Lift terbuka di lantai 1, Gun menghapus kasar air matanya saat mendapati beberapa pegawai yang berkumpul didepan lift untuk menunggu lift terbuka.
Gun menghiraukan tatapan penuh tanda tanya yang diberikan pegawai padanya, berlari melewati mereka semua. Suara panggilan dibelakang sana semakin membuat para pegawai penasaran tentang apa yang sebenarnya telah terjadi.
Off berhasil meraih tangan Gun membuat langkah pria mungil itu terhenti. Gun dengan susah payah mencoba untuk melepas cengkraman tangan Off pada pergelangannya namun nyatanya tenaga Off lebih besar darinya.
"P'Off ini sakit hiks" Sungguh, Off mencengkram pergelangan tangannya terlalu kuat.
Off mengabaikan rintihan kesakitan Gun, memutar tubuh Gun untuk menghadap padanya. Dapat ia lihat wajah Gun yang memerah dengan dipenuhi air mata.
Tangan Off bergerak hendak menghapus air mata Gun namun Gun dengan cepat menepisnya. Off mendesis, menahan emosinya yang hampir saja meluap.
"APA YANG KALIAN LIHAT? CEPAT KEMBALI BEKERJA ATAU KU PECAT?!" Off berteriak murka saat menyadari pegawai yang mulai berkumpul disekitarnya.
"Kita bicara di rumah" Off menarik tangan Gun, membawanya kearah mobil yang sudah terparkir di depan pintu lobby.
Jangan tanya bagaimana bisa mobil Off sudah siap di depan sana, hal itu tidak penting untuk kita bahas sekarang.
Gun menurut, tak berani menolak. Nyali Gun menciut saat mendengar Off berteriak tadi. Kenapa Off marah? bukan kah seharusnya Gun yang marah setelah semua yang terjadi?
Suasana di dalam mobil sangat canggung, Gun memilih menatap keluar jendela mobil yang mulai basah karena hujan yang tiba-tiba turun.
Sesekali isakan tangisnya keluar kala mengingat apa yang sudah ia lihat tadi.
Bahkan adegan Off dengan wanita tadi masih terekam jelas di kepalanya.Entah berapa lama Gun menangis hingga ia tak menyadari bahwa kini mereka sudah sampai di rumah. Gun keluar mobil lebih dulu, membuka pintu dan berjalan menuju kamar. Kembali menghiraukan panggilan Off yang kembali mengejarnya.
Off masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan menguncinya dengan kasar. Kembali mengejar Gun yang memasuki area Walk In Closet. Dia tentu mengerti maksud Gun ke sana.
"GUN!" Off menarik Gun yang hendak mengambil kopernya.
"Dengarkan penjelasanku dulu" Off mengguncang bahu bergetar Gun
"APA YANG MAU P'OFF JELASKAN PADAKU? AKU MELIHATNYA SENDIRI PHI. AKU MELIHAT KALIAN BERCIUMAN DENGAN SALING MENEMPELKAN BIBIR. LALU APA YANG AKAN KAU JELASKAN PADAKU?" bibirnya bergetar saat mengatakan itu, air matanya semakin deras.
Sedangkan Off hanya diam, bibirnya tiba-tiba terasa kelu saat mendengar tangisan pilu dari Gun, ia bahkan tak mampu untuk berbicara sekedar menjelaskan yang terjadi.
"Kenapa p'Off diam saja? jadi kau memang benar berciuman dengannya?"
Tubuh Gun merosot ke bawah, kakinya sudah tak sanggup menanggung beban tubuhnya sendiri.
"Mari kita bercerai dan kau bisa kembali bersamanya. Aku hanya seorang pendatang baru yang belum bisa menggantikan penghuni lama"
Off berjongkok lantas segera membawa tubuh mungil Gun ke dalam pelukannya. Sekuat tenaga Off mempertahankan posisinya meskipun mendapat penolakan dan pukulan di dadanya.
"Maafkan aku" ucap Off
Gun diam, tak berniat membalas Off.
"Sungguh Gun, aku tak melakukannya dengan sengaja. Mai tadi hanya berniat menjelaskan tentang kontrak kerja sama padaku, posisi kami saat itu aku duduk dengan Mai yang berdiri di sebelahku. Posisi wajah kami benar-benar dekat karena dia harus sedikit membungkuk dan menjelaskan tentang kontraknya. Namun entah bagaimana kami menoleh di waktu yang bersamaan membuat bibir kami saling menempel. Lalu tiba-tiba kau membuka pintu disaat posisi kami seperti itu dan hal itu membuatmu salah paham"
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Love [END]
FanfictionMenikah dengan seseorang yang dicintai adalah impian semua orang. begitu pun dengan Gun Atthaphan yang akhirnya bisa menikah dengan Off Jumpol yang sangat ia cintai. Namun kenyataan lain membuatnya terluka, Off tidak mencintai Gun. started: 16 juni...