Bab 40

37.9K 4.1K 31
                                    

Mimosa mendudukkan diri di antara rumput yang terpangkas rapi, dirinya memetik sepucuk bunga yang estetis di kerumunan bunga-bunga lain, akar yang putus seketika melingkari pergelangan lengan nya mengundang senyuman perlahan terukir di wajah nya. Debaroh yang setia berdiri di belakang Tuan Putri nya hanya memerhatikan Mimosa dalam diam, Mimosa terlihat senang memandang akar-akar dari bunga yang dirinya petik terus bergerak bak cacing keras di atas permukaan lengan nya.

"Aku sempat mendengar bila yang mulia Lord telah memiliki seorang Mate." Ujar Mimosa seraya melirik sekilas ke arah Debaroh.

"Apa kau tahu tentang hal itu Debaroh?"

Debaroh menggeleng singkat. "Saya sudah mendengar hal itu Tuan Putri, tapi saya tidak tahu tentang siapa yang menjadi Mate dari yang mulia Lord."

"Begitu ya, apa aku harus pergi ke kerajaan Diamond agar aku tahu siapa calon Ratu kita? Aku juga mendengar bila Putri Eliona berada di sana."

Mimosa mulai beranjak berdiri, kakinya perlahan melangkah hendak memasuki gerbang kerajaan seusai dirinya mencari udara segar di luar kerajaan, tetapi langkah Mimosa tiba-tiba terhenti kala menangkap sesosok berjubah tengah berdiri tidak jauh darinya, sepasang mata Mimosa menyipit kala melihat para rumput liar serta bunga-bunga mungil yang berada di sekitar sosok tersebut berubah menjadi mengering, hitam pekat seakan disedot daya hidup tumbuhan itu.

"Siapa dia?" Tanya Mimosa kepada pelayan pribadi nya.

"Saya tidak tahu, yang pasti orang itu sangat berbahaya Tuan Putri."

Sosok berjubah itu adalah Vincent, dirinya merentangkan sebelah lengan kemudian menyeringai lebar. "Sudah berapa lama kerajaan Neverley tidak mendapat kejutan?"

Tidak berselang lama tumbuhan di halaman depan gerbang mengering habis, berubah layu serta menggelap.

"Apa yang kau lakukan?!" Mimosa berseru marah kala menangkap hamparan rumput liar serta para bunga yang sempat dirinya duduki telah mengering seakan kekurangan air, padahal detik-detik lalu seluruh tumbuhan tersebut masih subur. 

"Sebaiknya kita laporkan kepada yang mulia Raja." Debaroh segera meraih sebelah lengan Mimosa, berniat membawa Tuan Putri nya ke dalam kerajaan, tetapi baru hendak lengan nya meraih gerbang, serempak anggota tubuh nya kaku, begitu sulit digerakkan.

"Kau kira aku akan membiarkan-mu pergi begitu saja?" Vincent berjalan mendekat ke arah Mimosa serta Debaroh yang terhenti di hadapan gerbang Neverley.

"Cepat buka gerbang nya!" Perintah Mimosa yang tak mendapat sahutan dari dalam, sepasang alis tipis nya saling menaut, pandangan Mimosa berlabuh ke arah Debaroh yang setia membeku.

"Apa kau baik-baik saja Debaroh?"

Debaroh tidak membalas, tubuhnya tiba-tiba ambruk ke permukaan tanah.

"Apa yang terjadi?!" Mimosa mulai panik.

"Tidak usah khawatir Tuan Putri, pelayan-mu hanya pingsan." Vincent menepuk bahu kecil Mimosa seusai berdiri tepat di belakang gadis itu.

"Hanya pingsan untuk selama-lamanya." Sambungnya.

Mimosa menepis kasar lengan Vincent, kemudian memundurkan langkah untuk menjaga jarak, sorot mata gadis itu begitu tajam. "Siapa kau?! Dan apa mau-mu?!"

Vincent tidak membalas, dirinya kembali berjalan mendekat, namun sepasang kakinya terhenti kala akar-akar keras dari dalam tanah muncul, melilit kuat pergelangan kaki nya seraya merambat ke atas, pandangan Vincent terangkat, melihat Mimosa yang tengah mengendalikan kekuatan nya dari sebuah tumbuhan.

"Aku tidak akan membiarkan-mu bertindak lebih jauh lagi!" Mimosa lebih menguatkan kepalan tangan untuk mengendalikan tumbuhan seraya bersusah-payah membuka gerbang kerajaan nya.

DESTINY WITH THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang