Mimosa menonton pertarungan di hadapan nya tanpa beranjak sedikitpun, dapat dirinya lihat pertarungan yang begitu sengit hingga gerakan ke-dua pria itu tidak bisa dibaca, yang Mimosa lihat sekarang adalah kilat biru serta hitam yang saling mengejar berselimut debu tebal.
Quincy Mimosa Caroline adalah putri pertama dari Kerajaan Neverley, kerajaan khusus bangsa Fairy tinggal, dipimpin oleh Ayah-nya, Raja Alfhild serta Ratu Carlisle, tidak lupa Mimosa memiliki seorang adik perempuan yang tengah menjalankan tugas di wilayah Vientiane —wilayah bagian timur kerajaan Victoria, dirinya dibuat bingung dengan kedatangan pria asing yang menyerang kerajaan nya, apalagi saat pria itu bilang bahwa dia membutuhkan kekuatan Ibu nya untuk membangkitkan jiwa seseorang.
Ibunya dikenal dengan sebutan Dewi Alam hingga kerajaan Neverley menjadi kerajaan tersubur di dunia Immortal, bahkan keindahan kerajaan itu tidak bisa dibandingkan dengan kerajaan manapun kecuali kerajaan Diamond.
Mimosa tidak menduga bila kekuatan Ibu nya akan dimanfaatkan oleh pria asing di depan nya, dirinya tidak tahu apa yang direncanakan oleh Vincent, tapi Mimosa yakin bila kekuatan Ibu nya akan di gunakan pada sesuatu yang buruk.
Duarrr!
Suara dentuman keras itu mengejutkan Mimosa, tatapan Mimosa kembali menyatu bersama layar di hadapan nya dimana Vincent berhasil terpental ke langit-langit istana, membuat reruntuhan kecil berguguran ke bawah, lampu yang memekar indah dari sebuah tumbuhan jatuh tepat ke arah Mimosa yang tengah terduduk, dengan cepat Zero melesat lalu tanpa meminta izin dirinya langsung menggendong Mimosa yang sontak mencengkram kemeja nya erat.
"Kau tidak apa-apa?"
"I-iya."
Mimosa merasakan bau ketampanan menguar pekat dari wajah Zero, dirinya dibuat tidak bisa berkedip dan terus memandangi wajah Zero yang terpahat sempurna, tentu pria biru itu sadar bila dirinya tengah diperhatikan, seketika tatapan Zero jatuh ke bawah.
"Wajahku terlalu tampan bukan?"
Suara Zero langsung menyadarkan Mimosa, gadis itu segera memalingkan pandangan, Zero yang melihat musuh nya telah bangkit kembali segera melepaskan gendongan, membuat Mimosa langsung ambruk hingga mendarat kembali di atas lantai kasar.
"Aw!"
Zero tersenyum kecil mendengar rintihan pelan Mimosa, lantas dirinya segera melesat lalu mengayunkan pedang nya untuk memangkas leher Vincent, tersadar bila nyawanya tengah terancam, Vincent segera berubah wujud menjadi kabut hingga tebasan dari Zero tidak mengenainya.
Merasakan bila dirinya telah menebas angin, Zero langsung mengeratkan genggaman nya pada bilah pedang. Sungguh, ini adalah hal memuakkan dalam pertarungan disaat kita telah serius untuk memberikan kematian kepada seseorang tetapi takdir malah tidak merestui.
"Baru pertama kalinya aku melihat orang sepertimu." Ujar Vincent dengan wujud kabut.
"Kekuatanmu begitu sebanding dengan diriku."
"Tapi... "
Bersama sepasang alis saling menaut Zero menunggu kelanjutan ucapan Vincent.
"Hari ini bukan hari yang pas untuk kita bertarung, tapi suatu saat nanti."
"Apa maksudmu sialan?!"
Vincent tidak mengeluarkan balasan, dibalik wujud kabutnya pria itu tersenyum lalu secara perlahan menghilang, Zero membuang nafas kasar lalu menendang udara penuh kekesalan.
"Kenapa orang bodoh selalu mengatakan hal yang tidak jelas?!" Sambil menggerutu Zero membalikkan badannya.
"Apa kita harus menggali lubang untuk menguburkan semua orang yang ada di sini?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Dunia bukan misteri yang harus dipecahkan, tetapi kenyataan yang harus dijalani." Anna tidak menyangka jika hutan lebat yang dimasukinya menyimpan dunia lain, dihuni oleh...