18;

2K 149 13
                                    

WARNING 🔞

harap bijak dalam membaca

dosa ditanggung pembaca

.

.

.

Entah bagaimana ceritanya, kini Gun sudah terduduk diatas meja riasnya dengan Off yang terus mencumbu bibirnya. Tangan Off juga tak tinggal diam, menggerayangi punggung mulus suami mungilnya.

Gun melenguh tertahan kala merasakan lidah Off yang semakin masuk kedalam mulutnya, mengabsen rongga dalam bibir Gun. Jangan salahkan Off jika kini ia kecanduan akan bibir manis suami mungilnya itu. Salahkan saja Gun yang meminta ciuman lebih hingga berakhir seperti saat ini.

Libido Off semakin naik kala merasakan remasan rambut bagian belakangnya, ditambah dengan suara lenguhan Gun yang terdengar indah bagi Off.
Off melepaskan cumbuannya dan beralih ke leher Gun, mengecupi dan meninggalkan tanda kissmark berwarna merah keunguan disana.

"P'Offh gelihh"

Tiba-tiba Gun menarik kuat wajah Off yang sedang asik menjelajahi leher miliknya, ia tertegun kala mendapati mata sayu milik suaminya itu. Gun tau kini Off sudah terbawa nafsu.

Off yang tersadar lantas segera menjauh, meraup wajahnya kasar. Melirik Gun yang kini penampilannya sudah sangat berantakan, kancing piyama teratas Gun yang sudah terbuka bahkan bajunya sudah tersingkap, bibir yang terlihat membengkak dan jangan lupakan tanda kissmark di leher Gun yang tetlihat sangat jelas.

Off tidak tahu bagaimana jika Gun tadi tidak menarik wajahnya dan menyadarkannya dari nafsu yang kini menyelimuti dirinya. Off menggeram kesal karena dirinya kelepasan.

Off mendekati Gun, membantu membenarkan baju piyama suami mungilnya itu dan tanpa mengucapkan apapun ia melenggang pergi masuk kedalam kamar mandi, meninggalkan Gun yang kecewa juga merasa bersalah.

"Sialan kau Off!"

Off melihat dirinya sendiri di cermin, merutuki dirinya sendiri yang hampir kelepasan bahkan sudah membuat tanda di leher Gun.

Dia harus mandi untuk menghilangkan rasa panas ditubuhnya dan juga mendinginkan pikirannya. Off belum bisa melakukan hubungan 'itu' dengan Gun,  ia belum merasa pantas untuk melakukannya.

Dan alasan terbesarnya adalah....

"P'Off" Tiba-tiba Gun masuk kedalam kamar mandi,  berhasil membuyarkan lamunan Off.

"Apa yang kau lakukan disini Gun" Off menoleh kearah Gun yang mendekatinya

Namun saat Gun sudah berdiri tepat disampingnya, ia langsung mengalihkan pandangannya kearah lain. Sial, melihat Gun saja sudah membuat libidonya kembali naik.

"P'Off maafkan aku, aku tidak ber--"

"Gun bisakah kita tidak membahasnya dulu? lebih baik sekarang kau tidur karena besok kita akan kembali ke Thailand"

Gun menunduk takut saat mendengar suara Off yang meninggi, ia bisa merasakan kekesalan dan kemarahan dalam ucapan suaminya itu.

"Sekarang keluarlah, aku harus mandi" lanjut Off melirik Gun yang menunduk dengan memilin ujung baju piyamanya

Off kembali mengumpat, ia lagi-lagi kelepasan. Menarik dalam-dalam nafasnya untuk menambah pasokan kesabarannya yang tinggal setipis tisu dibagi sepuluh.

"Gun, ini sudah larut malam, kau juga pasti sangat lelah jadi sekarang istirahatlah dan tidurlah" Off mendekati Gun, sedikit melembutkan ucapannya.

"P'Off kau masih belum bisa mencintaiku ya?" cicit Gun

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang