Special Chapter - 1

1.8K 114 21
                                    

5 tahun kemudian...

Off mengernyitkan dahinya kala merasakan sebuah pukulan pada pipinya, kembali mendesis kala pukulan itu terasa semakin keras. Dengan kesal Off membuka matanya guna melihat pelaku kekerasan yang sudah berani menganggu tidur nyenyak nya.

"Morning Papii" senyuman lebar dengan kedua lesung dalam pada pipi seorang bocah mungil yang terduduk di perut Off membuat Off terlupa akan kekesalannya beberapa saat yang lalu.

"Morning too Liam jagoannya Papii" Off mengangkat tubuh Liam dan membawanya duduk di pangkuannya dengan posisi Off yang bersandar pada headbord.

Dengan jahil tangan Off menarik gemas hidung mungil Liam yang menciptakan protesan tidak terima dari pemiliknya.

"No Papii, tidak boleh nakal" ucap Liam dengan gerakan tangannya yang lucu.

"Papii tidak nakal tapi Liam yang nakal"

"Liam? nakal?" tanya Liam

"Liam tadi memukuli pipi Papii saat Papii masih tidur, itu tidak sopan"

"Maafkan Liam, tapi Liam tadi disuruh Dada untuk membangunkan Papi, tapi Papi kalau tidur seperti orang mati ga bangun-bangun jadi Liam memukul pipi Papi saja biar cepet bangun" celoteh Liam lucu menjelaskan yang lagi-lagi membuat Off gemas karenanya.

Cup

Satu kecupan Off berikan pada pipi kanan Liam.

Cup

Satu kecupan di pipi kiri Liam.

Cup

Satu kecupan di bibir mungil Liam.

"Papi stop" Liam menutup bibirnya dengan kedua tangan mungilnya, mencoba menghindari Off yang hendak kembali menciumnya.

"Kenapa?" tanya Off bingung

"Jangan memakan bibir Liam" ucap Liam

"Memakan bibir? what do you mean kid?" tanya Off bingung dengan ucapan anaknya tersebut.

Perlahan Liam menurunkan tangan yang menutupi bibirnya lalu menatap Off lekat .

"Liam sering melihat Papi memakan bibir Dada"

"Hah? memakan bibir Dad--"

"LIAM!" pekik Off saat menyadari maksud ucapan anak didepannya yang menatapnya polos.

"Kenapa papi suka sekali memakan bibir Dada? apa papi tidak tahu kalau bibir Dada sering terluka karenanya? Papi jahat sekali" lanjut Liam polos

Sedangkan Off hanya bisa melongo tak percaya dengan ucapan anaknya yang baru berusia 5 tahun ini. Ia bahkan sudah kehabisan kata-kata untuk menjelaskan tuduhan Liam yang mengatakan bahwa dirinya memakan bibir Gun hingga bibir Gun sering terluka.

Liam, anak itu terlalu pintar untuk kalangan anak seusianya.

"Liam apa Papi Mu belum bangun juga?" tiba-tiba Gun masuk ke dalam kamar, membuat dua orang disana reflek menoleh kearahnya.

Liam tiba-tiba beranjak cepat dari duduknya, berlari kearah Gun dan memeluknya yang membuat Gun keheranan.

"Hei sayang kenapa?" tanya Gun yang kini sudah mensejajarkan tingginya dengan Liam, tangannya bergerak merapikan rambut Liam yang sedikit berantakan.

"Apa bibir Dada masih sakit?" tanya Liam sambil menyentuh bibir Gun yang memang seperti ada bekas luka gigitan disana.

Namun Gun kembali mengernyit heran tak mengerti maksud pertanyaan anaknya.

"Tidak, memangnya bibir Dada kenapa?"

"Bibir Dada akhir-akhir ini seperti terluka dan mengelupas kering, apa hal itu disebabkan oleh Papi yang sering memakan bibir Dada?" lagi-lagi pertanyaan polos itu keluar dari bibir mungil Liam.

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang