Bab 34

38.9K 3.9K 2
                                    

Sebuah castle sederhana berdiri di tengah-tengah hutan kering tanpa dedaunan, kabut mengitari di sepanjang kawasan castle hingga memburamkan penglihatan, tanah di sekitar tampak menggelap beserta retak, kawasan tersebut terletak di perbatasan wilayah Diamond dengan wilayah Angeous Moon Black —wilayah khusus bangsa Vampire.

Di salah satu ruangan castle yang minus cahaya terlihat ada dua insan yang tengah sibuk memerangi isi pikiran, pria bersurai abu-abu tengah digulung oleh amarah hingga mendaratkan tinjuan di permukaan dinding.

Dugh!

Si wanita yang tengah bersedekap dada seraya menyandarkan tubuh nya di samping tembok hanya dapat memandangi dinding retak bekas tinjuan si pria abu-abu.

"Tiga bocah itu gagal, benar-benar memuakkan!"

Si pria mulai mendudukkan dirinya di atas kursi kebesaran nya yang berhadapan bersama jendela bening, amarahnya perlahan mereda tidak meledak-ledak seperti barusan, pandangan nya lurus ke depan, memandangi para pohon mati dengan sorot mata begitu tajam, si wanita mulai beranjak mendekat lalu berhenti di belakang kursi si pria abu-abu, jemari lentik nya mengelus pundak si pria kemudian berujar. "Tenanglah Vincent, aku yang akan langsung turun tangan sekarang."

Vincent mendongak seraya mengukir senyum tipis. "Aku akan ikut bersamamu."

"Kau serius?"

"Tentu saja, aku takut kau mati seperti mereka."

Pandangan Vincent berlabuh ke arah barisan jantung anak buahnya yang tersimpan rapi di dalam lemari kaca. "Tujuan kita sekarang berbeda, aku akan memberi kejutan kepada kerajaan Neverley."

"Baiklah, aku akan mengirim beberapa Lamia kepada kerajaan Nirvana, setelah itu aku akan ikut berpesta bersama-mu."

Seusai itu si wanita bergegas pergi dari ruangan, tidak menghiraukan gumaman Vincent yang berlalu seperti hembusan angin.

"Itu juga bila dirimu masih bernafas Vanica."

Vincent bangkit dari duduknya kemudian menarik kasar jubah yang menggantung di tepi rak buku. "Sudah berapa lama aku tidak bersenang-senang?"

Langkah nya membawa ke hadapan kaca seraya bersiul, tidak berselang lama se-ekor burung hadir lalu mendarat di atas pundak Vincent. "Kita pergi sekarang, Al."

Kabut hitam perlahan muncul, membungkus seluruh tubuh Vincent bersama burung peliharaan nya, hanya membutuhkan waktu tiga detik, wujud Vincent langsung menghilang.

•••

Akhirnya pagi menjelang, membuat Anna bahagia mengingat hari ini Alaric tidak ada, pria itu pergi ke kerajaan bangsa penyihir hingga rencana Anna dapat berjalan lancar tanpa ada hambatan, dengan seulas senyum lebar Anna segera melepaskan seluruh gorden untuk dirinya gunakan sebagai tali pelarian, tetapi gorden saja tidak cukup, Anna segera membuka lemari kala otak kecilnya berpikir cepat, Anna memintal gaun-gaun tersebut lalu mengikatkan nya bersama tiang di luar balkon kamar, Anna memandang halaman kerajaan yang begitu luas di bawah nya, tidak ada penjaga maupun pelayan yang terlihat berlalu-lalang.

Anna meniup jari-jemari nya untuk mengusir kegugupan yang membungkus, dirinya tidak mau membuang waktu kala ketakutan mulai menyelimuti, hari ini Anna harus berhasil kabur dari sarang mewah yang tiap detik mengurung nya, perlahan Anna mulai turun seraya memegang tali yang telah dirinya buat dari sebuah gorden bercampur gaun, Anna memejamkan mata serta menggigit bibir agar tidak menjerit ketika dirinya mulai terjun ke bawah.

Tetapi di tengah-tengah Anna meluncurkan diri ke bawah lembaran gorden yang semula terikat tiba-tiba terlepas, Anna menjerit seraya menutup seluruh wajah hingga akhirnya dirinya dapat merasakan punggung sempit nya bertubrukan bersama keras nya tanah, di susul oleh tumpukan gorden serta gaun yang ikut mendarat di atas tubuh mungil nya.

DESTINY WITH THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang