Bab 18

48.3K 5.8K 35
                                    

Di ruangan yang temaram jerusi besi berjajar rapi, ruangan dimana para kaum terkurung kekal akibat kesalahan yang telah mereka perbuat, setiap detik mereka menahan nyawa agar tidak terenggut. Tapi sia-sia, mereka selalu berakhir mati, salah satu dari penjara tersebut menampung seorang gadis yang beberapa menit lalu mendapat siksaan hingga terkapar tak berdaya di atas tanah, dia adalah Anna.

"Apa dia mati?" Tanya seorang prajurit kala menangkap seorang tahanan baru.

"Tentu saja tidak, dia hanya pingsan."

"Bukankah aneh? Tidak lama kau menyiksa nya tapi dia sudah tidak sadarkan diri."

"Karena dia Wizard cacat, dia lebih lemah dari se-ekor semut."

Si prajurit mengangguk singkat, sepasang kakinya kembali ke luar penjara seusai mengecek keadaan, di susul oleh teman nya yang sempat menyiksa Anna.

Kini gadis itu sudah berada di penjara bawah tanah, tempat di mana para pemberontak bergumul, dirinya sempat mendapatkan siksaan yang pedih, beruntung saja yang menyiksa nya hanya prajurit biasa, bila sang Lord yang menyiksanya bisa di pastikan nyawa Anna sudah melayang, mungkin.

Seusai mendapatkan cambukkan yang begitu perih di bagian atas punggung nya, kini Anna tengah terbaring tak sadarkan diri, merasakan cambukkan itu tentu hal pertama yang Anna rasakan selama dirinya hidup di dunia.

•••

Seusai kembali melalui portal, kini sang Lord sudah tiba di depan halaman kerajaan Diamond, kerajaan utama di dunia Immortal yang dirinya genggam sendiri beserta wilayah lain yang terbangun di dalam nya, sepasang kakinya melangkah masuk ke dalam pintu utama, membuat seluruh prajurit serta dayang membungkukkan badan serempak, tidak lupa pangeran pertama Herliconia mengekori nya dari arah belakang.

"Bila ada sesuatu yang kau butuhkan panggil saja para pelayan." Ujar sang Lord yang dibalas anggukan pelan oleh si pangeran.

"Baik yang mulia."

Ke-dua nya berpisah arah kala melewati lorong istana, sang Lord berbelok untuk menghampiri ruangan kerjanya, didepan pintu menjulang milik ruangan nya tidak ada satu pun prajurit yang berjaga, karena sang Lord sendiri memerintahkan mereka untuk tidak menjaga pintu ruangan nya.

Seusai tiba di dalam ruangan bersamaan pintu raksasa di belakang nya tertutup rapat, sang Lord berjalan ke arah meja kerja nya, mendudukkan diri seraya memandang tumpukan kertas serta gulungan yang terdampar di atas meja, gulungan tersebut berisi permasalahan yang bertebaran di berbagai wilayah.

Baru mendudukkan diri beberapa detik, perasaan gelisah yang sempat menghilang kini hadir kembali, sang Lord menggeram rendah seraya mengacak surai lebatnya kasar.

"Sial, perasaan apa ini?!"

Beralih kepada keadaan Anna sekarang, sepasang matanya perlahan terbuka, pelan-pelan Anna bangkit lalu menyandarkan tubuh nya didepan tembok di iringi ringisan kecil keluar dari bibir nya, Anna mencium bau anyir yang berasal dari darah kering di sekitar, berhasil menyulut perutnya untuk bergejolak, Anna merasa begitu mual.

"Bau sekali." Gumam nya pelan.

Manik biru nya tidak dapat memandang tampilan layar dihadapan nya akibat pencahayaan yang begitu pelit, yang bisa Anna lihat detik sekarang adalah jajaran besi dihadapan nya yang berbaris rapi, tapi ini begitu menguntungkan, bila Anna dapat melihat pemandangan di hadapan nya dengan jelas, bisa dipastikan kesadaran nya akan kembali gelap.

Tidak berselang lama suara tarikan pintu besi yang terbuka mulai terdengar, seseorang datang lalu berjalan ke arah penjara yang kini Anna tempati, gadis itu menahan hidung nya agar tidak mencium bau anyir yang mengundang makanan didalam perut nya untuk keluar.

DESTINY WITH THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang