43;

2.2K 175 60
                                    

Plakk

Suara tamparan itu menggema dipenjuru ruangan interogasi, Off menampar Davika keras. Sangat keras hingga wanita itu hampir terjatuh dari kursinya.

Off baru saja selesai melihat rekaman cctv rumahnya dan setelahnya ia langsung mendatangi Davika yang juga baru selesai di interogasi oleh detektif Kinn. Off masuk dan langsung menampar Davika keras.

"Off?" Davika memegang bekas tamparan Off pada pipinya, menatap Off dengan raut terkejut juga bingungnya.

"Aku tidak menyangka kau sejahat ini" kata Off

Davika mencoba meraih tangan Off namun Off langsung menepisnya.

"Janganmenyentuhku dengan tangan kotormu itu" ucap Off membuat Davika tercekat.

"Selama ini aku membantumu dengan tulus Mai, aku membantumu karena rasa iba tapi bagaimana bisa kau membalas semua yang sudah aku lakukan untukmu dengan hal sejahat dan setega ini? tidakkah kau tau bahwa Gun sedang hamil saat kau menyakitinya huh? dia hamil anakku Mai, ANAKKU!!" Off menjeda kalimatnya, menatap wajah Davika yang tampak terkejut.

"Tapi karena perbuatan gila mu kemarin, aku kehilangan anakku Mai, aku kehilangan anakku yang bahkan belum sempat melihat dunia" lanjut Off dengan suara bergetar

"Off, tapi Gun sudah merebut orang-orang yang aku cintai, dia pantas mendapatkan semua itu! dia pantas kehilangan anak bahkan nyawanya sendiri!"

PLAKK

Sebuah tamparan kembali Off berikan pada Davika, wanita didepannya ini sudah membuatnya muak, sungguh.

"Wanita biadab! kau masih bisa menyalahkan Gun disaat kau sudah tertangkap basah seperti ini?! kau masih menyalahkan Gun disaat kau yang menjadi penyebab kekacauan yang aku dan Gun alami?!"

"Kenapa harus aku terus yang selalu disalahkan?! kenapa hanya perasaan Gun saja yang kau pikirkan Off?! apa kau pernah bertanya bagaimana perasaanku saat aku mengetahui fakta bahwa ibu Gun lah yang dulu merebut ayahku dan sekarang Gun sendiri yang merebut dirimu dariku?!" Davika berdiri tepat dihadapan Off, menatap pria itu dengan mata yang siap menumpahkan isinya.

"APA KAU TIDAK PERNAH INGIN TAHU ALASANKU MELAKUKAN SEMUA INI?! hatiku sakit Off, teramat sakit saat mengetahui Gun masih bisa tertawa bahagia diatas penderitaan yang aku rasakan selama ini. Aku hanya ingin memberinya sedikit rasa sakit agar dia bisa merasakan rasanya jadi aku.." Davika menjeda kalimatnya untuk mengatur nafasnya yang mulai tersenggal.

"Aku hanya ingin dia merasakan rasanya kehilangan seseorang yang sangat ia cinta, sama sepertiku yang kehilangan sosok ayah dan juga kehilanganmu Off. Dia hanya kehilangan bayinya saja tapi kenapa kau membelanya seolah dia adalah manusia paling tersakiti di dunia!??"

"Karena dia suamiku Mai, dia adalah orang yang aku cintai, dia..." Off menjeda kalimatnya, menahan air mata yang juga hampir jatuh.

"...Dia segalanya bagiku, dia duniaku, rasa sakitnya juga menjadi sakit ku" Off mundur beberapa langkah, menjauh dari Davika yang kini hanya diam mematung.

"Tolong hentikan semua ini Mai, berhentilah menyakiti orang-orang terdekatku dan juga dirimu sendiri, jangan membuatku semakin menyesal karena pernah mencintaimu" Sambung Off

Davika menatap Off dengan tatapan yang sangat sulit diartikan, mata wanita itu sudah sangat memerah dengan linangan air mata yang tidak mau berhenti keluar dari pelupuk mata.

"Kau sudah tidak mencintaiku?" tanya Davika pelan, sangat pelan hingga membuat Off tak bisa mendengarnya dengan jelas.

"Aku mencintai Gun Mai, hubungan kita sudah selesai sejak aku menikah dengan Gun" jawab Off tanpa keraguan.

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang