Bab 1

193K 8.8K 125
                                    

Kicauan para burung bernyanyi merdu menyambut mentari yang telah menampakkan diri, cahaya nya yang lembut menembus daun kaca hingga merambat masuk melewati gorden bening polos. Tapi tidak membangunkan seorang gadis yang tengah tertidur pulas diatas ranjang bersama tubuh nya dibungkus utuh oleh selimut tebal.

Jarum jam berdenting pelan hingga suara bising dari ketukan pintu membuyarkan suasana kamar yang semula damai, bahkan gadis yang tengah dibuai oleh mimpi nya harus terbangun kala ketukan pintu semakin kencang.

Tok! Tok! Tok!

Bangun pemalas ini sudah siang!

Tok! Tok!

Anna bangun!

Bereskan barang-barang-ku!

Tok! Tok!

Cepat bangun!

Jika kau tidak membuka pintunya aku akan mendobraknya sekarang juga!

Tok! Tok!

Suara melengking dari sang kakak berhasil meruntuhkan mimpi indah si gadis, dirinya membuka kelopak mata secara perlahan hingga menampilkan manik sebiru langit tanpa awan miliknya dengan sempurna, gadis itu beranjak kemudian melangkah gontai ke arah pintu kamar.

Cklek!

"Ada apa kak?" Tanya si gadis seusai menarik tuas pintu.

Sang kakak melemparkan tatapan tajam sembari berkacak pinggang. "Apa kau tuli? Aku bilang bereskan barang-barang ku!"

"Dan jangan ada yang sampai lecet sedikitpun, atau kau akan tahu akibatnya." Sambung sang kakak lalu membawa kakinya pergi dari hadapan kamar si gadis.

Menghela nafas pelan, gadis bersurai kelam itu pun segera pergi untuk membenahi tempat tidurnya, meskipun dirinya malas mengerjakan tugas dari sang kakak, gadis itu tidak memiliki pilihan lain, bila menolak, sang kakak akan melakukan hal-hal yang tidak di inginkan.

Seusai tempat tidurnya rapi hingga tidak se-berantakan menit-menit lalu, sang gadis segera melajukan kakinya untuk turun ke lantai bawah, menuruni anak tangga satu-persatu, langkah nya berhenti di ruang tamu kala menangkap sesosok pria kisaran empat puluh tahun tengah merapikan kotak-kotak berisi barang rumahan.

Pria tersebut sadar bila ada sosok lain tengah memandang nya dari jarak beberapa meter, sontak tubuh nya perlahan berbalik, kemudian mengulas senyum manis.

"Kau sudah bangun Na?" Tanya pria itu kala putri nya sudah berdiri tepat disamping nya.

"Sudah Ayah."

"Oh iya, barang-barang kak Fely dimana? Aku akan membereskan nya."

Sang ayah pun menunjuk kotak yang terdampar diatas sofa.

"Sepertinya dia pergi berjalan-jalan dengan teman barunya, jadi tidak sempat untuk membereskan nya."

"Apa kau tidak keberatan Anna?" Sambung Michael kepada putrinya itu.

Sang gadis menggeleng pelan sebagai jawaban, lalu membawa sepasang kaki nya ke arah sofa, mata bulat nya sedikit melebar kala merasakan bila kotak berisi barang-barang milik kakak nya sungguh berat.

DESTINY WITH THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang