41;

2.4K 187 112
                                    

Off menatap kosong kearah dinding, mengabaikan orang-orang yang berlalu lalang didepannya sambil memandangnya penasaran. Muka penuh lebam, air mata yang sedari tadi tak berhenti keluar dari pelupuk matanya, namun wajah pria itu terlihat datar membuat orang-orang tak bisa menebak bagaimana perasaan Off yang sebenarnya.

Sebuah kotak obat terulur ke depan wajah Off, namun Off seolah tak memperdulikannya. Entah mengabaikannya atau memang saat ini pikirannya sedang tidak berada ditempatnya.

Tay menghela nafasnya lelah, sebenarnya ia sedang marah pada Off namun melihat adiknya yang seperti mayat hidup membuat Tay merasa sedikit kasihan pada Off.

Tay membersihkan luka lebam di wajah Off yang diakibatkan oleh pukulan ayahnya beberapa jam lalu. Entah sudah berapa pukulan, tapi mungkin itu lebih dari 10 pukulan?.

Beberapa jam yang lalu, setelah Dokter memberi tahu tentang keadaan Gun, ayah Off langsung saja memukul Off tanpa ampun hingga 2 security datang untuk memisahkan mereka berdua.

"Aku membunuhnya phi" ucap Off masih menatap ke arah dinding.

Tay tidak bergeming, ia lebih memilih untuk mengobati luka Off. Tapi sepertinya pria di sampingnya ini tak merasakan apapun karena ekspresi Off tak berubah sama sekali. Tatapan kosong, muka datar dan air mata yang terus menerus membasahi pipi.

Flashback

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan keduanya namun tuhan berkehendak lain.."

"Maksud Dokter?" bingung nyonya Dararat dan semua orang yang disana

"...Khun Atthaphan mengalami keguguran, pendarahan pasien cukup banyak--"

"Hahaha itu tidak mungkin dok, suami saya adalah laki-laki tulen, bagaimana dia bisa hamil?" potong Off dengan kekehannya, ia tentu tidak bisa langsung mempercayai dan menerima ucapan Dokter didepannya ini.

"Maaf khun, tapi seperti itu lah faktanya. Kehamilan  khun Atthaphan sudah memasuki usia 12 minggu tapi ini masih tergolong usia kandungan muda dan usia ini cukup rentan untuk mengalami keguguran. Bukan hanya itu, janin di dalam rahim khun Atthaphan tidak cukup kuat untuk berkembang, apalagi jika sang ibu banyak pikiran atau kelelahan, hal ini akan sangat berpengaruh pada si jabang bayi. Ini juga bisa terjadi pada kehamilan oleh laki-laki"

Bak ada sebuah palu besar yang menghantam kepala Off, seolah ada banyak pisau yang menusuk dadanya hingga menciptakan sakit yang teramat. Ucapan Dokter didepannya terdengar seperti lelucon yang bisa membuatnya tertawa namun kini bukannya tawa yang keluar dari mulutnya tetapi air mata yang tanpa aba-aba keluar dari matanya.

Telinga Off berdenging panjang saat tiba-tiba ayahnya kembali memukulnya. Tak ada perlawanan dari Off, pria jangkung itu tampak diam saja menerima pukulan dari ayahnya, bahkan ia tak merasakan sakit dari tubuhnya selain rasa sakit dari hatinya.

Hingga setelah beberapa pukulan menghantam wajahnya, datanglah seorang security untuk memisahkan mereka berdua

Flashback end

"Kau brengsek Off" Kata Tay sambil menekan kuat luka Off dengan kapas, tapi lagi-lagi pria itu hanya diam dengan wajah datarnya.

"Aku tahu" jawabnya lalu menoleh kearah Tay

Tay terkejut saat melihat wajah Off, mata adiknya itu terlihat semakin membengkak dan memerah karena air mata. Namun beberapa detik kemudian Tay mengubah ekspresi wajahnya seperti semula dan membereskan kotak obatnya.

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang