"Hey bangun."
"Sudah siang hey!"
"Ayo cepat bangun."
Emily tidak menyerah, terus-menerus menarik selimut yang membalut tubuh Anna yang enggan bangun, gadis itu setia memejamkan mata meskipun sudah diguncangkan berulang kali.
"Cepat bangun Anna!"
"Nanti sarapan nya keburu dingin."
Anna menggeliat ketika Emily berhasil menarik selimut nya hingga terlepas, dirinya membuka mata secara perlahan.
"Kau sudah bangun? Ayolah cepat sarapan setelah sarapan kita akan memetik buah." Ujar Emily mengajak penuh semangat.
Seusai mendapat kesadaran penuh, Anna mulai beranjak dari tempat tidurnya, kemudian mengekori Emily yang keluar untuk membawa nya ke meja makan, sesampainya nya ditempat tujuan, Anna mulai membuka suara. "Apakah kau Emily?"
"Benar sekali, pasti ibu menceritakan nya kepada-mu."
"Oh iya, aku sudah menyiapkan gaun-mu diatas meja." Sambung Emily kala Anna sudah mendudukkan diri, tidak jauh dari tempat mereka, terlihat ada Elena yang tengah berkutat bersama tas kerja nya.
"Kau sudah bangun Anna?" Tanya Elena dengan nada lembut seperti biasa nya.
"Ya Ibu, maaf aku bangun terlalu siang."
"Tidak apa-apa, lagipula kau tidur sangat malam."
"Bila ada sesuatu yang ingin kau tanyakan, tanyakan saja pada Emily, Ibu akan berangkat bekerja dulu." Sambung Elena sambil membawa kakinya keluar rumah.
Anna mengangguk. "Hati-hati dijalan Ibu." Ujarnya sambil malambaikan tangan.
Anna memulai ritual sarapan pagi nya ditemani oleh Emily yang memilih duduk disamping nya.
"Sepertinya kita akan menjadi keluarga." Ujar Emily seraya mengulas senyum penuh kebahagiaan.
Anna ikut menyematkan senyuman. "Kau benar sekali Emily, aku tidak menyangka akan menjadi bagian dari keluarga kalian, padahal kita sangat berbeda."
"Tidak apa -apa, lagipula aku sangat senang saat kau pertama kali datang kemari."
"Benarkah? Oh iya aku belum berterima kasih kepada-mu. Terima kasih saat itu kau sudah menolongku."
"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, lebih baik kita keluar untuk memetik buah, lagi pula kau belum keluarkan?"
Seketika Anna langsung bersemangat. "Tentu, tentu saja setelah aku mandi dan kau tunggu aku dulu."
Emily mengangguk singkat, sedangkan Anna, dirinya segera berlari ke arah kamar untuk membersihkan diri.
•••
Hembusan angin liar tiada henti membuat surai Anna melambai-lambai, dibawah para tebal nya awan, segerombolan burung bersayap warna-warni terlihat tengah mengepakkan sayap mereka, terus mengitari cakrawala siang yang begitu bersinar.
Persawahan terpangkas rapi disetiap tepi kanal, begitu indah untuk menyegarkan mata, udara damai yang di keluarkan alam begitu menenangkan hati, suasana tenang serta alami seperti ini begitu jarang Anna lihat.
"Ini begitu indah Emily." Seru Anna seraya mengayun-ayunkan keranjang yang tengah dirinya bawa.
"Apa didunia-mu tidak ada pemandangan seperti ini Anna?"
"Tidak ada Emily, hanya ada gedung-gedung yang tinggi disepanjang jalan, jarang ada pemandangan yang seperti ini apalagi udara nya sangat menyejukkan." Balas Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Dunia bukan misteri yang harus dipecahkan, tetapi kenyataan yang harus dijalani." Anna tidak menyangka jika hutan lebat yang dimasukinya menyimpan dunia lain, dihuni oleh...