50;

2.4K 143 20
                                    

Langkah mungil itu memasuki sebuah gedung tinggi, berjalan dengan santai sambil sesekali tersenyum pada pegawai yang menyapanya. Semakin merapatkan outer yang ia kenakan karena mendapatkan beberapa tatapan dari orang-orang disana yang membuatnya tak nyaman.

Gun masuk ke dalam lift khusus untuk pejabat tinggi di kantor Off. Ia awalnya ingin menaiki lift biasa namun tiba-tiba ia merasa takut untuk bertemu dengan orang-orang, lebih tepatnya tatapan yang orang-orang berikan padanya. Ia juga sedikit menyesali  karena datang ke kantor Off.

Gun sudah tak mengunjungi kantor suaminya itu selama 1 tahun lebih, dan ia menyadari bahwa banyak pegawai baru yang masih belum mengenalnya dan menatapnya dengan tatapan yang 'aneh' ?, sebenarnya ini salah satu alasan Gun malas untuk keluar rumah. Karena banyak orang yang menatapnya aneh terutama kearah perutnya yang semakin membesar.

Lift terbuka tepat di lantai ruangan Off berada, Gun menghela nafasnya dan mencoba untuk tersenyum karena Off pasti akan marah dan tak suka jika melihatnya sedih.

Gun mengernyit heran kearah ruangan Luke dan Namtan yang kosong, kemana perginya 2 orang yang selalu heboh saat melihatnya itu?. Gun mengabaikannya, ia juga baru mengingat bahwa Off tadi pagi bilang tidak akan pulang saat makan siang karena harus meeting. Mungkin mereka belum selesai meeting, pikir Gun.

Gun membuka ruangan Off tanpa mengetuknya terlebih dahulu, berfikir bahwa ruangan itu kosong, namun nyatanya sesaat Gun membuka pintu semua mata langsung tertuju padanya membuat Gun terkejut dan hanya bisa berdiri dengan kikuk.

"M-maaf, aku tidak tahu jika kau meeting disini" gugup Gun berdiri di ambang pintu dan bersiap untuk kembali menutup ruangan Off.

"Baby" Off berdiri dari duduknya, menghampiri Gun yang hendak keluar dari ruangannya.

"Kenapa kau kesini tanpa mengabariku dulu?" tanya Off lembut membuat klien yang sedari tadi mengobrol dengan Off terkejut ketika mendengar nada Off yang seketika berubah saat berbicara dengan orang yang memasuki ruangannya tanpa permisi.

"Aku tadi mengecek butik lalu mampir ke sini" jawab Gun apa adanya.

"Apa kau lelah? duduklah dulu" Off memegang pinggang Gun dan menyuruhnya untuk duduk di dalam ruangannya.

"Papii" Gun mencoba melepaskan tangan Off dari pinggangnya dan hal itu tentu saja membuat Off heran.

"Kenapa?" tanya Off

"Sebaiknya aku pergi dari sini dan menunggumu di luar saja, maaf karena sudah menganggu rapat mu" ucap Gun menatap sungkan pada klien Off yang masih menatap kearah mereka berdua.

"Tidak baby, kau sudah jauh-jauh datang kesini. Kakimu juga pasti masih sakit karena perjalanan kemarin, jadi lebih baik kau istirahat dulu di dalam" ucap Off yang di balas gelengan oleh Gun, sungguh ia semakin merasa tak enak saat mendapat tatapan sinis dari seorang wanita di sana.

"Nong Gun, lebih baik kau istirahat disini dulu" Namtan datang menghampiri dua orang yang masih berdiri di depan pintu.

"Benar, kasian Bibu pasti merindukan Papii nya kan?" Luke menambahi sambil mengelus perut Gun yang tertutupi kaos serta outer tebalnya.

"Ayo, kau harus istirahat disini dulu Baby" Off menuntun Gun menuju kursi kerjanya, mendudukkan pria mungil itu disana.

"Tunggu sebentar ya, aku harus menyelesaikan rapatku dulu" kata Off lalu duduk di sofa yang ada disana, bergabung dengan orang-orang yang sudah menunggunya.

Gun hanya bisa menunduk sambil memainkan ujung bajunya, ia sangat ingin pergi dari ruangan Off karena ia merasa bahwa klien Off sepertinya tak menyukainya?, ia juga merutuki kebodohannya karena dengan seenaknya masuk tanpa permisi ke ruangan suaminya itu dan menganggu pekerjaan Off.

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang