dan mengukur suhu badan Sehun yang memang masih sedikit panas.
Sehun demam di malam pertamanya berada di Seoul.
Badai musim panas terjadi dimana-mana. Suhu meningkat drastis dan membuat Sehun yang terbiasa pada suhu rendah kota Montreal harus kembali membiasakan diri pada musim panas yang sangat panas di Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You In Autumn 2022 || KAIHUN ✓
Novela Juvenil"Aku akan menceritakan semua kisah tentangmu pada bintang-bintang. Menjawab tanya mereka mengapa ini disebut cinta dan luka," gumam Sehun yang tengah duduk di atas rumput hijau, di samping orang yang telah membawa separuh kenangannya pergi, bersama...