"Ck! Kenapa ini sakit sekali?" Pria bersurai cokelat terang menggerutu seraya menyandarkan tubuhnya di depan pohon kokoh berselimut sedikit daun, dirinya tengah menahan perih nya luka di sekujur tubuh dengan proses penyembuhan melalui sihir.
Sepasang matanya bergerak liar memandang tanah luas bekas pertempuran yang dipenuhi para prajurit, mereka tengah mengobati luka ada juga yang membereskan se-tumpukkan mayat.
"Sepertinya Tuan Evan telah mengalahkan Jennie, Pangeran." Ujar prajurit yang berdiri di samping nya kala menangkap kehadiran Evan sambil membawa kepala seseorang.
Pangeran itu segera mengalihkan tatapan nya ke depan. "Sungguh hebat padahal baru beberapa menit aku duduk, kau sudah membawa bingkisan."
"Sepertinya tugas kita sudah selesai, Pangeran."
"Hmm benar, kita akan pulang sebentar lagi, luka-ku belum kering." Ujar Louis membalas perkataan Evan.
Mendapatkan tugas dari Raja sekaligus Ayah nya untuk menghentikan para pemberontak yang dipimpin oleh wanita yang menjadi tangan kanan nya, hampir meratakan seluruh wilayah Ireland yang menjadi satu-satunya kota kebanggaan para Wizard, tentu Louis tidak bisa tinggal diam dan segera turun tangan untuk bertarung melawan para pemberontak itu.
Louis Darwis Harrison, Pangeran ke-dua dari Kerajaan Herliconia, kerajaan utama para kaum Wizard atau yang dikenal juga para Witch, Herliconia juga sering disebut wilayah khusus para kaum penyihir, hanya penyihir saja yang tinggal disana tanpa dicampuri kaum lain.
Namun di tengah-tengah keheningan tersebut, sebuah portal tiba-tiba muncul tepat di titik ter-tengah lapangan, di setiap samping portal tersebut terdapat tulang keras yang tengah merangkak serta menengadah ke atas langit, tampak mengerikan sebab tengkorak seseorang juga mengelilingi portal tersebut, seperti pusaran angin hitam pekat yang siap melahap tubuh sampai remuk, para prajurit tidak tinggal diam, mereka tahu siapa pemilik portal itu, serempak mereka segera berbaris tidak jauh dari seseorang yang keluar dari portal seraya menguarkan aura mencekam.
"Apa yang mulia datang ke sini?" Tanya Louis kepada Evan seraya beranjak dari duduk, melangkahkan kaki untuk segera berjalan, dibantu oleh prajurit yang mendampingi nya.
"Hmm sepertinya."
Setelah ikut berbaris bersama para prajurit sembari membungkuk hormat, Louis segera meluruskan pandangan ke depan, secara perlahan portal mengerikan di depan mata lenyap.
"Salam yang mulia Lord semoga berkah langit selalu tercurahkan kepada anda." Ujar mereka serempak.
Sang Lord yang keluar dari balik portal nya tadi setia diam, pandangan nya mengitari seluruh tempat serta prajurit tanpa ekspresi, hingga tatapan nya berhenti kepada tangan kanan nya yang membawa kepala seseorang, ternyata Evan belum juga meletakkan kepala Jennie yang sudah dirinya tebas.
Merasakan diperintah hanya lewat tatapan mata, akhirnya Evan segera berjalan ke depan, setelah di rasa dekat, Evan memberikan sesuatu yang sedari tadi dirinya bawa kepada sang Lord. "Ini kepalanya yang mulia, dia pemimpin dari semua kekacauan yang telah terjadi." Ujar Evan seraya membungkukkan badan nya sekilas.
Tatapan sang Lord menyorot begitu dingin, salah satu lengan nya mengambil kepala Jennie, sang Lord segera mengeratkan cengkraman pada kepala Jennie yang berada di atas telapak tangan nya, seketika kepala itu langsung mengeras menjadi tanah, selang beberapa detik kepala itu langsung meletus layaknya balon, mata serta otaknya mulai berjatuhan ke bawah, prajurit yang berbaris di jajaran paling depan hanya meneguk ludahnya kasar, menahan rasa ketakutan yang membungkus tubuh kala melihat kejadian tersebut, Lord nya itu benar-benar menyeramkan.
Seusai itu, sang Lord segera berbalik, berjalan ke arah tumpukkan mayat yang bergelimpangan, bahkan sebagian dari mereka sudah tidak memiliki anggota tubuh yang utuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL
Fantasía[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Dunia bukan misteri yang harus dipecahkan, tetapi kenyataan yang harus dijalani." Anna tidak menyangka jika hutan lebat yang dimasukinya menyimpan dunia lain, dihuni oleh...