Grrrttt...
Grrrttt...
Grrrttt...
Suara itu tidak hilang dari pendengaran Anna, terus terngiang hingga terbawa ke dalam kepala, sedari tadi dirinya masih berlari dan ke-empat serigala itu masih setia mengejarnya, hingga Anna tidak sadar bahwa telah memasuki kawasan yang bukan milik nya.
"Kapan mereka berhenti mengajar-ku hiks... "
Pengalaman pertama dikejar oleh makhluk buas, Anna berhasil dibuat menangis di sepanjang kegiatan melarikan dirinya, sungguh, ini begitu memacu adrenalin pada jantung nya yang lemah.
Hingga Anna terpaksa berhenti kala melihat jurang tajam dihadapan nya, badan nya berputar hingga kembali berhadapan bersama serigala besar yang sudah siap melahap nya, Anna melirik ke arah belakang lalu tatapan nya jatuh ke bawah, tepat dibelakang jurang itu terdapat sungai jernih yang mengalir deras, seketika segala rencana yang membahayakan diri langsung menyerang otak Anna.
Apa yang harus aku lakukan?
Anna mundur beberapa langkah karena menangkap serigala dihadapan nya mulai melangkah maju, sudah benar-benar siap memakan nya.
Namun tanpa Anna duga sebelumnya, tanah yang menjadi pijakan terakhir nya tiba-tiba ambruk ke bawah.
"Aaaaaa... "
Anna yang belum siap dibuat menjerit kala tubuh nya terjun ke bawah sungai, pemandangan langit begitu damai tertangkap oleh ke-dua manik birunya, hingga rasa perih serta dingin mulai menampar keras punggung sempit nya.
Byurrr...
Dinginnya air sungai begitu kasar menusuk kulit, penglihatan Anna perlahan mengabur, dirinya merasakan perih disekujur tubuh apalagi luka dikaki nya ketika berlari tadi, dirinya tidak sengaja menginjak bebatuan juga tanaman berduri.
Apakah ini akhir hidup-ku?
Tidak apa, dengan begini aku bisa bertemu dengan Ibu...
Setelah itu penglihatan Anna mulai menggelap hingga tertelan oleh tebalnya air, dan sungai itu membawa tubuh nya ke suatu pedesaan.
Tanpa Anna sadari ada sosok berjubah yang melihat nya menyebur ke bawah sungai, membunuh ke-empat serigala tadi hingga tubuh hewan buas itu tidak lagi berbentuk.
"Akhirnya datang juga." Ujar sosok berjubah itu seraya tersenyum, perlahan wujud nya menghilang bersama desiran angin malam yang hadir.
•••
"Aku harus menaruh nya di mana Ibu?" Tanya seorang gadis sambil membawa keranjang yang berisi buah-buahan.
"Letakkan saja di atas meja dekat dengan bumbu yang sudah Ibu buat." Balas seorang wanita tanpa melihat anaknya karena dirinya sibuk memotong sayur-sayuran yang hendak dimasak.
"Setelah ini aku harus mengambil air bukan? Karena air didapur sudah habis."
"Jika kau lelah tidak usah, biar Ibu saja nanti yang melakukan nya."
"Aku tidak lemah ibu, tenagaku masih banyak, mengambil air tidak ada apa-apa nya bagiku." Ujar Emily dengan nada semangat, dirinya memiliki surai berwarna cokelat, gadis itu berasal dari kaum Vampire dan ia hanya tinggal bersama Ibu nya.
Elena yang mendengar itu langsung tersenyum. "Baiklah, jangan terlalu banyak, cukup untuk memasak hari ini saja."
"Oke ibu." Emily segera mengambil ember kemudian berjalan ke arah luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Dunia bukan misteri yang harus dipecahkan, tetapi kenyataan yang harus dijalani." Anna tidak menyangka jika hutan lebat yang dimasukinya menyimpan dunia lain, dihuni oleh...