"Aku baru tahu kalau kau memiliki sepupu." Ujar gadis Elf yang bernama Helsa kepada Emily.
"Ya karena bibiku sibuk, Anna harus tinggal bersamaku." Balas Emily yang jelas jauh berbeda dengan kenyataan, dirinya akan terus menutupi fakta tentang Anna agar gadis itu terlindungi.
"Hmm apa itu namanya?"
Emily mengangguk cepat, kini mereka tengah menaiki gerobak untuk pulang seusai mengantarkan buah-buahan serta sayuran ke kota utama diwilayah Diamond, tidak terasa siang sudah digantikan oleh petang, cakrawala menguarkan warna oranye yang begitu pekat di se-penjuru langit, memulangkan para burung yang masih berlalu-lalang di udara.
"Sebentar lagi bulan purnama akan tiba." Helsa kembali berujar, menebas kesunyian yang sempat menghampiri.
"Kau benar, apa kita akan mengadakan festival lagi? Lebih tepatnya makan bersama." Balas Emily, karena setiap bulan purnama di desa mereka selalu mengadakan makan besar-besaran bersama, biasanya malam itu akan menjadi malam yang begitu meriah.
"Tentu saja, apalagi kita panen besar, sepertinya bulan purnama tahun ini akan menyenangkan."
"Ya sepertinya."
•••
"Air ini begitu dingin." Ujar Anna bergidik singkat kala ke-dua tangan nya mencelup ke dalam tenang nya air sungai.
"Hmm." Arthur duduk disamping Anna, lelaki itu mengusap gaun Anna yang menggugurkan para serbuk berlian yang sebesar lalat.
"Aku baru sadar, sepertinya kita terlalu lama di sini." Anna segera beranjak disusul oleh Arthur, langkah nya perlahan menjauh dari sungai.
"Ayo kita pulang Arthur, ini sudah sore."
"Aku akan mengantarmu Anna."
Selepas dari taman, ke-dua nya mampir ke tepi sungai yang tidak jauh dari hamparan sawah, menikmati suasana senja meskipun itu sesaat, mereka berdua mulai berjalan pulang, tetapi langkah Anna terjeda di tengah jalan kala menangkap sosok sahabat nya tengah turun dari benda yang tidak di ketahui nya.
"Emily?" Anna memekik lalu segera berlari menghampiri sahabat nya disusul oleh Arthur di belakang nya.
"Emily!" Seru Anna kala sudah berdiri tepat di hadapan Emily.
Emily yang baru turun dari gerobak nya segera memandang Anna, gadis itu terlihat menahan senang hingga ke-dua pipinya matang memerah. "Anna?"
"Aku sangat merindukanmu." Ujar Anna segera berhambur memeluk Emily erat.
Emily tertawa lalu membalas pelukan Anna. "Kau terlalu berlebihan Anna, baru-ku tinggal setengah hari saja kau sudah merindukan-ku."
Senyuman Emily semakin merekah kala menangkap sosok Arthur tengah berdiri di belakang Anna. "Kau sudah berjalan-jalan bersama Arthur? Aku tahu kalian sudah dekat."
Sontak Anna segera melepaskan pelukan mereka berdua. "Hanya berjalan-jalan, tidak lebih!"
"Benarkah?"
Anna mengerucutkan bibir kala melihat wajah Emily yang jelas tengah menjahili nya. "Sudahlah, ayo kita segera pulang, dan aku tarik perkataan-ku tadi, aku tidak jadi merindukan-mu Emily."
Tawa Emily meledak detik itu juga, kemudian dirinya berpamitan kepada Arthur serta Helsa, gadis Elf itu belum mengangkat kakinya untuk pergi, Arthur menyunggingkan senyuman amat manis kala mendengar seruan Anna bersama Emily yang mengitari sebagian desa, sedangkan didalam diri Helsa, sebuah api cemburu telah menyala sejak kedatangan Anna bersama Arthur.
Tentu Helsa memiliki rasa kepada lelaki Werewolf itu, apalagi Arthur begitu pintar dalam hal apapun, pahatan wajah pria itu yang tidak cacat begitu di puja-puja oleh para gadis seantero desa, tetapi belum juga Helsa melangkah untuk memperjuangkan cinta nya, ruang kosong di dalam hati Arthur telah ada yang mengisi, jelas hal itu membuat Helsa merasa amat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY WITH THE DEVIL
Fantasy[Utamakan follow sebelum membaca.] Please, don't copy my story. ──────────── "Dunia bukan misteri yang harus dipecahkan, tetapi kenyataan yang harus dijalani." Anna tidak menyangka jika hutan lebat yang dimasukinya menyimpan dunia lain, dihuni oleh...