47;

2.2K 158 66
                                    

"P'Off?"

Perlahan kaki Gun melangkah mundur saat Off mendekatinya. Kepalanya menggeleng ribut saat ia menyadari bahwa dibelakangnya sudah banyak orang-orang berpakaian hitam.

Takut? tentu saja, Gun ingin kabur dari sana namun ia tidak bisa melakukannya.

"Baby" Off berusaha mendekati Gun, hendak meraih tangan pria mungil itu namun Gun selalu menepis tangan Off.

"Jangan mendekatiku" kata Gun membuat langkah Off terhenti.

"Baby, bisakah kita berbicara dulu? tolong jangan seperti ini" bujuk Off.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi p'Off" kata Gun bergetar, mencoba menahan tangisnya yang hampir saja keluar.

Dalam sekali tarikan Off berhasil membawa Gun kedalam pelukannya, ia menahan tubuh Gun yang terus memberontak dalam dekapannya.

"Aku sudah mencari mu kemana-mana baby, kenapa kau meninggalkanku dengan cara seperti ini? apa kau sangat marah padaku hingga melakukan hal semacam ini? tolong maafkan aku, baby. Sungguh, aku merasa sangat buruk sudah menyakitimu selama ini" ungkap Off dengan air mata yang mengalir deras.

Gun pun menangis dalam diam, tak mengatakan apapun kecuali tangannya yang tak berhenti memukul dada Off.

"Aku membencimu" lirih Gun

"Kau boleh membenciku tapi kumohon jangan pergi dariku. Pulanglah bersamaku baby, tolong beri aku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semuanya" mohon Off lalu perlahan melepaskan pelukannya dari Gun.

"Bisakah kita memulai lagi semuanya dari awal?" tanya Off berharap Gun mau memaafkannya dan kembali lagi bersamanya.

Gun diam, menatap wajah Off yang sangat terlihat jauh berbeda dari biasanya. Kemana hilangnya wajah tampan dan bersih suaminya? kemana perginya tubuh tegap suaminya? bahkan Gun hampir tak bisa mengenali suaminya sendiri.

"Aku tidak ingin sakit hati lagi p'Off, sangat menyakitkan saat aku melihatmu lebih memilih menyelamatkan wanita lain ketimbang diriku" Gun menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangisannya.

"...Sangat menyakitkan saat aku melihatmu lebih membela wanita itu, sedangkan kau selalu menyalahkan ku seolah aku yang bersalah, sangat menyakitkan saat aku menyadari bahwa hanya aku saja yang berjuang untuk mempertahankan pernikahan kita p'Off" Gun memukul dada Off keras, untuk melampiaskan rasa sakit yang ia pendam selama ini.

"Baby..." Off menahan tangan Gun yang terus memukuli dadanya tanpa henti.

"Aku yang salah, kau bisa menyalahkan ku atas semuanya, aku berjanji tak akan melakukan kebodohan itu lagi. Tapi kumohon maafkan aku, pulanglah bersamaku baby. Tolong beri aku satu kesempatan lagi" mohon Off

"Sudah terlambat p'Off, sudah sangat terlambat" Gun menundukkan wajahnya, mengusap air matanya dengan kasar.

"Sepertinya kita memang harus mengakhiri hubungan ini. Aku mencintaimu...tapi jika seperti ini untuk apa dilanjutkan lagi?" Gun mengucapkannya dengan bergetar namun matanya menunjukkan kesungguhan.

"Baby, jika kau mencintaiku kenapa kau meminta untuk mengakhirinya?, bukankah dua orang yang saling mencintai harus tetap bersama?"tanya Off tak terima dengan ucapan Gun barusan.

"Jika kau benar mencintaiku, lantas mengapa hanya luka yang kau beri padaku? kemana perginya cinta yang katanya memberi bahagia itu?" semua orang yang berada disana merasa tertohok dengan ucapan Gun, tanpa terkecuali Off.

"Baby, tolong maafkan aku" Off terus memohon minta maaf pada Gun.

"Mari bercerai" ucap Gun yang membuat Off terdiam, tubuhnya membeku saat mendengar ucapan Gun yang tak pernah ia harapkan akan keluar dari bibir cantik itu.

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang